Mohon tunggu...
Stephanie Thio
Stephanie Thio Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Still learning

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Sikap Toleransi dalam Menghadapi Keberagaman

3 Mei 2023   19:33 Diperbarui: 3 Mei 2023   19:35 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah 17.508 pulau. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak suku yang beragam. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. 

Indonesia adalah negara beragama yang menganut kepercayaan yang berbeda. Hal itu dapat diamati melalui sila pertama Pancasila, yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang diakui oleh negara diantaranya ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu. 

Masih banyak hal lain yang beragam di Indonesia, seperti ras dan golongan. Hal ini membuat Indonesia memiliki banyak keragaman budaya dan tradisi serta memiliki pemandangan alam atau lingkungan yang menarik, seperti terbukti pada tempat-tempat wisata yang seringkali ditemui pada setiap daerahnya. Karena keunikannya, Indonesia juga dipenuhi dengan aneka jenis makanan kuliner yang membangkitkan selera dan patut untuk dijelajahi. 

Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang terletak pada kaki burung Garuda yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Tapi pernahkan terbesit dalam pikiran bahwa keberagaman justru bisa bersifat menghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia? Pada kenyataannya banyak berbagai isu perpecahan yang terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh perbedaan itu sendiri.

Hal paling umum yang sering terjadi sehari-hari dalam keberagaman ini adalah terjadinya rasisme dan diskriminasi. Keberagaman juga dapat mengakibatkan munculnya perbedaan pendapat yang memicu lepas kendali, pertengkaran, hingga permusuhan. tumbuhnya perasaan kedaerahan yang berlebihan yang dapat memicu terjadinya konflik antar daerah satu dengan daerah yang lain, atau masalah-masalah lain dengan dampak yang berkepanjangan. 

Salah satu contoh kasus besar yang terjadi di Indonesia adalah kerusuhan Mei 1998 yang merupakan kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada tanggal 13-15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah selain Jakarta. Kasus ini menjadi perhatian banyak orang, sekaligus menjadi sebuah tragedi besar.

Maka, seluruh keberagaman itu tidak berguna tanpa adanya sikap toleransi dan saling menghormati. Sebagai makhluk sosial, setiap manusia pasti akan selalu membutuhkan orang lain untuk bisa menjalin hubungan guna untuk memenuhi kebutuhannya. Toleransi harus ada untuk tercapainya tujuan bersama dan kerukunan.

Secara terminologi, toleransi adalah sebuah sikap saling menghargai, saling menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada orang lain yang bertentangan dengan diri sendiri. Djohan Effendi menjelaskan jika toleransi adalah sebuah sikap seseorang dalam menghargai segala bentuk perbedaan yang ada. Perbedaan tersebut bisa berupa perbedaan perilaku, agama hingga budaya. Dengan begitu jika seseorang sudah menghargai adanya perbedaan fisik maupun psikis seseorang. Hal tersebut juga sudah bisa disebut dengan sikap toleransi.

Kurangnya rasa toleransi dalam diri manusia bisa menimbulkan masalah perpecahan seperti timbul gejala etnosentrime, yaitu pandangan yang menganggap bahwa suku atau kelompoknya lebih unggul disbanding suku lain. Muncul pula sikap primordialisme, yaitu pandangan yang bertpegang teguh pada hal-hal yang dibawa sejak kecil, seperti tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan segala hal yang ada dalam lingkungan pertamanya. Primordialisme bisa menghambat persatuan karena primordialisme dapat menyebabkan seseorang atau sebuah kelompok sulit menerima perbedaan yang ada di individu atau kelompok lain, sehingga mereka bisa saja berpikir bahwa segala hal yang paling benar ada di kelompok mereka.

Sikap toleransi adalah hal penting yang harus kita tanam dalam diri sendiri, karena pada dasarnya segala hal baik harus dimulai dari diri sendiri. Menanamkan sikap toleransi akan mengajarkan seseorang untuk memiliki pemikiran yang terbuka dan wawasan yang luas terhadap budaya lain dan keberagaman. Toleransi akan mengajarkan seseorang untuk belajar dan berkeinginan untuk bekerja sama dengan orang lain, membuat seseorang belajar menerima orang lain apa adanya dan memperlakukan orang lain sebagaimana seharusnya mereka ingin diperlakukan dengan sebaik mungkin. Dengan seseorang memilih untuk memiliki rasa toleransi, maka seseorang akan menghormati orang lain tanpa harus meninggalkan identitas diri sendiri dan budaya yang ia bawa, sehingga konflik perpecahan akibat keberagaman bisa berkurang dan memiliki solusi.

Indonesia berdiri karena kebhinnekaan atau keberagaman yang lekat. Seseorang yang tidak memiliki rasa toleransi bisa dengan mudah menilai orang lain yang berbeda dengan dirinya ke arah yang bersifat negatif. Sebagai manusiapun tidak seharusnya seseorang bisa menghakimi orang lain tanpa bukti atau kenyataan yang jelas. Ketidaksukaan itu dapat ditunjukkan dengan bersikap sinis, mengganggu, menyerang, mengolok-olok, dan yang terparah melakukan perundungan atau bullying pada orang lain, dan bisa berakibat menyulut konflik berkepanjangan. 

