Mohon tunggu...
Stephanie Anggreinie
Stephanie Anggreinie Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

Ibu rumah tangga, pengajar musik privat, konten kreator dan mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Behaviorisme

10 September 2021   03:01 Diperbarui: 17 September 2021   21:02 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap pembelajaran tentunya memiliki tujuan untuk membuat murid menjadi lebih baik. Untuk itu teori belajar perlu dipelajari agar pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Teori belajar behaviorisme adalah teori belajar yang mengutamakan perubahan tingkah laku siswa akibat adanya stimulus dan respons (Nahar, 2016, 64). Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut (Nahar, 2016, 66).

john-watson-6144724f06310e349a0daa42.jpg
john-watson-6144724f06310e349a0daa42.jpg
Salah satu tokoh besar dalam behaviorisme yaitu John Watson yang mempercayai bahwa setiap anak dapat menjadi apapun yang kita inginkan apabila mendapat stimulasi dan berada di lingkungan yang tepat.

Give me a dozen healthy infants, well-formed, and my own specified world to bring them up in and I'll guarantee to take any one at random and train him to become any type of specialist I might select---a doctor, lawyer, artist, merchant-chief and, yes, even into beggar-man and thief, regardless of his talents, penchants, tendencies, abilities, vocations and race of his ancestors (Watson, 1926b, p. 10).

Dia memperdengarkan suara keras kepada bayi yang kemudian merespons dengan tangisan. Kemudian dia memperdengarkan suara keras tersebut sambil memperlihatkan tikus kepada bayi tersebut secara berulang, hingga si bayi menangis setiap melihat tikus walaupun tidak ada suara keras. Kebanyakan dari karya Watson lebih menekankan pada peran stimulus dalam menghasilkan respons karena pengkondisian, karena itu ia dijuluki pakar psikologi S - R (stimulus-respons) (Fajar, 2008, 4).

ivan-pavlov-614472670101904a65586225.jpg
ivan-pavlov-614472670101904a65586225.jpg
Tokoh besar yang berikutnya yaitu Ivan Pavlov yang terkenal dengan penelitiannya akan classical conditioning. Ia memberikan stimulus berupa makanan kepada anjingnya sambil memperdengarkan bunyi bel. Dengan demikian setiap anjing tersebut mendengar bunyi bel, ia akan mengeluarkan air liur. 

Classical conditioning yang pernah saya terapkan dalam pendidikan yaitu dengan memulai sesi kelas vokal dengan memainkan lagu kesukaan murid sambil melakukan peregangan tubuh sebelum mulai bernyanyi. Suasana hatinya di sepanjang waktu belajar menjadi lebih baik dan murid tersebut dapat menyerap ilmu dengan lebih efektif.

bf-skinner-6144727553f9cd6857602843.jpg
bf-skinner-6144727553f9cd6857602843.jpg
Teori pengkondisian yang paling terkenal adalah operant conditioning B.F. Skinner (Schunk, 2012, 72). Ada berbagai macam cara yang dapat diberikan dalam operant conditioning. Penguatan positif contohnya berupa pujian dan pemberian hadiah, penguatan negatif contohnya murid boleh tidak mengikuti tambahan kelas apabila sudah menguasai materi. Sedangkan hukuman positif bisa diberikan berupa pemberian tugas tambahan, dan hukuman negatif dapat diberikan berupa dihilangkannya waktu bermain.

Salah satu penerapan operant conditioning yang pernah saya lakukan yaitu saat menghadapi murid yang sering terlambat datang. Apabila murid datang tepat waktu maka materi akhir diberikan dalam bentuk permainan. Apabila murid tersebut terlambat masuk maka permainan tidak akan diberikan. Dengan begitu murid selalu memilih untuk datang tepat waktu.

Seperti pada contoh-contoh di atas, setiap guru seperti saya sendiri pasti pernah mengalami bagaimana behaviorisme memberikan efek positif dalam perubahan perilaku murid. Namun demikian efek yang nampak secara langsung tersebut sesungguhnya bukanlah atas dasar motivasi dari dalam diri murid. Karena itu apabila sistem penguatan dan hukuman suatu saat tidak berjalan, prilaku yang tidak diinginkan dapat muncul kembali. 

Dibalik sisi negatif dari behaviorisme tersebut, kita sesungguhnya masih membutuhkan penggunaan teknik mengajar ini dalam menghadapi berbagai situasi dan karakter murid. Tentunya sambil memberikan pengarahan dan pengertian dengan cara yang paling sesuai untuk murid tersebut agar motivasi instrinsiknya untuk belajar juga ikut terbentuk.

Fajar, S. (2008). Teori belajar. Makalah FKIP, Universitas Negeri Surakarta.

Nahar, N. I. (2016). Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran. NUSANTARA: jurnal ilmu pengetahuan sosial, 1(1).

O'Donohue, W., & Kitchener, R. (Eds.). (1998). Handbook of behaviorism. Elsevier.

Schunk, D. H. (2012). Learning theories an educational perspective sixth edition. Pearson.Staddon, J. (2014). The new behaviorism. Psychology Press.

Watson, J. B. (1926b). What the nursery has to say about instincts. In C. Murchison (Ed.), Psychologies of 1925 (pp. 1--35). Worcester, MA: Clark University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun