Menerjang ombak, melihat biru dan beningnya air laut, melihat kapal tanker di kejauhan, sungguh pengalaman yang langka. Kemudian sampailah di Pulau Menjangan, dengan pasirnya yang putih bersih dan kawanan Menjangan yang ada di pulau itu.
Berbekal snorkeling set, life jacket (ini peralatan wajib yang harus dipakai), akhirnya aku merasakan snorkeling di atas Selat Bali. Selama ini, pemandangan terumbu karang beserta gerombolan ikan laut berwarna-warni hanya bisa disaksikan melalui layar kaca.Â
Sekarang, semua pemadangan itu bisa aku saksikan langsung dengan mataku sendiri. Epic sekali. Betul-betul bersih, asri, dan indah sekali.
Selesai snorkeling, destinasi berikutnya adalah Baluran yang ada di Situbondo. Afrika-nya Indonesia, orang bilang. Dan memang seperti itu, dengan savananya yang luas dan tanpa intervensi manusia, serasa pergi mengunjungi savana di Afrika.Â
Di sini, kita bisa berjumpa gerombolan rusa, kerbau, merak, dan bila beruntung banteng Jawa, melintasi savana. Semarak matahari sore menambah keindahan pemandangan yang ada.
Sepulang dari Baluran, para peserta diminta beristirahat lebih cepat karena malam itu juga akan berangkat ke destinasi terakhir, yaitu Kawah Ijen. Jam 12 malam berangkat dari penginapan menuju Pos Pendakian Paltuding.Â
Sesampainya di sana, sembari menunggu jalur pendakian dibuka jam 02.00 dini hari, aku mengisi tenaga dengan pop mie hangat. Kombinasi yang pas, bukan? Makan pop mie hangat di hawa dingin Paltuding, yang konon bisa mencapai 10 ℃.