Mohon tunggu...
Rosalia Fergie Stevanie
Rosalia Fergie Stevanie Mohon Tunggu... Penulis - penulis

Dunia Tanpa Sekat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingatkah Sang Anak Pada Ibu di Rumah Jompo?

22 Desember 2015   21:27 Diperbarui: 22 Desember 2015   21:46 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka menyimpan potongan-potongan kue di sakunya. Ada juga yang menyisakan separuh makanan dan disimpan di dalam kamar selama berhari-hari. Inilah salah satu hal yang sering dilakukan oleh para ibu dan bapak penghuni rumah jompo yang saya kunjungi, menurut sharing cerita dari pengelola panti.  mengapakah selalu ada makanan yang disimpan atau disisakan?

Alasannya sangat mengiris hati, betapa  ingin memiliki sesuatu untuk bisa diberikan kepada anak dan cucu yang MUNGKIN akan berkunjung keesokan hari. Dan kisah memilukan ini adalah realita kehidupan yang akan selalu kita saksikan, ketika melakukan bakti sosial ke rumah jompo.

Tetapi hanya ada segudang harapan hampa dalam ruang kerinduan. Berharap pulang, berharap memeluk dan dipeluk. Namun kenyataan berkata lain. Selama bertahun-tahun tetap dilupakan. Tidak pernah dijenguk, apalagi dibawa pulang.

Keluarga yang berkecukupan, akan 'menitipkan' orangtuanya dengan pembiayaan penuh. Alasannya, rumah jompo mungkin bisa memberikan penjagaan yang jauh lebih baik. Baiklah, alasan tersebut bisa saja diterima. Namun taukah Anda betapa besar penderitaan batin para lansia tersebut? Kerinduan pada anak dan cucu ditumpahkan dengan berbagai cara. Emosi yang meledak-ledak, tangisan, kebingungan dan menjadi ling-lung, menyimpan makanan, bahkan menukarkan makanan itu di warung dengan barang sederhana, dan lain sebagainya.

Menyimpan makanan serta menukarnya, menjadi cara yang tidak tersampaikan untuk mengungkap rasa rindu itu. Setelah menghitung hari, bulan, bahkan tahun, sanak keluarga menghilang seperti ditelan bumi. Bahkan pengelola panti tak bisa lagi menghubungi nomor kontak terakhir yang sudah berganti secara mendadak, setelah perpisahan terjadi. Ibu-ayah yang telah membesarkan anak hingga sukses dalam bekerja, seakan tiada lagi memiliki arti karena usia dan penyakit tua 'merepotkan'. Jika bisa sibuk bekerja, tak bisakah meluangkan waktu sedikit saja untuk membesuk dia yang ditinggalkan sendiri?

Yah, ini adalah hari ibu untuk semua orang. Akan tetapi ada banyak ibu di panti jompo yang tidak bisa merasakan kebahagiaan itu bahkan hingga nafas mereka berhenti. Selamat hari ibu, untuk para ibu di seluruh panti jompo. Semoga harapan di dalam sanubari, bisa sampai pada nurani anak dan cucu dimanapun keberadaan mereka.

Catatan : Foto diambil dalam kunjungan sosial ke suatu panti atau rumah jompo di Jogja.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun