Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA-KUPANG
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan segala jiwa. Tulisan yang saya senangi adalah puisi. Jika jatuh maka bangkit lagi. Never Give Up.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Katekese Sebagai Pengembangan Iman yang Sederhana di Tengah Masyarakat

16 Maret 2023   22:13 Diperbarui: 16 Maret 2023   22:22 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Mirifica News


KATEKESE SEBAGAI PENGEMBANGAN IMAN  YANG SEDERHANA DI TENGAH MASYARAKAT

Oleh: Steven N. Ch Saunoah

 

PENDAHULUAN

Iman merupakan tanggapan akan wahyu Allah. Wahyu Allah datang kepada setiap manusia, tergantung setiap individu menanggapi wahyu tersebut. Ada yang menanggapi dengan serius, ada yang biasa-biasa saja dan ada pula yang tidak sama sekali menanggapinya. 

Di dalam filsafat manusia dikatakan bahwa manusia adalah individu yang selalu bertanya. Setiap hal selalu dipertanyakan oleh manusia. Kendati demikian, hal yang selalu dipertanyakan inilah yang menjadi suatu kelemahan manusia, sehingga iman pun bisa dipertanyakan. Menjawabi itu, Thomas Aquinas yang adalah seorang teolog Kristiani pada abad pertengahan mengatakan bahwa iman menjawabi  kelemahan indrawi.

Katekese berasal dari asal kata Yunani Katekein, yang berarti yang "nyaringkanlah". Hal ini menjadi dasar bagaiamana iman harus terus didengungkan kepada manusia. Secara sederhana katakese adalah usaha pengajaran atau pendidikan agama bagi calon permandian atau bagi umat[1]. Katekese berusaha untuk merangkum sebagian lapisan kaum Kristiani agar masuk dalam proses pendidikan iman yang benar. Jadi, katekese merupakan "realitas" khas kegerejaan yang harus dikaji dan dikembangkan sesuai dengan keadaan zaman.

Bidang katekese melewati batas horizon pengajaran perihal kebenaran iman, tetapi mencakup seluruh latihan edukatif dengan mana setiap pribadi menyiapkan diri secara bertahap untuk mengambil bagian secara penuh dalam iman dan hidup orang Kristen. 

Katekese dikatakan pula sebagai ilmu sederhana untuk mengembangkan iman umat Kristiani dan berusaha mengembangkannya di dalam hidup harian. Katekese merupakan sebuah ilmu. Term "kateketik" menyebutkan bahwa kateketik merupakan pemikiran yang sistematis dan pedagogis[1], tentang ajaran agama bagi manusia dalam situasi konkrit hidupnya. 

PEMBAHASAN


Iman

Dewasa ini iman bagi orang Kristiani harus dipertanggungjawabkan. Sejak Gereja perdana, para rasul telah menghidupkan semangat Injil di kalangan orang-orang Yahudi. Kesakisan Petrus yang berkhotbah di depan orang-orang Yahudi dan mereka semua yang tinggal di Yerusalem telah menggerakan hati mereka untuk dibaptis. 

Mereka yang telah dibaptis menerima cara hidup jemaat perdana. Hal ini dibuktikan dengan mereka yang selalu bersatu, dan segala kepunyaan  mereka adalah kepunyaan bersama, harta yang mereka punyai dikumpulkan lalu dibagikan sesuai kebutuhan masing-masing. Dan yang terpenting adalah "mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah", (bdk. Kis. 2:41-47). Pada intinya kehidupan para rasul dan jemaat perdana telah menampilkan contoh iman yang menyata dalam tindakan.

Iman adalah tanggap manusia terhadap revelasi. St. Agustinus menyebutkan bahwa ada 2 dimensi makna dari iman, yakni:

  • Fides qua creditur: iman yang dipahami sebagai sikap personal manusia atas pewahyuan diri Allah. Dalam hal ini, manusia mempercayakan diri dan hidupnya secara utuh kepada Allah.
  • Fides quae creditur: penerimaan atas ajaran atau doktrin atau dogma Gereja mengenai isi revelasi.

Kedua makna ini memperlihatkan bahwa iman bisa ditanggapai secara personal maupun telah melalui tahap revisi para magisterium Gereja. Secara sederhana, bisa dikatakan bahwa iman yang baik adalah tanggapan yang diterima masing-masing orang. Jadi, iman tidak bisa dipaksakan. Iman dipertanggungjawabkan oleh masing-masing orang.

Katekese Umat: Keterlibatan Umat di dalam Gereja

Gereja adalah umat Allah yang percaya kepada Yesus Kristus. Gereja yang percaya kepada Yesus Kristus melanjutkan dan mewujudnyatakan keselamatan Allah di dunia ini. Maka, tidak heran jika Gereja umat Allah selalu terlibat aktif di dalam karya-karya pastoral, selain kaum klerus. Dengan demikian umat Kristiani mempunyai tugas dalam kehidupan menggereja.

Salah satu tugas penting Gereja bagi umatnya adalah melakukan pewartaan dan pendidikan iman umat. Tugas pewartaan atau kerygma merupakan salah satu dari lima bidang tugas Gereja lainnya, yakni: leiturgia (liturgi atau pelayanan iman), diakonia (pelayanan), koinonia (persekutuan) dan martyria (kesaksian iman).(Fransiska Widyawati and Afriana Jenita 2022).

Keempat bidang karya pastoral Gereja itu hadir untuk menghadirkan dan membangun persahabatan, mengembangkan pewartaan Kabar Gembira, menghidupkan peribadatan yang menguduskan dan memajukan karya cinta kasih atau pelayanan.

Koinonia

Gereja adalah  persekutuan dan  persaudaraan murid-murid  Kristus. Hidup persaudaraan  berarti  membina persekutuan  hidup yang  saling mengasihi,  sehati-sejiwa atas  dasar  relasi dengan  Yesus Kristus.  Persaudaraan  yang dicita-citakan adalah  persaudaraan  yang  tertuju  bagi  keselamatan  semua   orang [3]. Sebagai orang beriman,  kita dipanggil dalam persatuan erat denganAllah Bapa dan sesama  manusia melalui Yesus Kristus,  Putera-Nya, dalam kuasaRoh  Kudus.  Maka,  berkaitan  dengan  ini  katekese  umat  menjadi  sarana untuk membentuk paguyuban yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. 

Hal   ini   berelasi   dengan   'cura   anima' dan  menyatukan  umat  sebagai  Tubuh Mistik  Kristus. Oleh karena  itu, melalui  katekese diharapkan  umat dapat menciptakan  kesatuan antar umat,  umat dengan paroki  dan umat dengan  warga masyarakat. Dalam komunitas  Kristiani itu  katekese umat ikut  menciptakan dan  membangun kebersamaan  dan  kerjasama yang  baik  antarumat  untuk saling  melayani.

 

Kerygma

Gereja seluruhnya  merupakan  pewartaan dan  kesaksian  tentang  Yesus  Kristus, Sabda,dan Wahyu  Allah[4].  Hal  ini menegaskan  bahwa sudah  menjaditugas Gereja untuk  membawa Kabar Gembira  bahwa Allah telah menyelamatkan dan  menebus   manusia  dari  dosa   melalui  Yesus  Kristus,   Putera-Nya.  

Melalui   katekese,   Kabar  Gembira   diwartakan   secara  baru   dan diharapkan  bisa  membantu Umat  untuk  semakin  mendalami kebenaran Firman  Allah,  menumbuhkan   semangat  untuk  menghayati  hidup   berdasarkan semangat   injili  yang   menggembirakan   bagi   siapa   saja,  dan   mengusahakan pengenalan  yang  semakin  mendalam  akan  pokok  iman  Kristiani  supaya  tidakmudah   goyah   dan    tetap   setia.  

 

Leiturgia

Salah satu fungsi Gereja adalah menguduskan. Di dalam liturgi umat mengungkapkan imannya akan kasih Allah. Kasih Allah tak pernah berkurang kepada umat manusia. Maka, sangat penting untuk membagikan kasih-Nya kepada sesama. Untuk itulah, leiturgia hadir untuk menguduskan.

Pernyataan identitas maupun partisipasi aktif umat yang telah diungkapkan di  atas  akan  mendapatkan  wujudnya,  tentu  didasari  oleh  katekese  itu  sendiri.Anjuran Apostolik  I Paus Yoh.  Paulus Sina II  tentang penyelenggaraan katekesemasa kini "Katekese mempunyai  hubungan batin dengan seluruh kegiatan liturgisdan sakramental....." [5]. 

Artinya  ada  kedekatan relasi  antara katekese dan  liturgi maupun  sakramen. Katekese  akan  bersifat konseptual  belaka  jikalau tidak dihidupkan dengan praksis sakramental. Begitu juga kehidupan  sakramentalakan  menjadi hampa  dan sekedar  ritual,  apabila tidak  didasari  oleh pemaknaan yang  sungguh mengenai  sakramen-sakramen  melalui  katekese.  Maka  katekese diharapkan  mampu membantu  umat  untuk  semakin  memaknai dan  menghayatiliturgi dan sakramen-sakramen dalam hidup konkret mereka. 

Diakonia

Katekese sebagai  pendidikan iman mempunyai  tugas membangkitkan dan  membina  pengungkapan   dan   perwujudan  iman   umat   dalam  pelbagai macam   bentuknya:  pendidikan   dalam   kehidupan   doa  dan   sakramen,pendidikan dalam  kehidupan moral, pendidikan  dalam gerakan ekumenis, dalam memperjuangkan perdamaian,  keadilan,  kebenaran dan  lingkungan hidup. Diakonia  merupakan  suatu bentuk  pelayanan  Gereja  untuk  mewujudkan   iman  dalam  masyarakat.  Gerejadipanggil menjadi  pelopor  pelayanan, hadir  pada orang  lain sebagai  sesamanya.

 

PENUTUP

Katekese merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas mewartakan Injil yang diamanatkan Yesus Kristus (Mat 28:19-20; Mrk 16:15). Katekese adalah pembinaan anak-anak , kaum muda dan orang dewasa dalam iman, khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan secara sistemastis, dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (Cathechesi Tradendae 18).

Menurut Konsili Vatikan II Gereja adalah: "persekutuan orang-orang yang dipersatukan dalam Kristus..., dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang" (Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes art 1). Penyampaian warta keselamatan Yesus Kristus kepada semua orang antara lain dilaksanakan melalui Katekese.

Paus Paulus VI menyatakan dalam Ensiklik tentang pewartaan Injil, Evangelii Nuntiandi: "Melalui pelajaran agama yang sistematis, akal budi dibina dengan ajaran-ajaran dasar, kenyataan yang terkandung di dalam kebenaran yang disampaikan Allah kepada kita, agar dicamkan oleh ingatan dan diolah hati sedemikian sehingga merasuki kehidupan... juga dengan menggunakan media komunikasi sosial yang dapat menjangkau sejumlah besar, menyapa secara pribadi dan sekaligus mengundang komitmen yang sepenuhnya bersifat pribadi" (Evangelii Nuntiandi, 43-45).

Katekese adalah bentuk pengembangan iman yang sederhana. Tugas anggota Gereja adalah kerygma, leyturgia, koinonia, martyria, dan diakonia. Secara sadar akan pentingnya iman di dunia dewasa ini, perlulah umat beriman mengembangkan iman. Salah satu bentuk yang sederhana adalah dengan berkatekese. 

Sebab, katekese dapat membantu umat agar menghayati iman dengan hidup berbaur dalam masyarakat, peka akan kehadiran Allah dalam kebudayaan setempat dan tradisi agama lain, tanggap dan terlibat dengan pelbagai masalah sosial dan memberi kesaksian tentang Yesus Kristus dan Kerajaan Allah melalui kebersamaan, solidaritas, berbagi rasa dan perkataan.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun