Mohon tunggu...
Christina Dini
Christina Dini Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar Nulis

Belajar Nulis...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ronda

18 Juli 2020   13:08 Diperbarui: 18 Juli 2020   13:25 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
regional.kompas.com

"Ealaaahh Kang.. masih juga tidur, sudah jam delapan iki lho" pekik Marfuah mendapati suaminya masih berpelukan dengan guling berbalut selimut. Marfuah terus saja membangunkan suaminya. "Dek..aku masih ngantuk, semalam kan abis ronda, kamu lupa ya?" jawab Suro dengan suara parau.

Marfuah tersentak, rupanya benar apa yang dikatakan suaminya. Malam Kamis memang jadwal Suro ronda di kampung. "Owh ya aku lupa Kang, nanti jam sepuluh saja bangunnya. Aku mau kepasar dulu, aku masakin pecel kesukaan mas yoo.." jawab Marfuah lalu merias diri, tak lupa memakai kalung emas pemberian Suro minggu lalu.

Marfuah memang bertubuh langsing dan berparas cantik. Hanya nasibnya tak secantik wajahnya. Enam tahun sudah pernikahannya dengan Suro, tapi belum juga dikaruniai momongan. Itulah alasannya penampilan Marfuah sangat aduhai, karena tak ingin suaminya berpaling pada wanita lain.

Sementara itu dipasar, para pedagang sedang ramai memperbincangkan Ningsih, janda kembang yang baru sebulan pindah dikampung itu. Gosipnya, selain cantik, Ningsih juga kaya raya berkat harta peninggalan mediang suaminya.

"Aku yo gelem  nek karo Ningsih, uayu tenan duite yo akeh" Ucap Paijo sambil menimbang lombok ijo. "Welah nek kowe gelem, konone sing ora gelem Jo" sahut Minah tak kalah sengit. Para istri jadi khawatir, karena kehadiran Ningsih. Jelas, takut suami-suami mereka jadi tergila-gila pada Ningsih.

"Opo tho? Kok isuk-isuk wes rame tenan?" ucap Marfuah sambil memilih kacang tanah dilapak Mbah Tarjo. "Lho kamu belum tau, semua orang ramai bahas Ningsih, janda kembang yang kaya raya itu" jawab Mbah Tarjo.

"Wah, ketinggalan berita iki. Kayak opo tho si Ningsih itu?" Marfuah terlibat pembicaraan serius tentang gossip yang tengah beredar. Jadilah mereka saling bertukar informasi mengenai Ningsih yang tinggal di ujung kampung. Ada kabar bahwa Ningsih sudah menikah dengan laki-laki yang tinggal diluar kota, karena sang suami hanya datang di malam Kamis. Banyak orang menerka, siapa gerangan laki-laki yang beruntung bisa mendapatkan Ningsih janda kembang yang cantik plus kaya raya itu. Begitulah, hari berganti dan tak satupun warga yang tau seperti apa wajah suami Ningsih.

"Kang, kok rapi banget mau kemana tho?" tanya Marfuah karena heran melihat suaminya sudah rapi dan wangi. Suro tak menjawab, hanya merapikan rambutnya dan tersenyum pada Marfuah. "Ada bisnis, doakan Kang Suro yoo..supaya bisnisnya lancar" ucap Suro sambil berlalu dari hadapan Marfuah.

Penuh tanda tanya, dan heran Marfuah tak mengira, sekarang suaminya mulai belajar bisnis. Dibenaknya, kalau suaminya berhasil pasti ia juga akan dibelikan perhiasan seperti yang sudah-sudah. "Ahk.. sopo ngerti nek Kang Suro berhasil, aku ditukoke gelang emas model anyar" ucapnya sambil tersenyum membayangkan gelang yang sudah diidamkan.

Sore harinya, Suro kembali dengan wajah cerah ceria, Marfuah yang sedang menonton drama korea melonjak kegirangan. "Kang sudah pulang, piye Kang, bisnis lancar tho?" Suro memeluk erat istrinya, dan berbisik "Kamu mau hadiah apa Dek? Kang Suro belikan.." Marfuah langsung menciumi pipi dan kening Suro. Doanya terkabul, gelang emas model terbaru bakal jadi miliknya.

"Aku mau dibelikan gelang emas model terbaru Kang" ucap Marfuah sambil tersenyum manja. "Yo, pasti ta belikan, sekarang Kang Suro mau mandi dulu. Ojo lali kopi item plus gorengan buat suamimu ini yo Dek?" ucap Suro sebelum masuk ke kamar mandi, sambil membawa HP. Marfuah mengangguk pasti, sambil melangkah ke dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun