Kali ini saya akan membahas mengenai New Media yang di rangkum dari buku karya Lister berjudul New Media: a Critical Introduction edisi kedua. Â
Buku ini merupakan kontribusi untuk menjawab pertanyaan, 'Apa yang baru tentang "media baru"? Di sini, sejak awal, kami mengajukan dua pertanyaan sebelumnya. Pertama, 'apa itu media sih?. Kedua, apa saja karakteristik media baru?.Â
Sekitar 60 tahun lalu, kata media berawal dari medium. Â Ketika kita mempelajari media yang ada di dalam pikiran adalah media komunikasi dan institusi dan organisasi seperti: fotografi, periklanan, bioskop, penyiaran (radio dan televisi), penerbitan, dan sebagainya. Â Hal tersebut juga dipengaruhi oleh budaya sehingga terbentuk genre yang berbeda-beda dalam setiap media. Â Isi media atau konten yang didistribusikan, diterima, dan dikonsumsi oleh khalayak diatur dan dikendalikan oleh Negara.Â
Setiap media mempunyai jalannya sendiri-sendiri sehingga ada banyak genre dan juga pengaruh dari budaya di sekitar media tersebut berada. Tentu saja,terkadang kita masih menonton film berdurasi 90 menit dalam bioskop berkumpul bersama keluarga. Â Tetapi banyak juga yang tidak mengkonsumsi media dengan cara seperti itu. Â Kebiasaan setiap orang mengkonsumsi media berbeda-beda.
Jadi kadang-kadang kita terus memikirkan media seperti apa yang digambarkan di atas tetapi kita harus melakukannya dalam konteks yang terus berubah setidaknya menantang asumsi-asumi yang ada.Â
Misalnya, di zaman trans-medialitas atau peralihan media, sekarang kita melihat migrasi konten dan kekayaan intelektual di seluruh bentuk media, memaksa semua produsen media untuk menyadari dan berkolaborasi. Â Kami melihat fragmentasi televisi, kaburnya batas-batas (seperti dalam kebangkitan 'jurnalis warga'); Kami telah melihat pergeseran dari 'khalayak' ke 'pengguna', dan dari 'konsumen' menjadi 'produsen'. Apakah istilah 'penonton' berarti sama seperti pada abad ke-20?Â
Apakah genre media dan keterampilan produksi media berbeda seperti dulu? Apakah 'titik produksi' begitu mantap berbasis di institusi media formal (perusahaan spesialis besar) seperti dulu? Apakah negara mampu mengendalikan dan mengatur keluaran media seperti dulu? Apakah citra fotografi (berbasis lensa) lebih berbeda dari citra digital dan komputer yang dihasilkan (atau berguna untuk kontras)?
Peralihan media yang memproduksi konten mereka yang punya media sudah eksis tapi sekarang beralih ke siapapun bisa punya konten atau yang disebut citizen journalism.
Namun, kita harus mencatatnya sekarang (karena ini akan menjadi tema berulang dalam buku ini), bahkan indikasi perubahan form, produksi, distribusi, dan konsumsi media yang sangat singkat ini lebih kompleks daripada pembagian tersirat menjadi 'tua' dan 'baru'.Â
Deskripsi singkat mengenai studi media adalah bahwa bagaimana masyarakat memahami media sebagai institusi sosial sepenuhnya yang tidak dapat direduksi menjadi teknologi. Â Kita menghadapi suatu teknoogi yang baru dan terus berlanjut. Â Disisi lain serangkaian interaksi yang kompleks antara kemungkinan teknologi baru dan bentuk media yang mapan. Â Meskipun demikian istilah media baru dapat diterapkan kepada masyarakat.Â
Buku tersebut menyarakan tiga jawaban untuk penerapan istilah media baru yang pertama, media baru dianggap sebagai zaman purba; Apakah sebagai sebab atau akibat, mereka adalah bagian dari perubahan historis yang lebih besar, bahkan global. Kedua, ada muatan utopia yang positif dan positif terhadap konsep 'baru'. Ketiga, ini adalah istilah 'portmanteau' yang berguna dan inklusif yang menghindari pengurangan 'media baru' ke istilah teknis atau lebih spesialis (dan kontroversial).