Mohon tunggu...
Stefi Rengkuan
Stefi Rengkuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Lahir di Tataaran, desa di dekat Danau Tondano, Minahasa. Pernah jadi guru bantu di SD, lalu lanjut studi di STFSP, lalu bekerja di "Belakang Tanah" PP Aru, lalu di Palu, dan terakhir di Jakarta dan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apresiasi kepada Penulis Leluhur Minahasa. Bahasa Menunjukkan Bangsa(?)

30 Juli 2019   19:09 Diperbarui: 16 November 2020   12:23 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini pas dia datang dan sempat bertemu walau tidak lama karena ada urusan lain menunggu. Dengan semangat dia melaporkan bahwa sudah membacanya dan terkejut dengan buku itu. Dia begitu bersemangat walau tak banyak kata yang dia katakan.

"Saya sudah baca buku itu. Sangat menarik."

"Memangnya orang Manado itu wajahnya mirip orang China ya?" Seolah beliau sudah melompat pada kesimpulan positif.

Tak tahu persislah, jawabku sekenanya saja mungkin 50-60%lah masih kelihatan kemiripan di kulit dan matanya. Siapa yang bisa pastikan?  Yang jelas berbeda dengan suku-suku di Maluku dan Papua, dan lebih dekat dengan suku-suku Melayu.

Saya teringat hampir dua puluh tahun lalu, berdebat dengan petugas imigrasi di Singapura. Dia bilang saya Melayu, saya menolak. Bukan, saya asli Minahasa. Rupanya di Singapura, semua orang Indonesia disebut sebagai orang Melayu. Akhirnya setelah saling paham, maka urusan beres. Ya kebetulan sih saya orang Minahasa yg kulitnya udah kecoklatan, tapi kalau papa saya berkulit putih gading dan mama sendiri memang berkulit sawo kekuningan.

Barangkali jawaban pasti lewat test DNA, tapi bagaimana prosedur dan pemilihan sampel orang partisipan test itu di dua tempat? Ada ahlinya ya.

Mungkin tak perlu sampai begitu, apalagi sudah hampir 2000 tahun perjalanan kehidupan leluhur di tanah Minahasa, sejak bocah-bocah yang diungsikan oleh Mi Na Hai Zi (Han: rakyat yang membawa bocah-bocah) karena perang tiga negeri Sam Kok abad ke-3 Masehi, sampai dengan segala pengaruh mobilisasi dan pembauran dari pelbagai suku nusantara dan bangsa di dunia.

Pertanyaan teman tentang kemiripan orang Minahasa dan Tionghoa itu sederhana saja, tapi kesannya memang melompat seolah mau menyimpulkan bahwa Leluhur Minahasa adalah Penguasa Negeri Han. Yang pasti adalah hanya dari perspektif bahasa bahwa kata-kata Mandarin yang dianalisis dan disejajar bandingkan oleh penulis dengan kata-kata bahasa Minahasa sangat terang benderang.

Saya menambahkan, merujuk pernyataan dari teolog dan pemerhati budaya, Max Wilar, "Ya, sampai sekarang juga belum ada penolakan atau yang menyangkal dengan berdasarkan teori dan bukti dari sisi linguistik!" Dan memang penelitian dalam buku ini lebih memakai pendekatan linguistik bandingan dalam sejarah. Bagi mereka yang sudah membaca, ya baca tuntas dan pahami buku ini, akan menemukan bahwa bukti-bukti lain berusaha disebut tapi dengan sangat terbatas, dan tugas para ahli di bidang tersebutlah untuk membuktikannya, verifkasi atau falisifikasi dan apapun metode untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya atas sebuah temuan.

Ada saja keraguan dan bantahan, terbesar dari mereka yang belum membaca buku ini, tapi sebagian karena memang karena ingin tahu lebih banyak, misalnya salah satunya, saya baru dapatkan tambahan jawabannya dari teman sore ini. Sebenarnya sudah pernah terungkap jawabannya oleh penulis sendiri dalam salah satu seminar ilmiah publikasi ini di Jakarta. Penulis meneliti bahwa bahasa Minahasa bisa dilacak di Shichuan semasih era dinasti Han Barat.

Mengapa bahasa tulisan dan sastra Mandarin yang tinggi itu tidak sampai berkembang di tanah Minahasa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun