Anak-anak Ibu Nur yang lain, yaitu bernama Salsabila (10 tahun) dan Amel (6 tahun). Keduanya adalah anak-anak perempuan yang pintar di sekolahnya. Salsabila menduduki peringkat ketiga di kelasnya dan Amel yang sedang mengasah keterampilan membacanya. Kesamaan dari mereka berdua adalah semangat mereka dalam belajar. Kala itu, aku sempatkan diri untuk membuka kelas belajar bahasa asing untuk adik-adik di sekitar rumah Ibu Nur. Salsabila dan Amel mengajak teman-temannya untuk belajar bersama kami para peserta PPAN. Kami ajarkan mereka bahasa Inggris tetapi setelah cukup pandai dan paham berucap, maka mereka memintaku untuk mengajarkan mereka bahasa Prancis. Mereka bersorak sorai kegirangan dan mereka terlihat begitu antusias ingin belajar bahasa Prancis. Aku mengenalkan mereka pada kata, BONJOUR! Lalu, mereka saling berucap, BONJOUR Ka Stef! Kala itu, kudengar mereka berkeliling dan mengucapkan kata bahasa Prancis itu berulang kali, tanpa sadar mataku berkaca-kaca. Aku berseru, “Oh Tuhan, semangat mereka sangat besar untuk belajar bahasa baru, semangat yang belum tentu dimiliki oleh anak-anak lain di luar Kalibaru Timur, Cilincing.” Hatiku bergetar, ku bawa mereka dalam doa, agar kelak dapat diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan tinggi di kelas bahasa asing. Berdasarkan pengalaman, aku mengerti bahwa bahasa asing dapat menghantarkan mereka pada dunia yang lebih luas, wawasan yang dalam dan informasi yang utuh. Sebab, semangat merekalah yang menjadi pemicuku untuk tak lelah mengajarkan bahasa asing yang kumiliki bagi anak-anak di DKI Jakarta atau bahkan ke seluruh Indonesia.
Melalui Program Live-in ini, aku sudah melakukan satu langkah konkrit dengan memberikan motivasi kepada masyarakat di Cilincing bahwa banyak jalan yang tersedia bagi mereka untuk melanjutkan studi. Banyak info beasiswa dan jalur masuk perguruan tinggi yang kami berikan, agar mereka terpacu untuk kuliah. Antusias mereka yang besar menjadi bukti bahwa mereka memang membutuhkan kita sebagai fasilitator mereka dalam mengumpulkan informasi sebanyak mungkin.
Ingatlah kawan, para pemuda dan pemudi di Indonesia bahwa seluruh rakyat yang kesusahan adalah tanggung jawab kita. Sebab masa depan bangsa, bertonggak pada Pemuda sebagai generasi penerus. Jangan pernah lelah dan jangan pernah berhenti untuk mencintai Negeri kita Indonesia, sehingga jiwamu tak pernah berhenti bersemangat untuk membangun Ibu Pertiwi. Selamat mencintai Indonesia, selamat berjuang kawan-kawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H