Mohon tunggu...
Stepanus WB Kapoda
Stepanus WB Kapoda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pencinta traveling dan kebudayaan yang jatuh hati pada jurnalisme.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Palu, the Next Jakarta Indonesia?

27 Januari 2011   05:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah Headline Media Alkhairat, edisi hari ini, Kamis (27/1). "DISETUJUI PALU JADI IBUKOTA RI". Alkhairaat adalah salah satu koran lokal berpengaruh di Palu, Sulawesi Tengah. Jangan kaget! Ini baru sebatas respon wacana pemindahan Ibukota saja. Dalam laporannya, media ini mengutip sejumlah figur penting.  Judul berita mengacu  pengakuan Anggota DPRD Sulteng dari Fraksi Golkar, Yus Mangun. Ketua Komisi II itu  mengaku setuju dengan  usulan kota Palu sebagai Ibu Kota  Republik Indonesia (RI) berikutnya setelah Jakarta. Apalagi,  kata Mangun  posisi di tengah-tengah wilayah kepulauan RI cukup strategis. Akademisi Universitas Tadulako Fatur Rahman Mansyur ikut mendukung. Palu strategis karena akses yang terbuka dengan daerah lain di sekitarnya.  Kata Fatur, "Jarang  ditemukan di Indonesia,  kota yang mempunyai landscape lengkap, mempunyai pantai, gunung, dataran luas serta sungai yang membelah kota." Sungai Maesa membelah dua kota Palu. Media ini juga mengutip Anggota Dewan Pertimbangakan Presiden, Prof Ryass Rasyid. "Kota Palu juga prospektif," katanya.  Jakarta yang menjadi sentral dari semua kegiatan, sudah saatnya berbagi peran dengan kota lain. Ada dua pilihan, ibu kota negara pindah ke provinsi lain, atau memindahkan  pusat pemerintah ke  provinsi lain. Presdien Sukarno memusatkan pemerintahan di djakata kata Ryass mungkin karena berpikir bahwa  Indonesia adalah kelanjutan dari kejaan Belanda. "Kita harus berubah, Indonesia bukan kelanjutan kejayaan Belanda," katanya Secara pengembangan wilayah, Palu sangat memungkinkan untuk pusat pemerintahan. Sebab kondisi  Palu saat ini belum menunjukkan pengembangan dari segi Industri. Keterbukaan masyarakat  cukup menunjang. Meski begitu, kata Ryass harus ada upaya dan komitment pemerintah untuk  mewujudkan itu. Apakah Palu Siap? Sekretaris Propinsi Sulteng Rais Lamangkona mengatakan kondisi Palu akan lebih  berkembang seiring dengan dibukana terusan Khatulistiwa di wilayah Pantai Barat Kab Donggala. "Saya pikir  Palu cukup strategis, tinggal  pengembangan saja." Kata dia, mengapa tidak untuk Ibukota RI jika kita bisa mewujudkan itu? Walikota Palu Rusdi Mastura yang  telah menetapkan Palu sebagi Pusat Kebangkitan Ras Melayu, serta menjadi Pintu Gerbang Utama Utara Indonesia (Northernt Gate Indonesia) juga mendukung. "Palu akan menjadi jendela peradaan bagian Timur Indonesia, katanya . Rusdi juga  meyakini  Palu adalah Atlantis yang hilang. Bagaimana soal keamanan? Kapolda Sulteng Brigjen Dewa Parsana ikut mendukung."Jika ke depan Palu menjadi Ibukota Negara, maka perlu tetap aman. Dan itu adalah sebuah kehormatan bagi kita semua," katanya dikutip Alkhairaat. Budayawan Kaili, Tjatjo Tuan Saichu mengatakan,  masyarakat Palu masih perlu melakukan dinamisasi etos kerja.  Dengan menjadi ibu kota, budaya politik lokal akan mewarnai budaya politik nasional. Hal itu, kata Tjatjo akan mengubah sistem masyarkat Sulawesi Tengah. Buku David Woodard dari Abad 17 telah  menggambarkan jalur pelayaran Batavia (Jakarta), Makassar, Donggala (Palu) Manila (Pilipina) sudah cukup ramai.  Sejumlah pihak yakin  jika jalur itu direvitalisasi, Selat Makassar bisa menjadi alternatif Selat Malaka, sekaligus mengurangi dominasi negara "Makelar/Broker" Singapura. Dan, bukan tak mungkin kota Palu di selat Makassar akan menjadi the next Jakarta Indonesia. Let's see lha!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun