Mohon tunggu...
Stephanie Grace
Stephanie Grace Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Lawang Sewu Si “Seribu Pintu” yang Bikin Rindu

4 Januari 2022   23:30 Diperbarui: 7 Januari 2022   11:25 2306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen kereta api di Lawang Sewu/Dokumen pribadi

"Lawang Sewu itu unik karena kayak museum kereta api, vibes peninggalannya masih ada", ucap  Bella Cynthia yang merupakan salah satu pengunjung Lawang Sewu. Cerita dan keunikan bangunan bersejarah ini nyatanya selalu membuat rindu pengunjungnya untuk datang lagi. 

"Udah dua kali ke sini (Lawang Sewu), healing mumpung abis UAS, penasaran juga, dan mumpung lagi di Semarang", tambah Bella Cynthia. Selain itu, ada pula jasa foto ala noni Belanda di Gedung B Lawang Sewu bagi Anda  yang ingin merasakan vibes zaman Belanda. Hanya dengan merogoh kocek 60 ribu rupiah, Anda bisa mengenakan pakaian seperti noni Belanda dan mendapatkan tiga buah foto.

Kostum seperti noni Belanda/dokpri
Kostum seperti noni Belanda/dokpri

Untuk Anda yang ingin mengabadikan spot foto yang menarik untuk diunggah ke media sosial, Anda dapat menemukannya di lantai dua Lawang Sewu.  Di sini, pengunjung bisa menikmati keindahan Lawang Sewu, melihat view kota Semarang, berfoto di jembatan penghubung gedung lainnya, dan mengabadikan momen di lorong dengan jendela berbentuk pintu dengan nuansa vintage. 

Tak hanya itu, spot foto yang menarik dan cukup mencuri perhatian, yaitu lukisan kaca patri yang terletak di lantai dua gedung kokoh ini. Lukisan ini dibuat oleh seorang warga kota Delft, Belanda yang bernama Johannes Lourens Schouten. Lukisan kaca patri memiliki empat bagian yang mempunyai lambang yang berbeda-beda. 

Pada bagian kiri atas lukisan tersebut terselip makna kemakmuran dan keindahan alam di Jawa, bagian kanan atas menggambarkan kota Semarang dan juga Batavia yang telah dikuasai oleh Kerajaan Belanda. Sementara itu, bagian tengah menjelaskan Kota Semarang dan Batavia sebagai kota yang menjadi pusat aktivitas maritim. Hal ini karena kedua kota tersebut memiliki pelabuhan untuk jalur perdagangan yang dapat memperkaya si pemilik kota Amsterdam dan pada bagian tengah bawah terlihat roda terbang yang dihimpit oleh Dewi Fortuna dan Dewi Venus yang memiliki ikatan satu sama lain, sehingga melambangkan bahwa adanya ikatan antara alam dan bumi pertiwi yang dapat melindungi keselamatan dari kereta api.         

Lukisan Kaca Patri/dokpri
Lukisan Kaca Patri/dokpri

Dengan berbagai macam keunikan, nilai sejarah, dan fasilitas umum yang terawat di Lawang Sewu, sangat disayangkan jika Anda tidak berkunjung dan menikmati setiap sudut gedung yang penuh dengan cerita dan keindahan yang patut diabadikan dan dikenang ini.

Sayangnya, meski termasuk destinasi wisata yang seru dan bermanfaat untuk dikunjungi, jumlah pengunjung dari Lawang Sewu mengalami penurunan yang drastis selama pandemi COVID-19. "Dari skala 100 persen, mungkin 30 sampai 50 persen pengunjungnya, ya nurun drastis banget", ujar Muchtar Ambon yang merupakan pegawai di Lawang Sewu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun