Mohon tunggu...
Stephanie Anggreinie
Stephanie Anggreinie Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

Ibu rumah tangga, pengajar musik privat, konten kreator dan mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow

12 November 2021   00:24 Diperbarui: 18 November 2021   13:25 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abraham Maslow (1 April 1908 -- 8 Juni 1970) adalah psikolog Amerika yang menjadi pelopor psikologi humanistik. Dia mengemukakan teori Hierarki Kebutuhan, yaitu sebuah kebutuhan manusia yang disusun mulai dari tingkat dasar (yang harus dipenuhi terlebih dahulu) lalu bertahap naik ke tingkat-tingkat di atasnya.

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang paling mendasar, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup secara fisik. Contohnya yaitu kebutuhan untuk makan, minum, berlindung, tidur, bernafas. Tanpa dipenuhi kebutuhan fisiologisnya, maka manusia menjadi terancam keberadaannya secara fisik.

Kebutuhan akan rasa aman muncul setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi. Manusia memiliki kebutuhan rasa aman secara fisik dari ancaman kriminalitas, perang, terorisme, bahaya dan bencana alam. Selain itu ada juga kebutuhan rasa aman secara psikologis, seperti tidak direndahkan, diejek, bebas dari rasa tertekan dan lain sebagainya.

Kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang muncul apabila kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi. Manusia memiliki kebutuhan akan penerimaan dalam lingkup sosial dan rasa dicintai serta dikasihi. 

Dalam lingkup sosial yang kecil misalnya diterima serta disayang oleh orangtua dan guru, diterima keberadaannya dalam komunitas sekolah, lingkungan belajar dan tempat tinggal. Keinginan untuk memiliki teman, sahabat dan berkeluarga masuk ke dalam tingkat kebutuhan ini. 

Manusia yang terpenuhi kebutuhannya akan rasa dimiliki, memiliki, merasa dikasihi dan dicintai sejak dini, akan menjadi pribadi yang kuat. Ia memiliki rasa aman akan keberadaannya dan yakin bahwa dirinya memang berharga.

Kebutuhan akan penghargaan kemudian muncul setelah kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang. Maslow berpendapat bahwa ada dua kategori mengenai penghargaan, yakni rendah dan tinggi. Pada tingkat rendah menusia memiliki kebutuhan akan status sosial, seperti popularitas, kemuliaan, pengakuan, apresiasi, reputasi dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kebutuhan tingkat tinggi menusia memiki kebutuhan akan harga diri seperti rasa yakin, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandisian dan kebebasan.

Kebutuhan akan aktualisasi diri kemudian muncul pada tingkat yang tertinggi dari kebutuhan manusia. Kebutuhan ini melibatkan pembuktian diri manusia kepada manusia lainnya. Menurut Maslow kebutuhan ini merupakan hasrat untuk menjadi sepenuhnya sesuai kemampuan diri. Seseorang memilliki kebutuhan untuk mengembangkan potensi dirinya dengan maksimal secara terus menerus.

Walaupun memang susunan kebutuhan ini merupakan hierarki yang seharusnya dipenuhi secara bertahap, pada praktiknya runtutan yang diungkapkan oleh Maslow ini tidak sesuai dengan apa yang dirasakan oleh semua orang. Bahkan pada tahun 1960 Maslow menyadari bahwa banyak anak muda yang terpenuhi kebutuhan lainnya, namun belum mencapai tahap kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kita dapat mempertimbangkan hal ini sebagai kelemahan dari teori hierarki Maslow. Namun juga tidak memungkiri bahwa pengetahuan akan kebutuhan ini membantu kita untuk menelaah kondisi tertentu yang dialami oleh siswa di dalam kelas saat menerima pembelajaran. Di dalam dunia pendidikan tentunya teori ini bermanfaat agar kita dapat memaksimalkan penerimaan ilmu yang diberikan kepada siswa. Siswa yang merasa kelaparan, diabaikan, tidak dikasihi tidak akan dapat belajar dengan baik karena kebutuhan mendasarnya belum terpenuhi.

Selain di dalam dunia pendidikan, teori ini juga membantu kita dalam membesarkan anak-anak kita. Bagaimana orangtua memiliki peran yang kuat dalam pembentukan sikap, perilaku dan karakter anaknya. Anak yang terpenuhi kebutuhannnya dapat berkembang dengan baik secara fisik, psikologis dan menjadi manusia yang terus terpacu untuk mencapai potensi dirinya secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun