Mohon tunggu...
Stephanie Anggreinie
Stephanie Anggreinie Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

Ibu rumah tangga, pengajar musik privat, konten kreator dan mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Spiral Jerome Bruner

5 November 2021   14:40 Diperbarui: 5 November 2021   14:56 2687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerome Bruner (1 Oktober 1915 -- 5 Juni 2016) adalah psikolog Amerika yang memberikan banyak kontribusi dalam bidang psikologi dan teori belajar kognitif. Ada beberapa teori penting yang dikembangkan oleh Bruner yang kemudian digunakan dalam dunia pendidikan secara luas. Salah satunya yaitu kurikulum spiral.

Kurikum spiral menekankan cara pengajaran dengan pemahaman konsep secara umum dan mendasar, kemudian mengajarkan kembali materi yang sama dengan lebih rinci secara bertahap. Materi diberikan terus menerus secara berulang dan semakin mendalam setiap kalinya. Ini merupakan ciri khas dari kurikulum spiral.

Model pembelajaran yang diusung oleh Bruner adalah discovery learning, dimana pembelajaran berlangsung tanpa informasi final dari suatu materi. Jadi siswa mengorganisir pengetahuannya berdasarkan hasil temuan mereka sendiri. Ide mendasar dari teori Bruner diadopsi dari teori Jean Piaget dimana anak harus berperan secara aktif di dalam kelas.

Menurut Bruner ada 3 tahap belajar, yang pertama yaitu tahap informasi dimana anak memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, yang kedua tahap transformasi dimana pengetahuan yang sudah diperoleh sebelumnya ditransformasi menjadi bentuk abstrak, yang ketiga yaitu tahap evaluasi dimana anak menilai apakah informasi yang diterima benar.

Selain itu, Bruner juga menekankan 3 tahap perkembangan kognitif, yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik. Enaktif yaitu anak memperoleh pengetahuan dengan melakukan atau mengobservasi secara aktif. Ikonik yaitu anak memperoleh pengetahuan melalui media visual yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi nyata pada tahap enaktif. Simbolik yaitu anak mempresentasikan pengetahuan ke dalam bentuk simbol abstrak, simbol ini dapat berupa verbal (huruf, kata atau kalimat), simbol matematika, dan lain sebagainya.

Berikut contoh penerapan kurikulum spiral menurut teori Bruner:

  • Siswa menunjuk bagian tubuhnya sendiri yang terlihat dari luar dan menyebutkan nama bagian tersebut. Siswa kemudian menonton video mengenai tubuh bagian luar, dan mencocokan bagian tubuh yang diperlihatkan dalam video dengan bagian tubuhnya sendiri.
  • Siswa berkelompok dan diberikan replika tubuh bagian dalam, siswa diminta untuk menyebutkan bagian apa saja yang bisa mereka temukan disana. Siswa menggunakan aplikasi "Human Anatomy Atlas" untuk mencocokan informasi pada aplikasi tersebut dan pada replika tubuh.
  • Siswa mencari informasi mengenai fungsi dari setiap bagian tubuh (yang sudah dipelajari) melalui video di channel YouTube yang ditentukan. Siswa kemudian menjelaskannya di depan teman-teman sekelasnya.
  • Dari hasil yang didapat mengenai fungsi bagian tubuh, kemudian siswa membuat kesimpulan mengenai bagaimana relasi antara yang satu bagian tubuh dengan yang lain menjadi satu sistem.
  • Pada akhir pelajaran kemudian dilakukan evaluasi secara simbolik (verbal) terharap pengetahuan yang sudah didapatkan pada lembar kerja yang sudah disediakan oleh guru.

Adapun beberapa kelebihan dari teori Bruner ini yaitu:

  • Aiswa menjadi termotivasi untuk belajar karena dapat terlibat secara langsung.
  • Pengetahuan yang didapatkan akan diingat dan diserap lebih mudah.  
  • Siswa lebih terampil berpikir dan dapat menemukan serta memecahkan masalah sendiri.

Namun demikian, teori Bruner tidak mudah diaplikasikan pada kelas dimana sekolah, guru serta siswanya belum memiliki kesiapan. Teori ini membutuhkan fasilitas dan sistem sekolah yang mendukung, siswa harus siap untuk belajar dengan cara yang berbeda dari biasanya, guru juga harus mempersiapkan struktur pelajaran dan berbagai materi yang dibutuhkan, serta menambah perannya sebagai pembimbing. Dengan begitu pembelajaran ini membutuhkan usaha, biaya dan waktu yang lebih banyak.

Dengan hambatan-hambatan tersebut, mungkin teori Bruner tidak dapat diaplikasikan secara langsung. Namun dengan adaptasi, sesungguhnya prinsip-prinsipnya masih dapat kita terapkan dalam pengajaran. Misalnya memacu anak untuk aktif, memancing dengan pertanyaan-pertanyaan, meminta anak mencari sendiri jawabannya dari bahan yang ada, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun