Mohon tunggu...
Stephanie Anggreinie
Stephanie Anggreinie Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

Ibu rumah tangga, pengajar musik privat, konten kreator dan mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Experiental Learning David Kolb

8 Desember 2021   12:35 Diperbarui: 8 Desember 2021   12:57 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.firstdiscoverers.co.uk

"Belajar adalah proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman" (Kolb, 1984, hal. 38).

David Kolb yang lahir pada tahun 1939 adalah seorang teoritikus pendidikan dan filsuf beraliran humanistik yang melihat pada sisi perkembangan manusia. Dia mengembangkan ide dari para filsuf lain seperti John Dewey, Piaget, Lewin dan lainnya. Experiential learning menekanan pengalaman belajar dari tansformasi pengalaman. Siswa belajar dengan memandang kristis kejadian yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan penelitian sederhana.

4 siklus teori experiential learning:

1. Concrete experience

Tahap ditemuinya pengalaman baru yang konkrit, dimana siswa belajar melalui insting dan perasaan.

2. Reflective observation

Pada tahap ini siswa belajar dengan mengamati serta menyimak.

3. Abstract conceptualization

Ini adalah tahap dimana siswa menyimpulkan hasil belajar dari pengalaman yang sudah dilalui, siswa belajar melalui pemikiran dan terfokus pada analisis logis dari ide.

4. Active experimentation

Setelah menyimpulkan hasil belajar siswa kemudian melakukan tindakan dengan mencoba secara langsung.

Berdasarkan keempat tahap tersebut, Kolb menjelaskan bahwa ada empat gaya belajar yang berbeda. Ia juga mengatakan bahwa setiap siswa biasanya lebih menyukai gaya belajar tunggal yang berbeda. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh lingkungan sosial, pengalaman belajar dan struktur kognitif dari setiap siswa.

Apapun penyebab pilihan gaya belajar siswa, preferensi tersebut sesungguhnya merupakan produk dari dua variabel yang kita pilih. Hal ini diungkapkan oleh Kolb sebagai garis poros (line of an axis). Kolb menyebutporos timur barat sebagai Processing Continuum, yaitu bagaimana kita melakukan pendekatan kepada tugas. Dan poros utara selatan sebagai Perception Continuum, yang merupakan respon emosional kita dan bagaimana kita berpikir dan merasa tentang sesuatu hal.

sumber: www.simplypsychology.org
sumber: www.simplypsychology.org

Gaya belajar menurut Kolb:

1. Diverger:

Kombinasi dari perasan dan pengamatan. Gaya belajar ini disebut diverger oleh Kolb karena orang yang menyukai gaya belajar ini membutuhkan generasi ide dan suka mengumpulkan informasi dalam sosialisasi. Mereka suka bekerja dalam grup dan mampu mendengarkan ide dari orang lain dengan pikiran terbuka.

2. Assimilator:

Kombinasi dari berpikir dan mengamati. Orang yang menyukai gaya belajar seperti ini menganggap ide dan konsep lebih penting dari pertemuan dengan orang lain, mereka lebih menyukai ide dan penjelasan yang jelas dibandingkan percobaan. Mereka mudah memahami informasi dalam rentang yang luas dan mampu mengorganisasikannya dengan susunan yang jelas dan logis.

3. Converger:

Kombinasi berpikir dan berbuat. Orang dengan gaya belajar ini dapat menyelesaikan masalah dan mencari solusi dan masalah praktik. Mereka cenderung memilih tugas yang teknikal dan tidak terlalu memusingkan orang lain maupun aspek interpersonal. Mereka juga pandai mencari penggunaan praktis dari ide dan teori.

4. Accommodator:

Kombinasi perasaan dan tindakan. Gaya belajar ini menekankan pada pengalaman praktis dimana siswa belajar dengan mencoba dan menggunakan intuisi. Orang dengan gaya belajar ini tertarik pada tantangan dan pengalaman baru, ia melihatnya sebagai kesempatan untuk mencoba rencananya.

Kolb mengatakan bahwa pembelajaran lebih baik apabila mengutamakan proses daripada hasil. Dan untuk berproses dengan baik perlu adanya pengulangan. Dia juga mengatakan bahwa pembelajaran adalah proses holistik dari adaptasi dunia dan bukan hanya hasil dari kognisi. Kemudian pada akhirnya pembelajaran yang baik akan menghasilkan transaksi yang sinergis antara individu dan lingkungan.

Keunggulan dari teori ini yaitu dapat meningkatkan rasa percaya diri dan berkomunikasi, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, bekerjasama, mendidik anak untuk bertanggung jawab dan menghadapi situasi yang sulit. Adapun kelemahan dari teori ini yaitu model ini terlalu luas cakupannya, membutuhkan banyak persiapan dan peralatan serta waktu yang lebih panjang.

Untuk itu sebagai pendidik kita harus membatasi teori yang diajarkan agar materi tidak terlalu meluas, juga mendorong siswa untuk berani mencoba. Sebaiknya aktifitas dan materi yang diberikan membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka dari setiap tahap dalam siklus experiental learning, sehingga pembelajaran membawa siswa melalui keseluruhan prosesnya. Dengan begitu siswa meraih pengetahuannnya pada saat belajar dari berbagai aspek, dan dapat meningkatkan proses belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun