Mohon tunggu...
Stephen Benedict Waluyantoro
Stephen Benedict Waluyantoro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hampa

23 Maret 2024   09:32 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Susan kamu yang sabar ya kakak mu seto sudah meninggal, kamu sekarang pulang sama ibu untuk ke tempat kakak mu" ucap bu guru sambil memeluk susan yang sedang menangis keras. susan tidak percaya dengan perkataan sang ibu guru. ia langsung menuju rumah aslinya dan susan kaget melihat seto sudah terbungkus di dalam kain kafan putih ditempatkan di keranda yang dulu pernah dipakai oleh emak. susan hanya bisa pasrah dan hanya bisa berserah diri pada tuhan. sekarang ia hidup bersama ibu siti dengan warung tegal milik bu Siti, dan walaupun ia hidup bersama bu siti namun belum ada yang bisa menggantikan peran Seto dan sang ibunda tercinta.

"Ya Tuhan kepada-Mulah aku berserah"

Kembali sendiri tanpa seorang pun peduli. Aku kembali bersedih. Letih dan sedu sedan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun