Mohon tunggu...
Steven P
Steven P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bapa Angkasa, Ibu Pertiwi

Penyanjung Semesta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konselor Adiksi: Jalur Karir Pecandu Narkoba

16 November 2021   09:43 Diperbarui: 16 November 2021   10:21 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulit dibayangkan bagi para pecandu narkoba akut untuk dapat berkarir dan berfungsi ditengah masyarakat selayaknya orang "normal" pada umumnya. Banyak pergumulan batin yang dihadapi oleh para pecandu narkoba termasuk keluarga dan kerabatnya tentang apa yang dapat dilakukan dan bagaimana selanjutnya setelah menjalankan proses rehabilitasi ketergantungan zat.

Wahyu (24) seorang pria asal Lombok adalah salah seorang addict (pecandu) yang berhasil membuktikan bahwa pecandu narkoba  mampu mengatasi stigma masyarakat sekaligus tetap berkembang maju dalam pemulihan dan tetap berfungsi bagi khalayak dalam bidang adiksi. Dibawah naungan institusi rehabilitasi Rumah Asa - Tangerang, Wahyu menetapkan jalan hidupnya sebagai pegiat anti narkoba yang membantu permasalahan masyarakat yang kecanduan akan zat.

Saat dihubungi melalui panggilan whatsapp Wahyu menegaskan bahwa kisah keberhasilan yang dicapai Wahyu saat ini merupakan suatu perjalanan panjang yang penuh perjuangan dan pergolakan batin diakibatkan dari dampak penyalahgunaan zat sejak usia 14 tahun. "Pada saat seseorang kecanduan akan suatu hal tertentu, hampir setiap keputusan dan pertimbangan yang diambil memperhitungkan kebutuhannya akan kecanduan tersebut" tutur Wahyu yang sekaligus memberi contoh "kenapa saat ini setiap orang harus bawa smartphonenya kemana-mana? karena ada satu sifat kebutuhan yang menyebabkan ketergantungan akan smartphone tersebut apapun alasan kebutuhannya. Ini yang perlu masyarakat luas khususnya pecandu sadari bahwa saat seseorang menempatkan suatu hal pada kadar kebutuhan yang melebihi manfaatnya apalagi melenceng dari tujuan yang baik dapat dipastikan keadaan tersebut adalah kecanduan".

Wahyu menuturkan bahwa begitu banyak hal-hal yang dia sesali saat masih kecanduan narkoba. "Saya bukan termasuk anak dari keluarga bermasalah bahkan dapat dikatakan keluarga saya mendukung setiap aktivitas saya yang positif." ungkap Wahyu. "pergaulan bebas itu faktor utama menurut saya, setelah menjadi kecanduan insting yang saya ikuti hanya insting kebutuhan saja tanpa menggunakan akal pikir atau akhlak dan norma-norma kehidupan. Hidup saya jadi seperti makhluk hidup yang bukan manusia" tuturnya. Menurut Wahyu terlepas dari tindak-tanduknya yang banyak merugikan keluarga, hanya keluarganya saja yang membantunya dalam proses pemulihan. 

Pada program rehabilitasi dijelaskan bahwa proses pemulihan akan terasa berat bagi pecandu terlebih apabila institusi rehabilitasi menerapkan konsep total abstinence (pemutusan total setiap zat yang memiliki sifat candu; kopi, rokok, dll) namun menurut Wahyu itu adalah satu-satunya cara yang dapat memberikan pecandu sebuah peluang untuk pulih dari kecanduannya.

Menurut pengalaman Wahyu program rehabilitasi memiliki rentang waktu sesuai kebutuhan klien "Antara 6-12 bulan. Kalau masih ringan bisa selesai 3 bulan tergantung perkembangan pemulihan klien tapi rata-rata program dianjurkan minimal 6 bulan untuk pembentukan kebiasaan baru setelah kecanduannya dihilangkan". Sedangkan untuk menjadi seorang pekerja dibidang adiksi membutuhkan waktu pendidikan 12-16 minggu. Rumah Asa disamping menerima klien untuk program pemulihan ketergantungan zat juga menyediakan layanan pendidikan yang dibutuhkan untuk menjadi pekerja dibidang adiksi narkoba. "Kebanyakan kami yang bekerja dibidang ini dilandasi dengan kepedulian dan pengertian atas perjuangan pecandu dalam menghadapi kecanduan makanya banyak dari kami adalah ex-user (mantan pengguna) yang telah dipulihkan" imbuhnya.

Saat ini Wahyu berhasil mempertahankan pemulihannya sejak tahun 2019 dan sekaligus menjadi seorang staff di Rumah Asa, fasilitas rehabilitasi yang berlokasi di Kelapa Dua-Tangerang.

"Bagi para pecandu maupun kerabat dan keluarga pecandu, jangan tunggu ditangkap polisi dan secepatnya ambil tindakan intervensi pemulihan dari kecanduan narkoba. Kami difasilitas Rumah Asa membuka lebar pintu kami dan menerima setiap klien layaknya keluarga kami sendiri." tutupnya. 

penulis; steven piri-universitas siber asia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun