Sementara pada sisi lain, banyak orangtua yang saking terlalu sayang anak, justru menyimpan prinsip, "biarlah...yang penting dia seneng...yang penting dia diam...gak berisik." Akibatnya si kecil terbiasa menuntut dengan emosi meletup-letup. Jika dibiarkan, sangatlah mungkin bibit emosi jiwa bertumbuh subur hingga terbawa kelak dewasa. Apalagi jikalau dia bebas mencontoh segala jenis konten medsos tanpa orangtua sanggup bersikap selektif terhadap tontonan putra/putrinya.
Wah, niat hati jadi orangtua terbaik, namun adanya selalu serba-salah? Jangan berhenti memperkuat karakter diri anak dengan 5 ucapan paling dasar ini :Â
1. "Tolong..."
2. "Terimakasih..."
3. "Bolehkah....?"
4. "Maafkan aku..."
5. "Permisi..."
Sejatinya, pembelajaran anak mesti selalu bermula dari 5 ucapan tadi lantas diikuti perbuatan sehari-hari. Semisal salim tangan, senyum dan sapa, serta cara berpamitan. Oleh karena itu, ketika efek candu gadget mulai berkuasa pada diri mereka, jangan lupa tanamkan watak budaya santun sebagai penetralnya.
Oh ya, film animasi unik dari animator lokal ini berkisah seputar persahabatan anak-anak lemon yang karakternya sangat multikultur Indonesia.
Kelanjutan Cerita Ucup dan Minggus
Seperti diceritakan tadi, kita sudah berkenalan sama Ucup dan Minggus yang mewakili sosok anak Indonesia. lewat episode berseri  "Minilemon". Saat itu si Ucup sudah terpengaruh game karena dia memang anak penyuka teknologi.Â