Mohon tunggu...
Rizky Setiadi
Rizky Setiadi Mohon Tunggu... Penulis - Masyarakat Biasa

Seorang pemuda biasa yang berprofesi sebagai Content Creator, gemar berbagi ide/cerita , suka bertukar informasi, dan bukan penggila uang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Efek Jangka Panjang Rokok Elektrik, Apa Saja?

6 Desember 2019   16:07 Diperbarui: 6 Desember 2019   17:42 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin banyak orang mengembangkan apa yang disebut oleh CDCTrusted Source e-rokok atau produk vaping terkait cedera paru-paru, atau EVALI. Pada awal November 2019, Sumber CDCTrusted telah mencatat lebih dari 2.000 kasus EVALI dan 39 kematian.

Sebagian besar telah dikaitkan dengan produk ganja yang mengandung zat yang disebut THC, tetapi CDC memperingatkan kemungkinan nikotin juga menjadi faktor yang belum dapat dikesampingkan.

Efek samping lainnya

Bahkan jika Anda tidak mengalami efek samping serius yang membuat Anda masuk rumah sakit, Anda mungkin mengalami iritasi tenggorokan dan mulut. Batuk mual juga merupakan efek samping umum dari penggunaan alat Upods atau jenis e-rokok lainnya.

Efek jangka panjang tidak dikenal

Perangkat Vaping masih merupakan produk yang cukup baru, sehingga mungkin ada efek samping jangka panjang yang belum kita ketahui. Para peneliti saat ini sedang mencari tahu apakah ada efek negatif jangka panjang dari vaping.

Banyak ahli mencatat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian. Tidak cukup waktu berlalu untuk mengumpulkan jenis informasi yang diperlukan untuk membuat penilaian yang kuat tentang dampak jangka panjang pada kesehatan orang yang melakukan vape atau mereka yang terpapar uap.

Untuk saat ini, hubungan antara menggunakan Upods atau perangkat vaping lainnya dan mengembangkan kanker masih belum jelas. Namun, American Cancer Society tidak mencatat e-cigs memang mengandung beberapa bahan kimia penyebab kanker dalam konsentrasi yang lebih rendah daripada rokok tradisional (antaranews.com).

Sebuah studi baru menemukan bukti bahwa asap rokok elektronik menyebabkan kerusakan DNA di paru-paru dan kandung kemih tikus, yang dapat menyebabkan perkembangan kanker. Namun, penelitian ini kecil dan terbatas pada hewan laboratorium. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengungkap fakta yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun