Mohon tunggu...
Stenus Jacub Kartutu
Stenus Jacub Kartutu Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa S3 Universitas Sahid Jakarta

Saya seorang pekerja sekaligus mahasiswa S3. Topik konten favorit saya merupakan manajemen, organisasi dan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengungkap Aspek Konsumerisme di Indonesia

15 Desember 2024   20:08 Diperbarui: 15 Desember 2024   20:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A pair of man and woman wearing glasses and carried lots of paper bags for shopping(Sumber foto : https://www.freepik.com/)

Pemerintah mempunyai peran penting dalam membentuk perilaku konsumsi masyarakat. Misalnya, pengaturan iklan yang menyesatkan dapat  mencegah masyarakat terseret ke dalam kebutuhan yang tidak benar. Pemerintah juga dapat mendorong konsumsi berkelanjutan melalui insentif untuk produk-produk ramah lingkungan. Kampanye publik untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai juga merupakan langkah nyata yang perlu diperkuat.

Media sebagai salah satu aktor utama yang membentuk persepsi masyarakat harus bertanggung jawab dalam menyajikan konten pendidikan. Selain sekadar mewakili gaya hidup konsumen, media juga dapat mempromosikan nilai-nilai tak berwujud seperti kebahagiaan, komunitas, dan kesederhanaan. Influencer dan selebriti juga dapat berperan penting dalam kampanye ini dengan mengedepankan gaya hidup sederhana.

Dari sudut pandang masyarakat, kegiatan seperti pertukaran komoditas dan pasar lokal dapat mengurangi ketergantungan pada produk baru. Selain itu, komunitas juga dapat menjadi tempat berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai cara hidup yang lebih sederhana dan berkelanjutan.

Menuju kehidupan yang lebih bermakna

Di dunia yang semakin terhubung, penting untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai tradisional yaitu persatuan dan kesederhanaan. Melalui kerja sama individu, komunitas, media, pemerintah, dan lembaga lainnya, masyarakat Indonesia dapat menciptakan budaya konsumen yang lebih sadar, seimbang, dan berkelanjutan. Ini merupakan langkah penting bagi generasi mendatang untuk mewarisi dunia yang lebih baik.

Kita dapat melawan dominasi kebutuhan-kebutuhan palsu dengan memahami bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada harta benda, melainkan pada hubungan-hubungan sosial, kontribusi terhadap komunitas, dan kesenangan dari hal-hal sederhana. Ide-ide Herbert Marcuse memberikan panduan untuk memutus siklus konsumsi berlebihan dan membawa kita menuju masyarakat yang lebih adil, berkelanjutan, dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun