Mohon tunggu...
Stefany Tan
Stefany Tan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Jaringan Hewan Diadu dengan Jaringan Tumbuhan di Alam

24 September 2017   12:47 Diperbarui: 24 September 2017   13:01 5241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, saya akan membahas dilihat dari perlindungan sel-nya. Sel tumbuhan memiliki dinding sel dan membran sel, sedangkan sel hewan hanya mempunyai membran sel saja. Disini, dinding sel dan membran sel berfungsi untuk mengatur masuknya ion, molekul, dan senyawa dari luar sel ke dalam sel. Membran sel bersifat semi-permeabel, yang artinya hanya ion, molekul, dan senyawa tertentu saja yang dapat masuk ke dalam sel. Sedangkan dinding sel bersifat impermeabel, yang artinya ion, molekul, dan senyawa tidak boleh masuk ke dalam sel. 

Sel tumbuhan memiliki double-protection terhadap ion, molekul, dan senyawa karena ia memiliki dinding sel dan membran sel. Sedangkan sel hewan hanya memiliki single-protection terhadap ion, molekul, dan senyawa karena ia hanya memiliki membran sel saja. Jadi, jika dilihat berdasarkan perlindungan sel-nya, jaringan tumbuhan lebih kuat untuk beradaptasi karena ia memiliki double-protection terhadap masuknya ion, molekul, dan senyawa dari luar sel. Hanya ion, molekul, dan senyawa tertentu dan penting saja yang dapat masuk ke dalam sel tumbuhan.

Kedua, saya akan membahas jika dilihat dari transportasi pasif sel-nya. Transportasi sel pasif dibagi menjadi 2, yaitu difusi dan filtrasi. Difusi itu sendiri dibagi lagi menjadi 3, yaitu difusi sederhana, difusi air sederhana atau osmosis, dan difusi terfasilitasi. Pada difusi air sederhana (osmosis), terdapat 2 kondisi di luar sel. Yang pertama adalah pada saat kondisinya bersifat hipertonik (kondisi zat terlarut yang berada di luar sel lebih tinggi). Di saat kondisi ini, sel hewan akan menyesuaikan diri dengan cara krenasi (mengerutkan sel) sedangkan sel tumbuhan akan melakukan plasmolisis (membran sel akan tertarik menjauhi dinding sel).

Kondisi yang kedua adalah kondisi yang bersifat hipotonik (kondisi zat terlarut yang berada di luar lebih rendah). Di saat kondisi ini, sel hewan akan pecah (hemolisis). Sel hewan akan pecah karena sel menyerap terlalu banyak air tambahan ke dalam sel karena hanya memiliki membran sel tipis yang membatasi akses masuknya ion, molekul, dan senyawa kedalam sel. Sedangkan sel tumbuhan hanya mengalami pengendutan saja (turgid). Sel tumbuhan tidak akan pecah karena ia memiliki dinding sel yang kuat untuk menahan sel tanpa meledak. Pada saat kondisi hipertonik maupun hipotonik, yang lebih diuntungkan adalah sel tumbuhan. 

Karena ia masih akan tetap hidup pada saat menyesuaikan dirinya dengan kondisi tersebut. Sedangkan pada sel hewan, ia lebih dirugikan karena ia akan mati (sel pecah) pada saat mencapai kondisi hipotonik. Jadi, jika dilihat dari transportasi pasif sel-nya, jaringan tumbuhan akan lebih kuat untuk beradaptasi dengan lingkungan luar sel-nya karena ia tidak akan mati.

Ketiga, jika dilihat dari kemampuan masing-masing sel dalam penggunaan isi vakuola pada saat kondisi ekstrim. Sel tumbuhan memiliki 1 vakuola yang besar, volumenya mencapai 90% dari volume sel itu sendiri. Sedangkan sel hewan memiliki banyak vakuola, tetapi berukuran kecil, bahkan ada beberapa sel hewan yang tidak memiliki vakuola sama sekali. Vakuola berfungsi untuk menyimpan zat makanan cadangan seperti amilum dan glukosa. Zat cadangan makanan ini dapat digunakan pada saat sel tersebut tidak dapat menemukan bahan makanan dari luar sel di saat kondisi ekstrim. 

Jika mencapai kondisi ekstrim, sel tumbuhan masih dapat menggunakan zat cadangan makanan dari vakuola-nya untuk bertahan hidup lebih lama lagi. Sedangkan sel hewan hanya mampu bertahan hidup lebih singkat, mengingat ia hanya memiliki vakuola banyak yang kecil, bahkan ada yang tidak mempunyai vakuola sama sekali. Jadi, jika dilihat dari kemampuan sel dalam penggunaan isi vakuola pada saat kondisi ekstrim, jaringan tumbuhan lebih kuat untuk beradaptasi daripada jaringan hewan karena pada sel tumbuhan, ia memiliki vakuola yang lebih besar.

oddee.com
oddee.com
Keempat, jika dilihat dari bukti dari hewan dan tumbuhan yang dapat hidup terlama. Tumbuhan yang dapat hidup terlama di dunia menurut para peneliti adalah Quercus palmeri atau dapat disebut Pohon Palmer Oak yang telah hidup sekitar 13.000 tahun lamanya. Pohon Palmer Oak ini ditemukan di California oleh University of California. Sedangkan untuk hewan, telah ditemukan hewan yang telah hidup terlama di dunia ini, yaitu kerang laut quahoq yang merupakan spesies kerang Artica islandica. Kerang ini telah hidup sekitar 405 sampai 410 tahun lamanya. Kerang ini ditemukan di Islandia. 

Dari 2 bukti inilah, dapat dikatakan bahwa tumbuhan dapat beradaptasi dengan baik karena ia dapat hidup sampai 13.000 tahun lamanya. Seluruh jaringannya pasti berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Karena tidak mungkin dengan rentang 13.000 tahun tersebut, lingkungan tidak berubah sama sekali. Dan setiap jaringan dan sel-nya lah yang berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya, bukan lingkungannya yang menyesuaikan dengan spesies-spesies yang ada.

Kelima, dilihat bagaimana reaksi hewan dan tumbuhan jika mereka kekurangan air. Air dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis sehingga mereka mendapatkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan hewan membutuhkan air untuk melancarkan pencernaan, menjaga suhu tubuh, mengangkut nutrisi, memproduksi susu (bagi hewan betina), minum, membersihkan diri, sebagai tempat tinggal, dan lain-lain. Jika hewan kekurangan air, mereka masih dapat mencari sumber air ke tempat lain dan meninggalkan habitat mereka karena mereka merupakan makhluk hidup yang aktif. 

Sedangkan jika tumbuhan kekurangan air, mereka tidak dapat pergi meninggalkan habitat mereka karena mereka merupakan makhluk hidup yang pasif. Mereka hanya bias mengandalkan akar mereka untuk menyerap air sebanyak-banyaknya. Jika kondisi ekstrim seperti ini berlangsung lama, tidak menutup kemungkinan bahwa kedua makhluk tersebut akan mati, tetapi setidaknya ada salah satu makhluk hidup yang dapat bertahan hidup lebih lama. Jika kondisi tumbuhan dan hewan tersebut sama-sama sehat, yang akan lebih lama hidup adalah hewan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun