Mohon tunggu...
Steven Thomas
Steven Thomas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hanya kepentingan mata kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Perspektif dan Teori Pendalaman Media

18 Januari 2024   10:47 Diperbarui: 18 Januari 2024   10:51 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori McLuhan menekankan bahwa kita sering kali tidak menyadari dampak media karena kita terfokus pada konten dari pada medium itu sendiri. Pendidikan media yang terintegrasi dapat mengajarkan masyarakat untuk membaca lebih dari sekedar konten dan memehami bagaimana medium membentuk pandangan dunia. Paradigma kritis dan teori McLuhan bersama-sama mendorong perlunya literasi media yang menyeluruh. 

Konteks ini mefokuskan terhadap teori McLuhan dalam konteks teori "Hot" dan "cool" media, konsep tersebut dapat membantu kita memahami bagaimana suatu ruang publik digital seperti Instagram dapat terkooptasi oleh kepentingan politik dan ekonomi.

  • Media "Hot" dan "cool".

McLuhan mengklasifikasikan media menjadi "hot" dan "cool," di mana media "hot" membutuhkan partisipasi aktif dan interpretasi lebih tinggi dari pengguna, sedangkan media "cool" lebih pasif dan memberikan lebih sedikit ruang bagi partisipasi aktif. Instagram, dengan fokusnya pada gambar dan video singkat, dapat dianggap sebagai media "cool," di mana pengguna seringkali lebih pasif dalam menerima konten.

  • Ruang Publik Digital yang Terkooptasi.

dalam konteks ruang publik digital seperti Instagram, kecenderungan media "cool" mungkin membuat pengguna lebih rentan terhadap terkooptasi oleh narasi yang disajikan tanpa partisipasi kritis yang cukup. Pihak-pihak dengan kepentingan tertentu dapat memanfaatkan sifat media "cool" untuk menyajikan narasi yang mudah dikonsumsi tanpa refleksi yang mendalam.

  • Manipulasi Melalui Visual dan Pendekatan Ringkas.

Instagram dengan fokus pada gambar dan video singkat, memiliki potensi untuk memanipulasi opini publik dengan cara yang lebih cepat dan langsung. Visual yang menarik dan narasi yang singkat dapat dengan mudah memengaruhi persepsi tanpa pengguna harus terlibat secara mendalam. Dalam konteks ini, terkooptasi dapat terjadi ketika informasi disajikan secara selektif untuk mendukung agenda tertentu.

  • Peran Pengguna Sebagai Konsumen Pasif.

Media "Cool" seperti instagram cenderung membuat pengguna menjadi konsumen informasi yang lebih pasif. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak dengan kepentingan tertentu untuk mengarahkan opini publik tanpa adanya partisipasi kritis yang cukup dari pengguna.

  • Pemertahanan Ruang Kritis.

Dalam melihat teori "hot" dan "cool" masyarakat perlu memahami potensi terkooptasi yang terkandung dalam media "cool" seperti Instagram. Pemertahanan ruang kritis memerlukan kesadaran pengguna terhadap bagaimana media tersebut dapat memengaruhi pandangan mereka dan bagaimana mereka dapat secara aktif berpartisipasi dalam dialog dan pertukaran ide.

Dengan memahami sifat media "cool" yang artinya bukan hanya dingin tapi mengarah pada potensi terkooptasi, pengguna dapat lebih waspada terhadap manipulasi informasi dalam ruang publik digital manapun seperti Instagram. Dan masyarakat dapat bekerja bersama untuk menjaga keberlanjutan dialog kritis dan pertukaran ide.

Semoga Blog ini bermanfaat ketika ingin mengenal media ya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun