Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sentimentalitas vs Relasi yang Terus-Menerus

1 September 2018   06:00 Diperbarui: 1 September 2018   23:50 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yesus tetap memberi kesempatan kepada Maria untuk menjadi pembawa pesan. Walaupun Maria sudah memberitahu murid-murid yang lain, mereka tetap tidak percaya. Tentunya Yesus tahu bahwa kesaksian Maria tidak akan semudah itu dipercayai oleh murid-murid yang lain, tetapi Ia tetap memercayakan tugas ini kepada Maria.

Kalau kita mengasihi orang lain, maka kita akan memercayakan tugas yang mulia kepada orang lain. Dan itulah cara Tuhan mengasihi kita. Sebelum Dia naik ke surga, Dia memberikan sebuah tugas bagi kita untuk memberitakan kematian dan kebangkitan-Nya kepada orang-orang lain. Kita harus berani memberitakan Injil di tengah-tengah pandangan banyak orang yang menganggap salib adalah sebuah kekalahan, kebodohan, bahkan sampai membuat karikatur yang buruk dan keliru tentang kekristenan. Walaupun kita tidak terlalu pintar, walaupun kita mengalami banyak kesulitan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kekristenan, Tuhan tetap mempercayakan tugas pemberitaan Injil kepada kita.

Dia meninggalkan kita ke surga; bukan berarti Dia tidak peduli dengan kita. Ketika Dia naik ke surga, bukan berarti Dia mengabaikan kita dan membiarkan kita bergumul dengan semua kesulitan di dalam hidup kita. Justru ketika Dia mau naik ke surga, Dia mengajarkan kepada kita bahwa relasi yang terus-menerus adalah jauh lebih baik daripada sekadar sentimentalitas. Dia sudah memberikan dan menepati janji-Nya. Dia tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus. Tuhan menyertai kita melalui Roh Kudus yang akan memimpin kita senantiasa kepada kebenaran. Walaupun Dia berbeda dengan kita, Dia tidak malu menyebut kita “saudara”. Dan Dia mempercayakan tugas yang mulia kepada kita untuk memberitakan kematian dan kebangkitan-Nya, menceritakan kasih-Nya yang besar bagi kita.

Saya menantang setiap kita untuk tidak hanya memperingati kenaikan Yesus Kristus sebagai hari libur dan menjadikannya rutinitas tahunan. Melalui otoritas firman Tuhan, kita diajak untuk membangun relasi yang bermakna dengan Tuhan, dipimpin oleh Roh-Nya di dalam hidup kita, dan menjadi pemberita kebenaran untuk orang lain.

Mungkin kita sedang berada dalam penderitaan yang berat, pergumulan hidup yang begitu sulit, ataupun persoalan yang tak kunjung selesai. Kita merasa bahwa Tuhan jauh dari kita dan tampaknya tidak peduli dengan kita yang sedang berjalan sendirian melewati semua hal yang buruk di dalam hidup kita. Karena itu biarlah kita mengingat bahwa ketika Dia naik ke surga, Dia memberikan Roh-Nya tinggal di dalam kita. Roh Kudus itulah yang menghibur dan menguatkan kita sehingga kita mampu bertahan di tengah situasi kehidupan yang tidak menentu.

                                        

                                   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun