Mohon tunggu...
Stephanie Emmanuela Putri
Stephanie Emmanuela Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA N 9 YOGYAKARTA

a girl with passion.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

EKSISTENSI PRODUK LOKAL?

21 Februari 2024   13:40 Diperbarui: 21 Februari 2024   13:46 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyaknya masyarakat yang memilih untuk membeli barang-barang impor dibanding barang lokal membuat produk lokal kehilangan eksistensinya. Kebanyakan masyarakat sudah nyaman dengan merek-merek tertentu dari produk luar negeri yang membuat produk lokal dianggap kalah dari produk luar negeri. Kalahnya produk lokal dengan produk impor disebabkan oleh banyaknya penduduk di Indonesia yang memilih menggunakan produk impor, sehingga Indonesia dipandang menjadi pasar potensial yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain sebagai sumber penjualan barang impor. Selain itu, masyarakat juga sudah terlanjur nyaman dengan produk impor dengan merek-merek tertentu yang membuat masyarakat enggan untuk berpindah ke produk lokal.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan produk lokal kurang diminati. Salah satunya produk impor memiliki peminat yang lebih banyak dibandingkan dengan produk lokal. Beberapa konsumen percaya bahwa barang impor menawarkan harga yang terjangkau serta kualitas yang lebih baik daripada produk lokal. Hal ini bisa disebabkan oleh reputasi merek atau negara asal yang dianggap memiliki standar produksi yang lebih tinggi. Inovasi atau varian produk yang lebih beragam yang mungkin tidak tersedia dalam produk lokal membuat barang impor lebih memikat hati konsumen. 60% konsumen masih mengejar merek luar karena kualitas produk impor yang lebih bagus serta harga yang terjangkau (CNBC, 2018).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor Indonesia mencapai US$19,58 miliar pada November 2023. Angka itu naik 4,89% secara bulanan (month-to-month) dibandingkan Oktober 2023 yang sebesar US$18,67 miliar. Capaian November 2023 juga lebih tinggi 3,29% dari periode November 2022 (year-on-year/yoy) yang sebesar US$18,96 miliar. Secara kumulatif (cumulative-to-cumulative/ctc) Januari-November 2023, nilai impor mencapai US$202,77 miliar. Angka ini ambles 6,8% dari periode tahun lalu (yoy) sebesar US$217,58 miliar. Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-November 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$3,18 miliar (9,74%) dan barang konsumsi US$1,47 miliar (8,16%). Sementara itu, impor bahan baku/penolong turun US$19,46 miliar (11,67%).

 

Melalui data di atas ditunjukan bahwa tingkat impor di Indonesia masih sangat tinggi bahkan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Untuk mengatasi badai impor produk asing, pemerintah mengupayakan dengan beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing produk lokal dengan produk impor, salah satunya pemerintah sudah menjalankan gerakan "100% Cinta Indonesia" yang bertujuan untuk mengubah pandangan rakyat Indonesia yang menganggap produk impor memiliki kualitas yang lebih baik daripada produk lokal. Selain itu, pemerintah juga dapat menjalankan strategi lain, antara lain:

1. Mendorong pengembangan inovasi, teknologi, dan sertifikasi halal guna meningkatkan kualitas produk dalam negeri. Manfaat sertifikasi halal meliputi meningkatkan kepercayaan konsumen, meningkatkan mangsa pasar, meningkatkan daya saing bisnis. Dengan memiliki sertifikat halal, produk lokal akan lebih diterima di pasaran, terutama di kalangan konsumen Muslim yang membutuhkan produk halal baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, sertifikat halal dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, melalui sertifikat halal bahwa produk lokal telah melewati proses pengujian dan verifikasi yang ketat untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan halal dan sesuai dengan standar kehalalan yang ditetapkan.

2. Mengembangkan sektor-sektor unggulan, seperti industri pengolahan, pertanian, perikanan, pariwisata, dan kreatif untuk meningkatkan diversifikasi produk ekspor. Manfaat meningkatkan kualitas suatu produk membuat produk lokal dapat bersaing dengan produk impor. Dengan demikian, mengembangkan sektor-sektor unggulan memiliki dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan diversifikasi produk ekspor, meningkatkan daya saing ekonomi, dan menciptakan kesempatan ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.

Dengan mengembangkan usaha lokal, para produsen produk lokal diharapkan dapat menyaingi produk impor. Peningkatan kualitas produk dapat menghasilkan produk yang lebih baik bagi konsumen domestik dan mungkin juga membuka peluang untuk ekspansi pasar ke luar negeri sehingga produk Indonesia bisa semakin dikenal, meningkatkan investasi, dan juga meningkatkan perekonomian negara. Apabila strategi tersebut terlaksana, maka Indonesia akan menjadi pasar produk lokal yang memungkinkan Indonesia untuk memiliki perputaran perekonomian domestik yang optimal.

Penulis:

1. Alfiah Huwaina Kusuma Broto
2. Nabilah Candrastuti
3. Nania Destra Airina
4. Stephanie Emmanuela Putri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun