Mohon tunggu...
Stepanus WB Kapoda
Stepanus WB Kapoda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pencinta traveling dan kebudayaan yang jatuh hati pada jurnalisme.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akhirnya! Kopi Toraja dari Sulawesi Masuk Kanada

9 April 2016   01:07 Diperbarui: 9 April 2016   03:07 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata benar, Starbucks Kanada sudah sedia Kopi Toraja. Saya membuktikan itu Kamis sore (6/4) di Montreal, Quebec, Kanada.

Meninggalkan kampus McGill yang tertutup salju tebal dan dalam kondisi basah karena hujan gerimis, saya bergegas mencapai stasiun metro. Mulanya, saya berencana singgah membeli secangkir kopi di Tim Hortons, "'warkop" yang bisa ditemukan di tiap sudut seantero Kanada. Secangkir kopi panas cukup menghangatkan di tengah cuaca dingin di Montreal saat ini. Antrean panjang di kafe Tim Hortons  stasiun McGill, membuat saya teringat satu kafe Starbucks di stasiun Atwater tujuan saya. Rupanya kafe itu juga full. Akhirnya saya memilih Starbucks di Plaza Alexiz Nihon di Down Town Montreal, yang nyambung dengan stasiun Atwater. Di sinilah saya membuktikan, kemasan merek kopi Sulawesi asal Toraja sudah masuk Kanada.

Saya begitu gembira kala melihat tulisan Sulawesi di plakat warna hitam, ditaruhnya di atas mesin kasir Starbucks. Selain itu ada kemasan bertuliskan Kopi special Sulawesi. [caption caption="Dok. pribadi"][/caption]

Akhir Maret lalu, situs detikfoot merilis berita jaringan kafe Starbucks segera memperkenalkan kopi Toraja dari Sulawesi di kafe mereka di Amerika dan Kanada. 
Menurut rilis itu,  cita rasa kopi Toraja yang unik telah mendorong Starbucks menjual merek Sulawesi Single Origin di gerai-gerai seluruh Amerika Serikat dan Kanada dalam waktu terbatas. Kopi dijual dalam bentuk whole bean seberat 1 pound (0,5 kg) dan kemasan K-cup. 

Cukup mengherankan, jika kopi Toraja yang  sebenarnya  menjadi "menu original Starbucks pada tahun 1971" (tanpa menyebutkan mereknya). Mengapa baru kali ini mulai memperkenalkan asal menu asli dari setiap cup yang dinikmati penikmat kopi Starbucks?

Ini sebuah moment penting bagi  kopi dari kampung asal saya jika pada akhirnya bisa tampil dengan namanya sendiri di jaringan global gerai Strabucks yang memiliki standar khusus dalam kualitas, akuntabilitas ekonomi, tanggung jawab sosial, dan lingkungan hidup.  Sangat berarti,  jika hal ini bisa berdampak ekonomis bagi para petani kopi serta pada brand Toraja di Sulawesi sebagai distinasi wisata Indonesia.  

Salut untuk coffee buyer Starbucks, Ann Traumann yang telah mendatangi pegunungan terpencil di Toraja untuk mendapat biji kopi yang kini ditawarkan terbatas di gerai Starbucks. Saya setuju, ucapan kagum Traumann ini: "Pemandangannya sangat indah, seperti sesuatu yang belum pernah saya lihat." 

Sambil menikmati secangkir kopi latte di Starbucks Alexis demi menghangatkan badan yang dibungkus jaket tebal, saya terkenang masa-masa meminum kopi sambil membalut badan dengan sarung di Kampung. Nikmat rasanya.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun