Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Kuat dan yang Lemah

7 November 2021   15:36 Diperbarui: 7 November 2021   15:40 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saudara yang dikasihi Tuhan,
Dalam hidup selalu ada kita temukan ada sebagian orang memiliki kekuatan dan sebagian lainnya dalam kelemahan. Dalam dunia pendidikan, yang kuat adalah mereka yang memiliki keunggulan dalam menyerap pengetahuan dan mengakses dengan mudah fasilitas pendidikan. Dalam dunia kerja, yang kuat adalah mereka yang memiliki jaringan dan modal. Sementara yang lemah, hanya mendapat remah dan bahkan bangkrut. 

Dalam hidup persekutuan, sering muncul hal yang sama. Yang kuat, maunya menguasai dan mengendalikan semua hal. Sementara yang lemah, hanya jadi pendengar dan penonton tanpa pernah mendapat perhatian. 

Dokpri
Dokpri

Apakah dalam hidup persekutuan, hanya yang kuat yang hidup?

Rasul Paulus mendorong mereka yang kuat menjalankan kewajiban imannya. Yang kuat ialah mereka yang percaya penuh bahwa soal makanan tidak ada yang pantang. Yang utama saat makan kita bersyukur kepada Allah  yang menciptakan segala sesuatu.

Dokpri
Dokpri

Sementara mereka yang lemah ialah mereka yang memiliki keberatan hati nurani sehingga menolak makanan yang dipersembahkan kepada berhala untuk dimakan. Bagi mereka, makanan buat setan dibuang saja. Tidak boleh dikonsumsi. 

Bayangkan jika kedua belah pihak yang berseberangan ini tidak ada yang mengalah.

Dokpri
Dokpri

Persekutuan dalam keadaan berbahaya jika yang kuat merendahkan keyakinan saudara mereka yang menolak makan sesajen.
Yang harus diperbuat ialah yang kuat mengalah. Mengalah dalam artian menghormati keyakinan saudara seimannya dan tidak lagi meributkannya; tidak memaksakan keyakinannya yang justru hanya melukai saudara seiman. Persekutuan itu harus nyata dalam perbedaan pilihan dan mereka tidak boleh terpecah.

Dokpri
Dokpri
Mereka harus saling menerima satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah (15:7).

Menyenangkan diri sendiri sering jadi masalah. Kalau saya senang dengan warna biru apakah semua harus ikuti kesenangan saya dengan warna biru. Sekali waktu saya dapat seorang rekan presbiter menggunakan atribut yang dipakai dengan dominasi warna oranye: rambutnya, kacamatanya, jam tangannya, sepatunya. Unik sekali. Apakah harus seragam seperti yang saya ingini? Tentu tidak kesenangan saudara kita perlu diberi ruang yang sama sehingga persekutuan itu menjadi persekutuan bagi banyak orang dengan beragam kepentingan.

Yesus menjadi contoh terbaik dengan menanggung hinaan dari orang berdosa. Karya penyelamatan Allah mengambil cara yang tidak lazim. Tuhan menerima perlakuan yang jahat agar manusia berdosa beroleh pengampunan dosa dan hidup kekal. Kalau Kristus hanya mencari orang benar maka selamanya orang berdosa akan terhilang dan binasa. Kalau Kristus hanya mau menang sendiri maka tidak ada penebusan dosa dan selamanya kita berada dalam penghakiman dan maut. Yesus, Tuhan kita menanggung kelemahan kita sampai mati  tersalib. Kekuatan Kristus digunakan menyelamatkan hidup kita sesuai kehendak Bapa.

Hari ini kita diajarkan untuk mengasihi sesama dengan menghargai pendapat dan keyakinan saudara kita dengan tulus.  Semangat untuk melayani, semangat untuk mengasihi, semangat untuk berbagi berkat tidak sama di antara kita. Boleh jadi ada keberatan-keberatan dalam hati saudara kita? Hanya karena soal sederhana, muncul konflik besar dan  melelahkan bertahun-tahun. Siapa yang rugi? Persekutuan yang rugi? Anak cucu yang rugi. Nama Tuhan dipermalukan.

Dokpri
Dokpri
Yang kuat punya kewajiban menolong yang lemah. 

Mari kita lakukan kewajiban kita dengan sungguh-sungguh seperti Tuhan Yesus yang benar-benar mengasihi kita.
 
Manusia barangkali suka buat PHP (Pemberi Harapan Palsu). Mereka bisa tidak tulus. Mereka senang menyakiti orang lain sebab belum mengalami kasih Yesus yang sesungguhnya.

Kita  mengasihi saudara seiman kita agar mereka terus terhubung dengan Tuhan Yesus sehingga dalam persekutuan kita rasakan damai sejahtera Allah. Kiranya kita saling mengasihi satu dengan lainnya.

-------------

Pemberitaan Firman dalam ibadah Hari Minggu di jemaat GPIB Bethesda, Jakarta Pusat pada pkl. 08.00 dan 17.00 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun