Mohon tunggu...
Stefanus Rivaldo Gorianto
Stefanus Rivaldo Gorianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Role Model Sebagai Strategi Pemasaran Brand Nike

26 November 2023   22:53 Diperbarui: 30 November 2023   00:03 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nike adalah brand yang tidak asing lagi ditelinga masyarakat dunia. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana brand ini menguasai pasar dunia dengan memiliki kekayaan sebesar USD 154,58 Miliar (per September 2022), dan bahkan menjadi perusahaan dengan keuntungan terbesar pada tahun 2020 secara global. Banyak hal dilakukan oleh Nike untuk mengembangkan produk mereka yang meliputi pakaian dan aksesoris olahraga sejak awal perjalanan Nike di tahun 1962 oleh Bill Bowerman dan Phil Knight. Pastinya, berbagai cara dilakukan untuk promosi dan melakukan marketing produk-produk Nike hingga mendapatkan keuntungan dan juga mampu dikenal dunia. Hal ini ditunjukkan dengan melekatnya brand tersebut dihidup kita. Bagaimana tidak?, semua orang sudah mengenali logo "Swoosh" adalah Nike ketika kita melihat logo tersebut dimanapun dan kapanpun.

 Jika kita melihat beberapa tahun ke belakang, kita akan menyadari terdapat berbagai cara dari brand Nike untuk dikenali oleh masyarakat dunia. Mulai dari menampilkan produk Nike di sebuah spanduk sehingga banyak dilihat oleh orang banyak di jalanan, dan mengadakan sebuah kampanye dalam menggunakan produk Nike itu sendiri, atau memanfaatkan teknologi internet dan sosial media untuk menjadi wadah promosi kepada para khalayak. Tidak hanya itu, Nike juga memberikan desain menarik yang berbeda dengan brand lainnya, baik dalam menampilkan spanduk, maupun menampilkan promosi mereka melalui sosial media dan website resmi Nike.

Indonesia sendiri merupakan negara di Asia Tenggara yang turut menjadi tempat dimana produk Nike berkembang. Pada 2007 lalu, Nike menjadi sponsor resmi Tim Nasional Sepakbola Indonesia hingga tahun 2019, hal ini berhasil meningkatkan pasar Nike di Indonesia dari banyaknya jumlah penduduk Indonesia dan banyaknya masyarakat Indonesia yang menyukai olahraga sepakbola. Tidak jauh dari Indonesia, kita juga dapat melihat bagaimana pemasaran Nike di negara Filipina. Dimana, Nike juga menjadi sponsor resmi Tim Nasional Bola Basket Filipina, karena banyaknya penggemar basket di Filipina, dan bagaimana Tim Nasional Bola Basket Filipina dikenal dunia dengan permainan basket yang mendominasi di daerah negara-negara Asia.

Dengan begitu, maka kita dapat melihat bagaimana brand Nike berusaha untuk mempengaruhi khalayak di kedua negara tersebut melalui kerjasama dengan Tim Nasional olahraganya dari sudut pandang teori belajar sosial. Berdasar pada penjelasan Albert Bandura (2009) mengenai teori ini, kita dapat memahami bahwa teori belajar sosial menjelaskan bahwa adanya usaha memposisikan seseorang sebagai role-model hingga berkaitan dengan nilai dan pemikiran yang turut berubah dalam kehidupan dengan mengikuti seseorang sebagai role-model.

Jika kita lihat dari pemasaran Nike di kedua negara tersebut yang berkaitan dengan sudut pandang teori belajar sosial, maka terlihat jelas bagaimana peran dari tim nasional sepak bola Indonesia maupun tim nasional bola basket Filipina telah menjadi role-model bagi masyarakat di kedua negara yang gemar dengan olahraga-olahraga itu. Tidak hanya itu, adanya tampilan-tampilan gambar atau foto pemain atau idola olahraga dari kedua negara tersebut yang menggunakan brand Nike juga semakin memperkuat pengaruh kepada masyarakat untuk tidak hanya melihat apa yang dilakukan oleh "idola" mereka, tetapi hingga pakaian dan aksesoris yang melekat di tubuhnya juga akan diikuti oleh mereka yang mengidolakannya.

Tetapi meski begitu, tetap ada perbedaan atau perbandingan unsur belajar sosial dalam pemasaran Nike di kedua negara ini. Indonesia sendiri meskipun menjadi negara yang juga sudah dikenal dunia, tetapi pemasaran Nike tidak sekuat pemasaran yang dilakukan di negara Filipina. Hal ini didasarkan pada 10 tahun terakhir, dimana Nike melakukan promosi dengan menampilkan para pemain sepakbola yang digemari masyarakat Indonesia menggunakan produk Nike hanya pada sebuah gambar maupun spanduk, dan bahkan bisa dikatakan masih jarang ditemui oleh masyarakat secara langsung di jalan maupun di sosial media. Tidak hanya itu, juga belum ada atlet yang berasal dari Indonesia yang melakukan kontrak resmi bersama Nike.

Sedangkan di negara Filipina, Nike melakukan pemasaran produknya tidak hanya bekerja sama dengan tim nasional olahraga yang digemari masyarakat Filipina, dan menampilkan gambar dan spanduk, tetapi juga menghadirkan sesuatu yang mampu mendorong pengaruh Nike terhadap khalayaknya, yaitu seperti menghadirkan video berjudul "Nike Philippines "Basketball, My Way"". Video tersebut menampilkan bagaimana tim basket kebanggaan Filipina melakukan perjalanan hingga mampu bertanding basket dengan hebat, dan dilengkapi dengan pakaian hingga sepatu basket dari produk Nike. Selain itu, terdapat atlet dari Filipina yang melakukan kontrak bersama Nike, salah satunya adalah seorang petinju kelahiran Filipina, Manny Pacquiao. 

Meskipun memang hal ini tidak menjadi permasalahan bagi pemasaran Nike di pasar dunia sebagai worldwide brand, tetapi jika dilihat lebih dalam lagi akan terlihat perbedaan dan pengaruh yang dirasakan oleh masyarakat di kedua negara tersebut. Misal pada nilai dan pemikiran role-model yang berasal dari negara yang sama akan cenderung lebih mudah diterima dan dipahami karena kesamaan budaya dan akan terasa lebih dekat dengan masyarakat di negara  tersebut juga, dibandingkan memiliki role-model yang berasal dari daerah yang berbeda dengan adanya perbedaan nilai dan pemikiran antara idola yang digemari dan khalayak yang mengidolakannya. 

Daftar Pustaka

Littlejohn, Stephen W., and Karen A. Foss. Encyclopedia Of Communication Theory. 2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun