Angin bertiup cukup kencang
Membuka lembar demi lembar
Barang yang usang termakan rayap
Bersama memori yang tiba-tiba melahap
si Anak pernah tersenyum manis
Pada berpuluh puluh tahun yang lalu
Merayakan ulang tahun ke sepuluh
Dipotret sehangat senyum mentari
Si Ayah dan Ibu berpose bahagia
Menjadikan hari itu berbunga-bunga
Pada taman wisata
Cinta mereka bertakhta
Selamat untuk si Kakek dan Nenek
Atas perayaan ulang tahun pernikahan ke lima puluh
Semesta memberi restu menggelegar
Ada umur panjang di lembar
Empat tahun setelahnya
Ada lembar yang menunjukkan
Kumpulan manusia bernuansa gelap
Melihat si Kakek di peti tertidur lelap
Setiap lembar jadi saksi
Pertumbuhan
Penuaan
Dan Ketiadaan
Lembar itu menangkap
Jiwa-jiwa yang terperangkap
Oleh waktu
Menjadikannya tak lekang oleh waktu
Setidaknya sampai alam masih ingin menjaga
Kumpulan lembar berisi memori
Meskipun nanti hanya tersisa sedikit
Meskipun nanti tak bersisa sama sekali
Menangis
Tersenyum
Muram atau apapun
Jadikanlah ia tempat penuh kenangan
Karena sejatinya
Pada setiap helaan lembar
Terdapat manusia
Yang raganya telah tiada
Namun jiwanya setia disana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H