Setelah berhasil membuat kelas, lengkap dengan sesi, bahan ajar, dan video pembelajaran. Kini saatnya, kita membuat bagian akhir dari kelas kita yaitu sistem penilaian dan evaluasi secara online di Kelase.
Sesi 5 ini banyak memberikan wawasan yang inspiratif mengenai evaluasi pembelajaran dalam Kelase. Saya bersyukur Kelase sudah menyediakan berbagai bentuk evaluasi belajar dalam fitur kelasnya. Ada 2 kolom penugasan yang dipelajari. Kolom tugas dan kolom kuis.
Untuk kolom tugas, kita dapat mengisi deskripsi tugas dalam kelas kita seperti apa. Misanya saja, dalam TED Ed Club, saya memberi tugas untuk membuat poster, apa yang menjadi passion kamu. Anda juga dapat dengan mudah memasukkan gambar sebagai contoh dalam pengerjaan tugas. Anda juga diberi kesempatan untuk menentukan tenggat waktu pengerjaan dan pengumpulan tugas.
Untuk penilaiannya, anda juga dapat menentukan sendiri skor untuk setiap tugas yang diberikan. Namun, apakah penilaian hanya berupa skor tersebut? Tentu saja lebih dari sekedar skor angka, siswa perlu diberikan penilaian tugas yang lebih komprehensif dan relevan agar siswa dapat belajar dari tugas tersebut lebih mendalam. Mendesain penugasan yang tepat sangatlah penting bagi perkembangan siswa.
Apa saja contoh-contoh penilaian tugas yang dapat anda berikan kepada siswa anda?
Tentu saja banyak. Anda bisa meminta mereka mengobservasi, mengulang, mengevaluasi, mendengar, mewawancarai, menggunakan rubrik, dan variasi penilaian sesuai dengan keunikan dan karakteristik siswa. Berikut adalah rincian contoh-contoh bentuk penilaian tugas yang dapat anda berikan kepada siswa anda:
Sumber: http://elearninginfographics.com/category/teachers-infographics/
Satu hal yang saya sukai dalam kolom tugas Kelase adalah semua siswa dapat melihat tugas siswa lainnya dimana artinya disini siswa dapat belajar dari teman-temannya dan mengekspresikan hasil tugasnya dengan bangga kepada siswa lain.
Setelah mengeksplorasi kolom tugas, Kelase juga menyediakan Fasilitas pembuat kuis. Meskipun, saya tidak begitu suka dengan sistem penilaian kuis yang sekedar mengukur kognitif siswa, tapi harus saya akui kelase menantang saya untuk mendesain kuis yang menantang siswa berpikir kritis. Ada berbagai macam bentuk kuis seperti pilihan ganda dan esai.
Dengan fitur Bank Soal, anda dapat dengan mudah mengupload soal-soal yang anda buat beserta pilihan jawaban dan poin yang ada di dalamnya untuk setiap soal. Untuk soal pilihan ganda cenderung lebih kompleks karena harus mendesain pilihan jawaban. Sayangnya belum ada penilaian otomatis dimana kuis Pilihan Ganda dapat dinilai dengan cepat dengan komputer. Jadi anda harus memasukkan nilai secara manual. Namun, saya salut dengan konsep bank soal yang mempermudah pengguna untuk mengumpulkan dan memilih variasi soal.
Di TED Ed Club, saya mencoba mendesain kuis esai dimana siswa diberi waktu untuk mendefinisikan TED Ed Club itu sendiri.
Anda juga bisa membatasi waktu pengerjaan siswa anda sesuai dengan bobot soal. Saya sendiri mencoba menjadi siswa dan mengisi jawabannya. Namun, saat hendak memberikan penilaian, saya mendapati penilaian hanya terbatas berupa angka tanpa rubrik. Jadi kita hanya bisa memasukan 1,2, 3 poin untuk setiap soal secara manual sebagai hasil umpan balik.
Disini saya menemukantantangan tersendiribahwa belum adanya fasilitas rubrik penilaian dalam tugas esai. Mengapa rubrik penilaian penting, bahkan menurut saya terpenting? Karena rubrik penilaian itulah yang sebenarnya membantu siswa untuk mengevaluasi aspek-aspek yang menjadi kekuatan dan menjadi tantangan untuk dikembangkan ke depan.
Menurut Mia MacMeekin dalam artikelnya tentang rubrik, Ia mendefinisikan rubrik adalah tabel penilaian yang menampilkan apa yang diekspektasikan untuk dicapai oleh siswa. Rubrik sangat penting untuk diberikan pada saat pemberian tugas agar siswa mengetahui standar apa yang harus ia capai dalam penugasan.
Menurut MackMeekin, rubrik diperlukan agar siswa dapat mengetahui dengan jelas tentang aspek-aspek penugasan, ekspektasi, hasil tugas, kualitas nilai, dan juga umpan balik yang dapat menjadi bahan refleksi siswa. Untuk lebih detilnya, bisa dieksplorasi disini:
Sumber: http://elearninginfographics.com/category/teachers-infographics/
Berikut adalah contoh rubrik otomatis yang perlu disediakan dalam fitur Kelase. Gambar ini adalah contoh fitur dari Schoology, salah satu Learning Management System yang sudah cukup populer. Disini anda dapat melihat jawaban siswa dengan cepat dan mengisi kolom rubrik dengan mudah sehingga siswa akan mendapat skor final yang akurat dan jelas.
