Mohon tunggu...
Stefanus Rivaldo Gorianto
Stefanus Rivaldo Gorianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Pembelajaran Sosial: Amati, Tekuni, Kuasai

24 September 2023   08:55 Diperbarui: 1 Oktober 2023   13:45 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Pribadi. | Gambar 1. Menonton bola melalui handphone (Sumber: androidbaru.info).  Gambar 2. Menyaksikan latihan sepak bola secara langsung (Sumber: GALAJABAR)

Setiap individu pasti mempunyai kemampuan dan keahlian berbeda-beda dalam bidang yang ditekuni oleh mereka masing-masing. 

Kemampuan di dalam diri setiap individu juga bukan sesuatu hal didapatkan secara instan, melainkan terdapat proses belajar untuk menekuni kemampuan-kemampuan tersebut. 

Mulai dari bagaimana munculnya rasa tertarik pada suatu hal, hingga pada akhirnya kita mampu menguasai dan memahami secara menyeluruh hal tersebut. 

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendalami dan mengembangkan kemampuan kita. Bisa dengan mencari dan mengumpulkan informasi untuk dipelajari yang kemudian dikembangkan, juga dengan mengamati lingkungan dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar dari memperhatikan seseorang yang lebih memahami dan menguasai kemampuan yang ingin kita kembangkan. 

Ditambah lagi dengan banyaknya media pada saat ini yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana kita untuk mengamati dan menyaksikan orang lain dalam proses belajar.

Peran orang yang menguasai suatu bidang untuk menjadi contoh dalam proses belajar adalah hal yang penting, karena dapat membantu dan mempermudah seseorang untuk semakin cepat dalam memahami dan menguasai kemampuan tersebut, atau hal ini juga dapat disebut sebagai pembelajaran sosial. 

Dimana umumnya seseorang yang dijadikan contoh kita sebut sebagai model atau idola, dikarenakan banyak hal yang dapat kita pelajari darinya untuk membantu kita berkembang. 

Pada proses pembelajaran sosial ini meskipun manusia sudah belajar banyak hal dari pengalaman langsung, tetapi dengan bagaimana seseorang mengamati lingkungan atau perilaku orang lain, ditambah dengan interaksi sosial juga menjadi cara yang efektif dalam mempelajari suatu hal (Bandura, A. 1977).

Dapat kita lihat pada bidang olahraga, bahwa ketika kita ingin mengasah kemampuan dalam bermain sepakbola, umumnya kita perlu seorang contoh atau yang sering disebut sebagai idola untuk mendorong kita untuk berkembang dan mengasah kemampuan dalam bermain sepakbola. 

Setelah mendalami bagaimana hal-hal dasar dalam sepakbola, maka peran model atau idola juga tidak kalah penting. Orang-orang yang dipilih sebagai contoh atau idola juga tentunya memiliki pengaruh besar bagi orang lain. 

Apabila kita berbicara seputar sepakbola, tidak jarang kita mendengar nama-nama pemain bintang, salah satunya seperti Cristiano Ronaldo yang seringkali diperbincangkan banyak orang.

Dilihat dari bagaimana mereka berhasil menjadi idola publik dari pengalaman dan karirnya di dunia sepak bola yang memotivasi penggemarnya di seluruh dunia. 

Dengan memilih seorang pemain bintang yang kita idolakan sebagai model dalam mengembangkan keterampilan dalam bermain sepak bola.

Maka dapat diawali dengan mengamati atau observasi bagaimana ia menerapkan gerakan-gerakan dalam permainan sepakbola, dimulai dari dasar hingga adanya variasi atau kombinasi gerakan lainnya. 

Tetapi, tidak hanya sekedar mengamati, melainkan juga ada usaha untuk meniru atau imitasi dengan menerapkan hal-hal yang berhasil didapatkan melalui proses mengamati tadi baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan. 

Setelah itu, perlunya mengingat dan mendalami secara berulang hal-hal yang berhasil didapatkan tersebut hingga mampu mahir dalam keterampilan bermain sepakbola. 

Selain itu, belajar sosial ini juga perlu dilakukan secara fokus serta dengan keyakinan yang tinggi untuk memungkinkan hasil dari proses belajar sosial ini maksimal. 

Perlu juga adanya semangat untuk belajar dan perlunya memanfaatkan teknologi sebagai sarana belajar. 

Bahkan pada akhirnya, ketika kita berhasil menguasai keterampilan suatu hal, baik seputar olahraga maupun pada bidang kehidupan lainnya.

Tidak sedikit kemungkinan kita bisa menjadi model atau idola untuk memberikan pengaruh positif bagi orang lain yang turut memiliki ketertarikan untuk mendalami juga sepakbola maupun hal lain di luar bidang olahraga. 

Daftar Pustaka

Gass, Robert H & Steiner. (2011). Persuasion: social influence and compliance gaining. (4th ed.). Boston: Pearson.

Perloff, Richard M. (2010). The dynamics of persuasion: communication and attitudes in the 21st century. (4th ed.). New York: Routledge. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun