sesekali pandangan matanya dialihkan ke cermin,
dengan harapan yang ia harapakan di depan pantulan.
Air matanya runtuh menjelma malam yang dingin,
dan dengan tangannya ia mengusap setiap rindu yang menetes pelan.
Suara hatinya berbisik: "rindumu telah usai. Pulanglah ke pangkuan hatimu yang lama.
Sekarang waktunya untuk mengikhlaskan yang tak pernah menghargaimu".
13/05/23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!