Sumber Gambar: Schoology.com
Untuk sementara ini, solusinya adalah memberikan komentar deskriptif lewat kolom komentar tugas. Dengan demikian, siswa benar-benar memahami bagaimana ia mendapat skor 3 dari jawabannya dengan alasan deskriptif dan komprehensif.
Secara keseluruhan, fitur penilaian dan evaluasi di Kelase sudah cukup untuk memulai kelas online anda. Meskipun demikian, saya berharap, saya dapat belajar dalam pengembangkan aplikasi penilaian tugas yang lebih komprehensif seperti:
1. Teknik Gamifikasi Otomatis dalam penugasan:
Disadur dari salah satu post blog saya tentangGAMIFICATION di MeetUP Courserabeberapa bulan lalu, berikut adalah penjelasan singkat dari Gamification
Gamification : penerapan elemen game yang meningkatkan PARTISIPASI.
Sumber Gambar: www.centrodeinnovacionbbva.com
Partisipasi adalah kata kunci dalam gamification. Siapa yang tidak butuh partisipasi? Dunia pendidikan, bisnis, sains, politik bahkan berbagai bidang di dunia ini menuntut manusia untuk berpartisipasi secara aktif. Disinilah Gamification menerapkan elemen game untuk drive partisipasi manusia.
Sumber Gambar: www.edutechpost.wordpress.com
Mengapa Gamifikasi dalam Online Learning?
1. Prestasi: Gamification berfokus setiap kemajuan dan prestasi yang berhasil dikumpulkan yang tentunya mendorong manusia untuk dapat memantau pertumbuhannya
2. Kolaborasi: Kerja sama yang dilakukan sekelompok manusia dalam Gamification inilah yang mendorong untuk berpartisipasi mencapai satu tujuan.
3. Insentif untuk melibatkan yang lain
4. Tantangan: tantangan dirancang untuk mendorong manusia mencoba dan mencoba lagi.
5. Arti yang mendalam: relevansi seseorang untuk berpatisipasi dalam game.
Manfaat Gamification sangatlah luas, salah satunya di bidang di pendidikan:
Eksternal:Strategi melibatkan siswa lebih aktif.
Internal: Mendorong Produktivitas dan motivasi siswa
Behavior Change: Perubahan sikap terhadap kesehatan, keberlanjutan, keuangan pribadi.
Sumber Gambar: blog.ted.com
Salah seorang ahli Gamification, Jane McGonigal pernah menyerukan pentingnya Gamification:
“Banyak game yang memberikan insentif kepada orang untuk belajar menjadi ‘pahlawan’ dalam gamenya. Bagaimana jika kita dapat membawa elemen game ini dalam dunia nyata agar manusia juga dapat memecahkan masalah dunia nyata?”
Ada beberapa cara dalam mengintegrasikan Gamification dalam dunia pendidikan
1. Badges Penghargaan: Penggunaan rewards berupa badges spesifik yang diberikan kepada siswa yang dapat mencapai prestasi spesifik
2. Mendorong Kompetisi dan Kolaborasi: Kompetisi dan kolaborasi menantang siswa untuk terlibat aktif
3. Nilai Gamification Ekstra poin juga diberikan dalam penilaian siswa
Teknik Gamification di Kelas Saya.
1. Online Voting YouTube: Siswa ditantang untuk mengumpulkan like dan komentar sebanyak-banyaknya dari proyek video yang mereka upload di YouTube
2. Get More Followers & Tweets: Siswa diminta membuat perusahaan secara online dan mengumpulkan tweets dan followers terbanyak.
3. Schoology: Learning Management System yang lengkap memberitahu progress siswa, tambahan poin, dan rubrik spesifik dalam penilaian.
2. Pelatihan Penugasan & Penilaian Kolaboratif
Sumber Gambar: marymac.pbworks.com
Kolaborasi adalah salah satu keahlian abad 21 yang begitu penting dimiliki siswa dari berbagai kalangan. Oleh sebab itu, saya pribadi ingin belajar bagaimana Kelase menyediakan fitur Tugas Kelompok yang memberikan kesempatan pada siswa berkolaborasi secara online mengerjakan tugas. Selain itu, saya juga berharap ada sistem penugasanPeer Assessmentyang juga dapat dinilai oleh sesama peserta Kelase dengan rubrik spesifik.
3. Workshop Penilaian Online
Saya yakin masih banyak hal yang perlu dipelajari dalam penilaian dan penugasan online. Saya berharap ke depan, Kelase dapat menyediakan workshop dan komunitas berbagi dimana peserta dapat mendiskusikan berbaagi bentuk penilaian yang dilakukan dengan Kelase. Dengan sharing pengalaman ini, saya yakin Kelase akan semakin berkembang menjadi Learning Management System yang aktif, kolaboratif, dan partisipatif dengan penggunanya.
Akhir kata, saya yakin sistem online Kelase sudah cukup baik membantu pendidik dalam menilai siswa secara komprehensif. Saya berharap suatu saat nanti Kelase dapat menjadi sistem manajemen pembelajaran yang memfasilitasi dan mendorong guru dan siswa berkolaborasi mengerjakan tugas dan melakukan penilaian secara online. Ini saatnya lewat penilaian kreatif, kita dapat belajar, berkreasi, dan berekspresi lewat tugas-tugas siswa-siswi yang kreatif dengan Kelase.
Selamat berkreasi dengan sistem penilaian online Kelase!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H