Mohon tunggu...
Stevan RiverLombo
Stevan RiverLombo Mohon Tunggu... Buruh - Petani

Bajalang-batulis-bacerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanah Adat Tidak untuk Korporasi

9 Juni 2024   18:22 Diperbarui: 9 Juni 2024   18:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik hamparan subur dan bersemi, Tanah Adat menjelma menjadi karakter yang menarik untuk dijelajahi. Tanah Adat, suatu entitas yang merdeka, tak berdusta, terperangkap dalam tarikan antara kehendak manusia dan keinginan alam. Dalam puisi ini, kita akan merasakan kekuatan retorika dan sarkasme sebagai respon atas ambisi korporasi yang mengintai keberadaan Tanah Adat.

 

Tanah Adat, kuasa alam yang berkuasa,

Kau tertawa bercanda dengan pepohonan dan sungai,

Namun, di balik ketenanganmu, terpendam kebijaksanaan,

Hanya sedikit yang mampu memahami makna keberadaanmu.

 

Tanah Adat, bukanlah rebutan bagi korporasi,

Kau bukanlah lahan kosong untuk diperbudak,

Namun, korporasi tega menggusur dan memanfaatkanmu,

Menganggapmu hanyalah objek tanpa hati dan jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun