Mohon tunggu...
Stevani Silaban
Stevani Silaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi memasak dan mahasiswa jusuran kewirausahaan

Selanjutnya

Tutup

Medan Pilihan

Wujud Kesetaraan Gender Berdasarkan Persepsi Masayarakat di Desa Paya Itik Galang Kabupaten Deli Serdang Menuju Capaian di Tahun 2030

7 Juli 2024   21:00 Diperbarui: 7 Juli 2024   21:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Dokumentasi Bersama Bapak Darma Bakti    (Sumber: Dokumen pribadi, 26 juni 2024)

“ Wujud kesetaraan gender berdasarkan persepsi masyarakat di Desa Paya Itik Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang: Menuju Capaian di Tahun 2030 “

Desa paya Itik, kecamatan galang, kabupaten deli Serdang 

(26 juni 2024)

Dibuat Oleh:
Team 5

- Bella Margaretha (2302211715)
- Chandra fransiskus (2302210017)
- Viska putriani (2302210238)
- Sophia Christine Saragih (2302211579)
- Esmeralda sijabat (2302210049)
- Stevani Anatasia Silaban (2302210113)

Dosen Pengampu : Dorothy Ferary B.A., MSc., FHEA.,
Mata Kuliah : ESD (Education for Sustainable development)
Program Studi: S1 kewirausahaan
Fakultas : Ekonomi dan bisnis


Hi, Goodies!

   Dalam rangka mengambil data dan menganalisis Wujud Kesetaraan Gender Masyarakat di Desa Paya Itik, Kami Mahasiswa Universitas Satya Terra Bhinneka telah melakukan Aksi Wawancara Bersama Kepala Desa (Bapak Darma Bakti Barus), dan 3 Masyarakat di Desa tersebut (Ibu Yusnani, Ibu Sunaya, dan Ibu suriatik)

   Aksi Wawancara ini, memberikan Informasi penting mengenai Kesetaraan Gender antara Laki – Laki dan Perempuan di Desa Paya Itik baik dalam segi Ekonomi, Sosial & Budaya , Pendidikan, dan Layanan Kesehatan. Selain itu, Kami menganalisis Upaya yang dilakukan oleh Masyarakat melalui Program Inisiatif untuk mengatasi hal tersebut. Wawancara ini dilakukan Pada Rabu, 26 Juni 2024 Pukul 15.00 WIB s/d selesai di Rumah Kepala Desa dan Kebun Salah satu Warga.

   Melalui Metode Wawancara Langsung dalam Pengumpulan Data, Kami merekam dan mencatat Tanggapan Kepala Desa dan Warga dengan singkat, dan jelas sehingga dapat kami susun menjadi Sebuah Laporan. Untuk memulai penulisan Laporan, Terlebih dahulu kita harus memahami Maksud dari Kesetaraan Gender.

Apa itu Kesetaraan Gender?

   Kesetaraan Gender (Gender Quality) adalah Salah satu bentuk pencapaian yang dimana merujuk pada Hak Laki – Laki dan Perempuan dalam memperoleh Peluang, Sumber Daya dan Pengetahuan yang Seimbang. Inilah Poin penting ke – 5 yang ingin diwujudkan secara merata di Tahun 2030 oleh Negara – Negara yang diadopsi oleh PBB ( Perserikatan Bangsa – Bangsa ).

Adapun Tujuan & Target dari adanya Kesetaraan Gender ini adalah :

Tujuan:

  • Untuk mewujudkan Pemberdayaan semua Perempuan dan Anak Perempuan.

Target:

  • Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun.
  • Menghapus segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi.
  • Menghapus semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Mengenal dan Menghargai pekerjaan mengasuh dan pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar melalui penyediaan pelayanan publik, infrastruktur, dan kebijakan perlindungan sosial, dan peningkatan tanggung jawab Bersama dalam rumah tangga, dan keluarga yang tepat secara nasional.

Menjamin Partisipasi penuh dan efektif, serta kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat.

Menjamin akses universal terhadap Kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi.

Berdasarkan Hasil Wawancara yang telah kami lakukan, dinyatakan Bahwa dalam Organisasi yang dibentuk di Desa seperti, PK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), Kelompok Tani, Posyandu, Postu (Posyandu Pembantu), dan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu ) dipandu oleh Perempuan. Sedangkan, Organisasi Karta (Karang Taruna), serta LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dipandu oleh Laki – Laki. Selain itu, Penyelenggaraan Rapat di Desa juga dipandu oleh kebanyakan Laki – Laki. Setiap Permasalahan atau hal lainnya yang terjadi di Desa, memerlukan pengambilan keputusan yang dilakukan melalui pemungutan suara (VOTE ). Setiap anggota keluarga baik Suami dan Istri yang andil mengambil keputusan terdahulu menyepakati keputusan mereka dari Rumah.

“ Bahkan Saya Lihat Peserta Rapat di Desa ini Kebanyakan dihadiri oleh Perempuan. Artinya, Semua diberi kebebasan dalam berpendapat, dan Keputusan itu Hasil dari Musyawarah / Kesepakatan Bersama. Jika Keputusan dimenangkan oleh Laki – Laki, itu tidak bisa dikatakan bahwa Kami mendiskriminasi Perempuan. Karena terkadang suara Laki – Laki diterima, dan terkadang suara Perempuan yang diterima. Itu semua tergantung Pada Pendapat umum “ Ujar Pak Darma Bakti “.

   Dari Segi Ekonomi, beban perkerjaan ditanggung secara bersamaan untuk memenuhi Kebutuhan Keluarga Mereka. Laki – Laki bekerja melakukan Pembabatan Tanaman, Pembuatan Batu – Bata, dan sebagai Kuli Bangunan ; Serta Perempuan sebagai Petani yang bekerja Menanam Padi, Mencabut Rumput, Menanam Semangka, serta sebagai ART ( Asisten Rumah Tangga ) .

    Seperti menurut Persepsi Ibu Yusnani dan Ibu Sunaya yang mengatakan bahwa “Laki – Laki dan Perempuan sama sama bekerja. Selain Membabat Tanaman dan Kuli Bangunan, mereka juga mengakses pekerjaan di pabrik luar Desa. Sedangkan Perempuan, banyak diperlukan untuk Bertani disini. Berbicara mengenai Kendala Pemenuhan Ekonomi di dalam Rumah Tangga tentu ada, namun pastinya bisa diatasi. 

    Mengupas mengenai Sosial & Budaya di Desa ini, Paya Itik diduduki oleh Mayoritas Jawa (60 %), Banjar (20 %), dan Karo (20 %) atau disingkat dengan Bajoka. Dengan Penduduk jiwa sebanyak + 1.600, mampu membangun solidaritas yang tinggi dengan perbedaan sukunya. Terdapat 3 Dusun yang mana Dusun I (umumnya Suku Jawa), Dusun II (umumnya Suku Karo), dan Dusun III( umumnya Suku Banjar). Perbedaan Suku tersebut tidak membuat mereka goyah, Namun sebaliknya memiliki Nilai Toleransi yang cukup Tinggi. 3 Suku yang berbeda bisa saling memahami Suku dan saling memahami dengan baik budaya satu sama lain. Sehingga Dulu hingga kini, Permasalahan antar suku belum pernah terjadi. Bahkan dalam Hal seperti, Pesta Pernikahan, Melayat, atau lain sebagainya, Mereka saling mengudang satu sama lain.

 Gambar 2. Dokumentasi Bersama Ibu Suriatik Sebagai Masyarakat Setempat (Sumber: Pribadi, 26 juni 2024)
 Gambar 2. Dokumentasi Bersama Ibu Suriatik Sebagai Masyarakat Setempat (Sumber: Pribadi, 26 juni 2024)
    Sedangkan dalam Aspek Pendidikan, di Desa Paya Itik terdapat 1 Sekolah SD yakni, SDN 104279. Anak – Anak yang berpendidikan Dasar bersekolah disana baik Laki – Laki dan Perempuan disamakan dalam Kemauannya Menuntut Ilmu. Proporsi antara Laki – Laki dan Perempuan sebanding. Faktor Budaya tidak membuat hanya Laki – Laki saja yang berhak mendapatkan pembelajaran, dikarenakan anggapan orang yang mengedepankan Anak Laki – Laki dalam Pembawa Nama Baik Keluarga, dan Perempuan yang hanya mampu mengurus Rumah dan membantu Orang tua. Anak Pendidikan Menengah, mengakses Pembelajaran ke Luar Desa, bahkan ada yang sampai Menempuh Kuliah Mandiri dan Beasiswa. Ibu Suriatik  yang menjadi salah satu Narasumber berpendapat bahwa “ Sudah ada Undang – Undang yang memberlakukan Wajib Belajar 9 Tahun, Maka Anak – Anak di Desa ini tentu harus merasakannya. “

    Terakhir, ada Layanan Kesehatan. Dinilai cukup baik, karena adanya Posto ( Posyandu Pembantu ) yang dipandu oleh Perempuan. Program – Program Layanannya dalam melakukan Pemeriksaan Rutin Sebulan Sekali pada Ibu dan Anak, juga pada Lansia baik Laki – Laki dan Perempuan rutin diperiksa.

    Dinamika dari Tahun sebelumnya hingga Tahun Sekarang dilihat dan dinilai lebih baik. Munculnya Program – Program Inisiatif  ini sangat membantu mengatasi Permasalahan yang ada dalam mencapai Kesetaraan Gender yang berkelanjutan ini. Bentuk Program Inisiatif yang  telah dilakukan yakni, berupa :

Program Pemberdayaan Perempuan melalui Edukasi Manual & Teknologi.

Program  Pameran Bajoka agar Toleransi tetap terjaga & meningkat.

Sistem Perolehan Upah yang setara dengan Pekerjaannya.

Program Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan dan dalam Organisasi.

Peluang kepada Perempuan untuk menuntut Ilmu sampai Tinggi dan meniti Jenjang Karir.

Program Pemeriksaan rutin sebulan sekali dilakukan pada balita, Ibu Hamil, dan Lansia.

Program Perlindungan Perempuan agar lebih aman dari sisi Kejahatan & Diskriminasi.

 Dari Program – Program Inisiatif yang telah dilakukan tersebut, dapat dianalisis Hambatan dan Tantangan yang dihadapi adalah :

Faktor Ekonomi: Upah yang masih belum sesuai, beban ganda kerja.

Faktor Sosial & Budaya : Nilai Patriarki

Faktor Pendidikan: Akses Pendidikan yang sedikit mengalami kesulitan karena harus mengakses ke luar Desa.

Faktor Layanan Kesehatan: Akses keuangan lebih sedikit dibandingkan dengan Laki – Laki.

Dampak Positif yang timbul dari kebijakan Program – Program Insiatif  dalam Kesetaraan Gender tersebut, yaitu :

Faktor Ekonomi : Meningkatkan Produktivitas dan Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi.

Faktor Sosial & Budaya : Memperkuat kohesi sosial.

Faktor Pendidikan : Meningkatnya Kualitas Pendidikan pada Anak secara keseluruhan.

Faktor Layanan Kesehatan : Meningkatnya kualitas layanan Kesehatan pada Balita, Ibu Hamil, dan Lansia.

Dari Pemaparan Informasi diatas, kita sudah mengetahui  “ Mengapa Kesetaraan Gender itu Penting dan Perlu ditingkatkan ?.”

“ Menurut Saya Penting, karena bakal mendukung kedepannya. Setuju, jika dilihat dari segi Kualitas seorang Perempuan bukan hanya berfokus pada Kuantitas saja. Perempuan bisa lebih luas berkarya karena tidak dibatasi. Jika hanya memenuhi syarat kuantitas saja, tidak ada gunanya jika tidak ada kualitasnya. Dengan Kualitas, bisa bersaing bahkan bisa saja menjabat Kepala Desa kedepannya. “ Ucap Bapak Darma Bakti.

      Untuk Evaluasi Peningkatan dalam hal Kesetaraan Gender di Desa ini, Kepala Desa Paya Itik, Bapak Darma Bakti menanggapi lagi bahwa Perlu adanya Kesadaran Masyarakat untuk ikut berperan melakukan program – Program Inisiatif berikutnya dengan bantuan Indikator data.

      Dengan ini, dapat kami simpulkan bahwa Kesetaraan Gender di Desa Paya Itik dalam berbagai Aspek kehidupan seperti, Ekonomi, Sosial & Budaya, Pendidikan, dan Layanan Kesehatan melalui Program – Program Inisiatifnya merupakan Langkah Penting menuju Sustainable Development goals ( SDGs ). Dinamika yang membawa Perempuan kearah yang setara dapat meningkatkan Kualitas Perempuan dari adanya Pembebasan dan Pemenuhan Hak  mereka dengan andil mengambil Keputusan secara bijak dan melakukan Pemberdayaan agar lebih terampil.

Thank you, Goodies !

Hopefully Useful !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun