Mohon tunggu...
Stefanus Yohanes
Stefanus Yohanes Mohon Tunggu... -

Ordinary?! Not me...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Praktik Komunis di Era Soeharto?

2 September 2015   14:22 Diperbarui: 2 September 2015   14:22 2703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Presiden seumur hidup
Negara komunis Korut menerapkan sistem presiden seumur hidup, buktinya presiden pendahulu, Kim Il Sung dan Kim Jong Il adalah presiden yang terus memangku jabatannya hingga akhir hayat. Demikian pula keturunannya, Kim Jong Un yang ketika pemilu di Korut hanya menyertakan namanya seorang dalam kertas pemilihan. Alhasil Kim Jong Un menang dengan suara 100%.

Saat era Orde Baru, pemilihan presiden dipilih oleh MPR. Soeharto berkuasa selama 32 tahun, jika tidak ada unjuk rasa reformasi, kemungkinan besar Soeharto menjadi presiden sampai akhir hayat. Soeharto sudah didesain menjadi presiden seumur hidup dan selalu dilantik MPR, hanya reformasi yang memaksanya turun dari jabatannya.

Kesimpulan: Pemilu di Amerika berlangsung setiap 4 tahun sekali, dengan pemenang capres yang tidak bisa diprediksi, semua murni dari suara rakyat. Walaupun Soeharto sangat dekat dengan Amerika, ia tidak menerapkan cara itu, bisa-bisa Soeharto lengser jika dipilih oleh suara rakyat. Dalam hal ini Soeharto, menerapkan praktik ala rezim komunis Korut yang menerapkan jabatan presiden seumur hidup dengan hasil yang sudah dipastikan.

5. Pelanggaran HAM sudah menjadi hal biasa
Di negara komunis Korea Utara, pelanggaran HAM sudah menjadi makanan sehari-hari, nyawa manusia seperti tidak ada harganya sama sekali. Seperti Kim Jong Un yang mengeksekusi petinggi partai komunis hanya karena alasan sepele, misal ketahuan tidur saat pidato kenegaraan Kim Jong Un, atau saat Kim Jong Un mengeksekusi arsitek bandara karena hasil yang tidak sesuai keinginan.

Walaupun tidak seekstrim di Korut, saat era Orde Baru dikenal istilah Petrus (Penembak Misterius) yang tugasnya mengeksekusi orang-orang yang diduga mengancam pemerintahan dan mengganggu stabilitas negara. Tidak heran jika pelanggaran HAM yang dilakukan Soeharto sudah seperti di negara-negara komunis.

Kesimpulan: Negara adidaya Amerika yang jelas menjunjung tinggi HAM tidak akan menghabisi warga negaranya dengan mudah. Walaupun Soeharto dekat dengan Amerika, tetapi ia mengadopsi tata cara komunis dalam menyingkirkan target yang dianggap mengganggu stabilitas negara.

===

Itulah beberapa kemiripan antara kepemimpinan Soeharto dengan kepemimpinan negara-negara komunis. Jika ada orang bertanya: “Apakah Indonesia adalah negara komunis”? Jawabannya adalah "BUKAN!" Tetapi jika pertanyaannya adalah “apakah Indonesia pernah melakukan praktik-praktik kepemimpinan ala komunis?” Maka jawabannya adalah “YA. PERNAH!”

Jadi mereka yang demo menolak komunis pun tidak mengerti bahwa sesungguhnya dulu ketika era Soeharto, Indonesia tanpa sadar justru malah menerapkan tata cara komunis. Ini menurutku, bagaimana menurut anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun