"Sangat, Nek.." Nada suaraku berubah manja
"Baiklah, Nenek akan siapkan makan malam untukmu. Kau tunggu disini sebentar ya cucuku yang cantik" Nenek kemudian keluar kamarku sambil tersenyum
Aku memang tinggal seorang diri dengan Nenek setelah Ayah dan Ibu meninggal. Sejak kecil, aku memang sangat dekat dengan Nenek dan pada akhirnya aku jugalah yang turut menempati rumah Nenek. Rumah ini kecil dan sederhana, tetapi suasananya sangat hangat.Â
Semenjak aku bangun dari pingsanku tadi, aku merasakan rindu yang membuncah terhadap Nenek. Walau masih pusing, aku ingin mengambil pigura foto dengan Nenek yang kupajang di meja kamarku. Namun, aku sangat terkejut ketika aku menyibakkan selimutku
"AAAAHH! KAKIKUUU!!"
Tak berapa lama, aku dengar Nenek berlari dengan tergopoh-gopoh. Tepat ketika Nenek membuka pintu kamarku, aku sudah menangis kencang
"Cucuku..." Nenek terlihat sangat khawatir dengan keadaanku
"NENEK!" Napasku sudah tersengal "Kakiku.. kaki kananku.. pergelangannya.. hilang.."
Nenek hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku, Nek?!" Suaraku sedikit meninggi, aku benar-benar bingung
"Nenek.." Aku bisa mendengar suara Nenek yang parau "Nenek senang akhirnya kau kembali" Kata-kata itu meluncur bersamaan dengan air mata  yang lolos dari sudut matanya