Pernah Menjadi Korban
Beberapa pelaku bullying adalah korban sebelumnya. Mereka membalas dendam dengan membuli orang lain yang dianggap lebih lemah.
Rasa Iri
Pelaku merasa iri pada korban yang memiliki kelebihan yang tidak dimilikinya, dan melakukan bullying untuk mengurangi kelebihan tersebut.
Kurangnya Pemahaman
Anak-anak yang kurang memahami perbedaan dalam ras, agama, atau orientasi seksual cenderung melihat perbedaan sebagai hal yang salah, yang kemudian menjadi sasaran bullying.
Mencari Perhatian
Beberapa pelaku tidak sadar bahwa mereka sedang melakukan bullying; mereka hanya mencari perhatian, yang bisa diatasi dengan memberi perhatian positif.
Kesulitan Mengendalikan Emosi
Anak yang kesulitan mengatur emosi dapat melampiaskan amarahnya dengan cara membuli orang lain.
Keluarga Disfungsional
Anak dari keluarga yang tidak harmonis atau penuh konflik lebih berisiko menjadi pelaku bullying, karena kurangnya kasih sayang dan pengaruh lingkungan agresif di rumah.
Merasa Menguntungkan
Pelaku merasa mendapatkan keuntungan, seperti popularitas atau perhatian, dari tindakan bullying.
Kurangnya Empati
Pelaku tidak merasakan empati terhadap korban dan bahkan merasa senang saat melihat korban kesakitan atau menderita.
Jenis-Jenis Bullying
Bullying Fisik
Tindakan bullying yang melibatkan kekerasan fisik, seperti memukul, menendang, atau merusak barang.Bullying Verbal
Bullying melalui kata-kata, seperti menghina, mengejek, atau menggunakan bahasa yang kasar.Bullying Sosial
Melibatkan penyebaran rumor, mengucilkan, atau merendahkan seseorang di depan orang lain.Cyberbullying
Penindasan yang dilakukan melalui media sosial, seperti mengirim pesan, gambar, atau menyebarkan gossip secara online.