Masih seperti biasanya, sunyi
tak berbunyi yang memendam rasa rindu tanpa duri.
Malam suntuk semakin bungkam,
tak menerima dirinya yang lelah, bagai kapal karam
di jendela senjaku: masih saja terdengar tangisan suram.
"Sampai berapa lama sunyiku pergi?
Biarkanlah kepingan-kepingan kataku,
menjelma doa panjang kepada Tuhan,
agar aku mampu menari di balik sunyi".
Sudahlah...ini hanya tentang sunyi,
bukan sepi yang tak pernah kembali.
"Pergilah. Aku masih menantimu di ujung senja,
berharap kau datang membawa mimpi kita".
Penfui, 27/05/23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H