Titis menyebutkan dua program yang dicanangkan oleh dalam mengurangi food waste. Pertama, food rescue artinya menjemput makanan dari mitra, disortir dan membagi ke penerima. Kedua, GI Lining istilah panen atau mengambil hasil pertanian yang hanya cacat secara fisik (bonyok). Hal ini dilakukan oleh Garda Pangan dalam turut berkontribusi membantu aktivitas pertanian dan konsumen.
Sementara itu, Kota Tanpa Sampah merupakan komunitas yang mendorong terjadinya transformasi kultur produksi yang minum sampah dan sumber daya, serta ekosistem kehidupan. Program minim sampah ini diupayakan dan disosialisasikan kepada warga untuk peduli terhadap lingkungan dan sadar dampak dari limbah makanan.
Wilma mengatakan bahwa terdapat 3 strategi dalam mengatasi food waste yang dilakukan Kota Tanpa Sampah. Dalam proses penerapan strategi tersebut ternyata berhasil di Banjarmasin yang menantang warga selama 7-14 hari untuk hidup mengurangi sampah. Alhasil, warga lokasi tersebut mampu mengurangi sampah sekitar 40-80 persen. Berikut 3 strategi yang ditawarkan oleh Wilma.
Pertama, strategi pintu depan yang mana menjadi strategi awal harus tahu dan sadar apa yang ingin dikonsumsi demi mengurangi sampah. Kedua, strategi pintu tengah yang menjadi tahap untuk tidak langsung membuang ke tempat sampah, tetapi melakukan proses daur ulang. Ketiga, strategi pintu belakang dengan melakukan cara pemilahan sampah dengan pengomposan.
Menghabiskan Makanan, Wujud Peduli Lingkungan
Tak ada kata terlambat untuk suatu perubahan yang lebih baik. Memutus rantai kerusakan lingkungan dapat dilakukan dari diri sendiri. Memulai dari menghabiskan makan menjadi wujud kontribusi untuk peduli terhadap lingkungan.
Wilma sebagai penggagas 3 strategi pintu turut menyebutkan bahwa pentingnya menjalankan strategi depan dengan mempertimbangkan kebutuhan konsumsi sebelum belanja dan mencatat sehingga membeli sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.
“Pentingnya memerhatikan masa kedaluwarsa makanan tersebut dan memerhatikan penyimpanan makanan sesuai dengan jenis makanan. Kemudian, perlu memperkirakan konsumsi makanan sesuai kebutuhan guna mencegah pembuangan makanan yang berlebih,” tambah Wilma.
Sementara itu, Titis menekankan bahwa betapa pentingnya untuk selalu menghabiskan makanan. Konsumsi kebutuhan yang cukup dapat mencegah pembuangan sisa makanan.
“Mulai dari diri sendiri dengan memiliki kesadaran bahwa untuk menghabiskan makanan yang telah diambil,” tambah Titis.
-------------