Sikap toleransi dapat ditumbuhkan dengan berpegang teguh pada pancasila, dan menerapkan semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika, bangsa Indonesia harus mempertahankan keharmonisan. Keharmonisan dapat terwujud dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati dalam kehidupan sosial (Syaripulloh, S. 2014).

Sumpah pemuda juga berperan penting dalam mendalami sikap toleransi. Peristiwa sumpah pemuda bisa menjadi pengingat bagi generasi sekarang sebagai bukti perjuangan generasi sebelumnya tanpa memandang perbedaan. Seperti isi sumpah pemuda yang berbunyi "kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Maka seluruh keberagaman yang unik ini, adalah kesatuan yang saling terikat erat, dan bahwa sesungguhnya semua keberagaman ini adalah Indonesia, dan bagaimana Indonesia terbentuk.   

Menumbuhkan dan mengamalkan sikap toleransi ini sudah seharusnya ditanamkan sejak dini atau dari masa kecil, menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) cara terbaik menumbuhkan sikap toleransi yaitu, bersikap dan menghormati orang lain dengan baik tanpa memandang usia, agama, ras, dan budaya. Tidak membicarakan hal-hal buruk yang terdapat pada orang lain, mendengarkan orang lain saat berbicara dan tidak memotong pembicaraan sebelum diizinkan. 

Sudah seharusnya pula seseorang dapat berbicara dengan sopan dan santun sebagaimana etika yang baik, yang selalu diajarkan oleh pendidikan. Seseorang harus memahami bahwa keberagaman beragama itu ada dan seseorang tidak boleh menganggu orang lain yang sedang menjalankan ibadah. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat kepada orang lain karena itu hanya akan menjadikan diri sendiri sebagai sosok yang egois. Berusaha menerima orang lain yang berbeda fisik, agama, atau ras. Menghargai diri sendiri, privasi diri sendiri dan menghargai privasi orang lain.    

Selain toleransi sebagai alat untuk menjaga keberagaman di Indonesia tetap terjaga dan tidak kehilangan kendali, toleransi memiliki manfaat lain yang sangat penting. Toleransi mampu menjaga keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara, memperkecil resiko terjadinya perpecahan, mempersatukan perbedaan yang ada, meningkatkan keamanan dan ketenteraman untuk menghasilkan suasana negeri yang damai dan aman, memelihara rasa persaudaraan, dan mempermudah untuk mencari jalan dari kesepakatan. Tentu akan sangat baik apabila seseorang tidak banyak menghakimi kehidupan orang lain, tidak bertindak kelewat batas, dan mau menerima perbedaan yang ada.      

Sikap toleransi tidak hanya diterapkan pada satu bentuk saja, namun banyak bentuk sikap toleransi. Indonesia adalah negara yang multikultural, sehingga toleransi tidak hanya bisa dilakukan dalam satu hal saja. Bentuk toleransi terdapat dalam toleransi beragama, toleransi berbudaya, toleransi berpolitik, toleransi pergaulan, toleransi lingkungan keluarga, bahkan sampai ke toleransi dalam bermedia sosial. Jangan sampai sikap yang kita lakukan bisa berdampak buruk untuk orang lain, atau paling parah tidak menghargai orang lain, karena itu tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. 

Contoh lain dalam toleransi, misalnya toleransi beragama yaitu, seperti yang tertera pada undang-undang, tidak boleh memaksakan keyakinan agama pribadi untuk dianut oleh orang lain yang memiliki keyakinan lain. Tidak melakukan aksi terorisme di tempat ibadah, menghargai dengan tidak menganggu jalannya kegiatan agama lain atau seseorang yang sedang beribadah. Tidak melakukan tindakan penghinaan, pelecehan, dan merendahkan orang lain atau suatu agama tertentu, sebagaimana tercantum dalam UUD pasal 302 yang berbunyi "setiap orang di muka umum yang melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, menyatakan kebencian atau permusuhan, atau menghasut untuk melakukan permusuhan, kekerasan, atau diskrimimasi, terhadap agama, orang lain, golongan, atau kelompok atas dasar agama atau kepercayaan di Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak kategori V".                

Contoh toleransi antar suku yaitu memperlakukan semua orang dengan sama, sejajar, dan sederajat meski orang lain mungkin berbeda suku. Pada dasarnya semua manusia memiliki kedudukan dan derajat yang setara. Berusaha menghargai semua bentuk budaya dari suku lain, karena budaya adalah warisan yang dimiliki oleh suatu negara. Tidak melakukan tindak kejahatan kepada orang lain yang berbeda suku. Tidak pilih kasih dalam memberikan bantuan pada orang lain walaupun orang yang di tolong berbeda suku, karena tolong menolong bukanlah hal yang harus dipertanyakan atau dilihat siapa orang yang ingin ditolong.

Contoh sikap toleransi dalam sosial budaya bisa dimulai dari hal kecil seperti menggemari produk dalam negeri dan menggunakannya. Dimulai dari keinginan untuk mempelajari dan memahami budaya yang ada di Indonesia dan mengambil sisi positif dari budaya itu. Mencoba menerima dan memahami suatu kebudayaan dengan tidak berbicara buruk tentang budaya orang lain. Memperkenalkan budaya Indonesia ke ranah internasional, karena keberagaman di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing dengan potensinya masing-masing pula. 

Sikap toleransi tidak akan pernah berhenti untuk terus ditanamkan dari generasi ke generasi. Bayangkan bila manusia benar-benar tidak memiliki sifat toleransi, maka kerusuhan akan terjadi dimana-mana. Keberagaman hanya akan menjadi sesuatu yang menghancurkan bangsa Indonesia apabila tidak didampingi dengan toleransi dan rasa saling menghormati. Dari semua uraian di atas maka bisa disimpulkan bahwa sikap toleransi adalah sikap yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. 

Sikap toleransi akan mengajarkan seseorang kepada berbagai kebaikan lain, belajar untuk mau menerima bahwa perbedaan ada bukan untuk dijauhi atau dikucilkan. Tetapi untuk seseorang memahami bahwa dengan keberagaman dan perbedaan setiap manusia bisa saling bahu membahu untuk membantu dan membangun kesejahteraan, tak terkecuali membangun Indonesia yang damai. Toleransi akan menciptakan lingkungan yang harmonis dengan saling menghargai, tidak mencela, tidak merusak. Memahami bahwa yang menyatukan kita adalah sebuah keberagaman.

Keberagaman Indonesia yang indah akan menjadi potensi negara kita apabila dikelola dengan baik, bahkan berhasil mendunia. Keberagaman dan toleransi adalah kata yang seharusnya tidak boleh terpisahkan. Kembali ke pribadi masing-masing setiap orang tentang bagaimana menghadapi keberagaman, tapi sifat yang baik adalah dengan mau menerima dan mau belajar menghargai. 

Dengan tidak menjatuhkan hak orang lain, tidak mengejek suku lain, atau mengolok-olok budaya lain, maka seseorang sudah melakukan sifat toleransi. Keberagaman adalah hal yang menyenangkan, dengan keberagaman seseorang akan mempelajari hal-hal baru, melihat dari sudut pandang yang berbeda, dan berbagai ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang. Maka toleransi adalah pengendalian yang baik dalam menghadapi keberagaman dan masalah-masalah lain yang terus berkembang.

Referensi sumber : 

Modul PPKN SMP Terbuka Keberagaman Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk kelas VII terbitan Direktorat SMP tahun 2020 (diakses pada kamis, 27 April 2023) https://ditsmp.kemdikbud.go.id/indahnya-keberagaman-dan-pentingnya-toleransi-di-indonesia/

Hardi, M, "Pengertian Toleransi dan Contoh Sikap yang Penting untuk Diterapkan", diakses pada tanggal 27 April 2023, https://www.gramedia.com/literasi/toleransi/

Haruma, Issa, 2022, "Mengapa Indonesia Rentan Terjadi Konflik?", diakses pada tanggal 27 April 2023, https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/18/00300021/mengapa-indonesia-rentan-terjadi-konflik

Kelas pintar, 2021, "Menumbuhkan Sikap Toleransi, Caranya?", diakses pada tanggal 27 April 2023, https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/menumbuhkan-sikap-toleransi-caranya-10286/

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018, "Menumbuhkan Sikap Toleran pada Anak", diakses pada tanggal 27 April 2023, https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://paudpedia.kemdikbud.go.id/uploads/anggun/buku/Menumbuhkan%2520Toleransi.pdf&ved=2ahUKEwis5-fvjMn-AhVw8DgGHURXALQQFnoECA0QBg&usg=AOvVaw0rYx0qpqlSTHbRO0zsjwhV

Frishka, Sondang, "Kerusuhan Mei 1998 Fakta, Data, dan Analisa : Mengungkap Kerusuhan Mei 1998 sebagai Kejahatan terhadap Kemanusiaan", diakses pada tanggal 27 April 2023, https://perpustakaan.komnasperempuan.go.id/web/index.php?p=show_detail&id=357

RUU KUHP, Penodaan Agama, diakses pada tanggal 27 April 2023, https://partisipasiku.bphn.go.id/diskusi/penodaan-agama

Suryani, Zihan, 2021, "Implementasi Pancasila dalam Menghadapi Masalah Rasisme dan Diskriminasi", https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/1448/pdf&ved=2ahUKEwiaq9m4sKvyAhXLXisKHQFfA24QFnoECB8QAQ&usg=AOvVaw3ARvm3H4dsfF9TaaL-hmq8

Lubis, Yusnawan, 2017, "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan", Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemendikbud

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun