Teks-teks Alkitab yang eksplisit
Alkitab secara jelas mengajarkan cakupan penebusan Kristus yang bersifat terbatas. Kristus datang untuk menyelamatkan orang-orang yang diberikan Bapa kepada-Nya (Yoh. 6:37-40). Kristus mati bukan untuk semua orang tetapi “umat-Nya” (Mzm. 74:2; Luk. 1:68; Mat. 1:21; Tit. 2:14; Ibr. 2:17), “domba-domba-Nya” (Yoh. 10:15), “sahabat-sahabat-Nya” (Yoh. 15:13), “jemaat/gereja-Nya” (Kis. 20:28; Why. 5:9), “mempelai wanita-Nya” (Ef. 5:25). Allah menyerahkan AnakNya yang tunggal bagi kita (Rm. 8:32), yaitu orang-orang yang dipilih oleh Allah (Rm. 8:28, 29-30, 33).
Dari deretan teks di atas, Efesus 5:25 mungkin memberikan gambaran yang paling jelas. Dalam teks ini pengorbanan Kristus kepada gereja-Nya ditampilkan dalam konteks pernikahan (relasi suami-istri). Jika menyerahkan diri-Nya bagi jemaat di ayat ini bersifat universal, maka nasihat Paulus dalam ayat ini akan menjadi kacau (karena suami harus berkorban bukan hanya bagi istrinya sendiri, tetapi bagi istri-istri orang lain juga). Dengan mempertimbangkan konteks dan ajaran monogami dalam Alkitab (1Tim. 3:2, 12), kita harus memahami ungkapan “Kristus menyerahkan diri bagi jemaat” secara partikular. Dia hanya mati bagi jemaat-Nya, bukan orang-orang di luar itu.
Di samping pernyataan secara positif seperti di atas, Alkitab juga mencatat perkataan negatif yang menolak orang-orang tertentu sebagai objek penebusan. Setelah Yesus mengatakan bahwa Dia mati bagi domba-domba-Nya (Yoh. 10:15), Dia selanjutnya dengan jelas menyatakan bahwa orang-orang Yahudi yang tidak percaya bukanlah domba-domba-Nya (Yoh. 10:26). Ini menunjukkan bahwa Dia tidak mati bagi orang-orang tersebut. Yesus juga menyatakan bahwa Dia datang untuk memelihara orang-orang yang sudah diberikan Bapa kepada-Nya, sehingga tidak ada satu pun yang binasa kecuali yang memang sejak semula ditentukan untuk binasa (Yoh. 17:6-7, 12; band. 6:64, 70-71). Di Yohanes 17:9 Yesus secara khusus menyatakan bahwa Dia tidak berdoa bagi dunia, melainkan bagi milik-Nya. Karena penebusan dan doa syafaat merupakan dua aktivitas keimaman yang tidak dapat dipisahkan, maka ayat ini mengajarkan bahwa Yesus tidak berkorban bagi dunia (R. B. Kuiper, For Whom Did Christ Die?, 64; Louis Berkhof, Vicarious Atonement Through Christ, 160; Charles Hodge, Systematic Theology, Vol. II, 553).
Konsep penebusan Kristus secara umum
Argumen yang mendukung penebusan terbatas dapat didasarkan pada tujuan kematian Kristus. Alkitab mencatat bahwa Kristus mati untuk mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa menggantikan kita (1Kor. 15:3; Ibr. 9:28; 10:14), menjadi pendamaian bagi kita dengan memuaskan murka Allah yang adil (Rm. 3:25; Ibr. 2:17; 1Yoh. 2:2; 4:10), mendamaikan umat-Nya dengan Allah (Rm. 5:20; 2Kor. 5:20) dan menebus kita dari kutuk hukum Taurat (Gal. 3:13). Berdasarkan tujuan ini kita perlu bertanya apakah Kristus secara aktual (bukan sekadar secara teori) telah mencapai semua tujuan ini?
Jika jawaban atas pertanyaan di atas adalah “tidak”, maka hal ini jelas salah dan sangat merendahkan kuasa kematian Kristus. Jika “ya”, maka Kristus mati bukan untuk semua orang, karena bila Kristus mati bagi semua orang dan kematian-Nya secara aktual mencapai tujuan tersebut, setiap orang pasti akan diselamatkan (universalisme). Pada kenyataannya, tidak semua orang diselamatkan. Jika pengorbanan Kristus disebut sebagai “tebusan” (Mat. 20:28; Mrk. 10:45), maka pada saat tebusan itu dibayarkan orang/benda yang ditebus secara otomatis akan bebas. Kenyataannya, Alkitab menyatakan bahwa mereka yang tidak menerima Kristus tidak ditebus dari kutuk Taurat. Seandainya kematian Kristus secara aktual menggantikan hukuman semua orang (penebusan tidak terbatas), mengapa Allah masih perlu menghukum orang yang hukumannya sudah ditanggung oleh Kristus?
Argumen lain didapat dari analogi konsep penebusan dalam Perjanjian Lama (Shedd, Dogmatic Theology, 748). Domba yang dipersembahkan oleh imam untuk pengampunan dosa hanya mewakili orang yang membawa domba tersebut, bukan semua orang. Ketika imam besar mempersembahkan korban untuk seluruh bangsa Israel, hal itu tetap bersifat terbatas (hanya untuk bangsa Israel). Penebusan yang dilakukan para imam tidak berlaku untuk semua orang di seluruh dunia.
Inferensi logis dari doktrin-doktrin lain
Argumen lain bagi doktrin penebusan terbatas dibangun di atas inferensi logis dari doktrin-doktrin lain. Yang terutama adalah doktrin predestinasi. Jika ajaran Alkitab tentang predestinasi (ganda) diterima, maka kita juga harus menerima bahwa tidak ada seorang pun yang dapat diselamatkan di luar pilihan Allah. Mereka yang tidak dipilih pasti akan binasa. Jikalau mereka pasti binasa dan Allah mengetahui hal ini, maka Kristus tidak akan diutus Allah untuk mati bagi mereka yang binasa, karena tindakan itu akan sia-sia atau mubazir. Untuk apa Kristus mati untuk orang-orang yang sudah pasti binasa?
Deduksi di atas akan menjadi lebih jelas apabila dihubungkan dengan dasar pemilihan Allah, yaitu kasih. Dalam pembahasan sebelumnya kita telah melihat bahwa pemilihan tanpa syarat membuktikan bahwa Allah tidak memberikan kasih-Nya dengan cara dan kualitas yang sama kepada semua orang. Allah memilih untuk mengasihi sebagian orang (Dia menyelamatkan mereka) dan kurang mengasihi yang lain (Dia membiarkan mereka dalam kebinasaan). Dengan perspektif seperti ini, kita akan melihat beberapa teks yang menunjukkan bahwa objek kasih Allah adalah identik dengan objek penebusan Kristus atau – lebih spesifik lagi – kasih Allah merupakan alasan pendamaian Kristus. 1Yohanes 4:10 “Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”. Yang dimaksud “kita” di sini adalah mereka yang dosanya telah diampuni (2:12), mengalahkan yang jahat (2:13) dan menjadi anak-anak Allah (3:1-2). Roma 5:8 “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa”. Wahyu 1:5 “Dia yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa-dosa kita oleh darah-Nya”.