Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan di Minggu Pentakosta

8 Juni 2019   22:30 Diperbarui: 8 Juni 2019   22:47 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gereja yang dibentuk Allah pada pencurahan Roh Kudus adalah gereja yang sepenuhnya percaya pada kasih Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam doa-doa mereka. Persekutuan kita dalam gereja Tuhan bukan berdasarkan kemampuan manusia dan siapa orang-orang yang di dalamnya. Para murid bukanlah orang-orang penting pada zamannya; mereka hanyalah orang biasa dan kecil jumlahnya. Meskipun jumlah mereka sangat kecil, namun hati, pikiran dan sikap mereka hanya tertuju kepada Tuhan Yesus. Persekutuan yang semacam ini menjadi persekutuan yang di mana Roh Kudus hadir dengan leluasa atas mereka semua.

*****

Kedua, Roh Kudus memberikan kita kuasa untuk menceritakan nama Tuhan Yesus tanpa rasa malu, takut dan bimbang. Roh Kudus yang memberi kepada kita keberanian bagi kita untuk berkata-kata dengan terbuka sama seperti Musa yang berkata kepada Firaun. Roh Kudus menjadikan seseorang yang berat lidah, menjadi lidah murid Tuhan yang bersaksi tentang kehendak Allah. Kuasa Roh Kudus yang memberi hikmat untuk mengatakan kebenaran meski harus berhadapan dengan kematian seperti Ester dan Daniel. Roh Kudus membantu kita untuk membaca firman Allah dan memperkatakannya dengan sungguh-sungguh (2:40). Roh Kudus memberikan kemampuan para murid berbahasa demi pemberitaaan Injil. Firman Allah tidak terbatas bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi orang lain. Dengan kuasa Roh Kudus, mujizat kesembuhan terjadi.

*****

Ketiga, pemberian Roh Kudus memperlihatkan jumlah para murid bertambah, "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa" (2:41). Kita sering diperhadapkan dengan kegelisahan tentang mereka yang jadi mualaf, yang meninggalkan nama Tuhan Yesus. Mengapa demikian? Boleh jadi hidup keagamaan mereka hanya kulitnya saja: ke gereja karena kebiasaan; melayani hanya agar dipuji  orang. Mereka tidak akrab dengan firman Tuhan; tidak sungguh-sungguh dalam doanya; malu menjadi pengikut Tuhan Yesus; dan selalu menuntut untuk dilayani, dan tidak mau melayani.

*****

Kita butuh karya Roh Kudus agar hidup kita bersemangat bagi Tuhan. Menjadi warga gereja yang mau dengar dan belajar firman Tuhan dan bukannya menyindir orang yang menyampaikan firman Tuhan ("Mereka sedang mabuk oleh anggur manis" ay.13).  GPIB dengan bulan Pelkesnya terus mengembangkan karya Roh Kudus dengan memberitakan firman Tuhan ke tempat terpencil; lokasi yang sulit dan berbahaya. Memberitakan nama Yesus dengan penuh sukacita; keberanian dan pengharapan. Roh Kudus tidak hanya memampukan kita berbahasa daerah  tetapi juga bahasa universal: bahasa kasih. Bahasa kasih adalah karya Roh Kudus sehingga siapapun mau dipakai Tuhan melayani Tuhan Yesus dengan kesungguhan dalam kata dan perbuatan nyata.  Roh Kudus dicurahkan dan hidup kita penuh kuasa dari sorga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun