Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA-KUPANG
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan segala jiwa. Tulisan yang saya senangi adalah puisi. Jika jatuh maka bangkit lagi. Never Give Up.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat Kecil di Negeri Orang

18 September 2023   07:43 Diperbarui: 18 September 2023   08:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi.

SURAT KECIL DI NEGERI ORANG

Oleh: Fr. Steven Saunoah

Tentang kisah malam kemarin, perjumpaan itu tak pernah kusangka,

seumpama selembar daun yang layu diterpa angin tanpa diminta, dihujat sebagai fasik oleh yang munafik dengan sengaja, hingga aku jatuh di negeri orang.

Dan kisahku dimulai saat kau kasihani aku di tengah endapan lara fana.

"Kali ini mungkin kita adalah sebuah perjumpaan. Kau menjadikan kita 'ada' dalam ketiadaan, dan ketiadaan itu adalah aku," rintihku pada malam.

Namanya adalah kisah sederhana. Kisah itu begitu mudah diceritakan. Secangkir senyuman kau suguhkan tatkala matahari terbit, dan sebatang sigaru* menjadi teman sebuah cerita. Butuh waktu lama untuk berbagi luka antara dua tokoh utama: 'waktu' dan 'aku'. Waktu bercerita tentang derita orang-orang kalah yang inginkan perdamaian. Dan aku menjadi tokoh kedua yang hanya termenung sembari berdoa.

Namanya adalah kisah sederhana. Kata-kata tak mampu mengungkapnya. Barisan luka pun hanya terpaku. "apa yang harus kuperbuat?"

Masih tentang kisah sederhana. Kali ini aku terpaksa menenun senja di Aerpoto Palaban* bersama bayang dan kenangan tentang cinta, aku menulis sepucuk surat: ada kisah orang-orang hebat di Negeri sebrang. Senja pun tersenyum. "Masih ada cerita indah di lain waktu", bisik senja padaku. "Obrigado barak," balasku diselingi tinta air mata.

Palaban, 17/09/23

NB:

*Sigaru merupakan bahasa Timor Leste untuk kata rokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun