Senin, 18 Januari 2016 terlihat sebuah pemandangan menakjubkan. Sebuah istana mewah terhampar luas dan tertata rapi dihiasi dengan berbagai taman bunga dan air mancur. Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata istana tersebut adalah kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Saya kemudian masuk kedalam salah satu bagian dari istana yaitu lounge. Terdengar aneh memang, kok bisa sebuah instansi pemerintah terdapat lounge yang notabene hanya ada di pusat-pusat hiburan saja. Di dalam lounge, saya semakin dibuat takjub tatkala melihat tata ruangan yang begitu rapi dan bersih. Terdapat tempat duduk yang rapi, meja yang berisi berbagai macam makanan ringan dan minuman, 3 monitor layar sentuh , 2 televisi LED , serta toilet berkelas internasional. Lounge ternyata merupakan sebuah ruangan pelayanan publik bagi masyarakat. Dari berbagai fakta diatas, dapat disimpulkan bahwa kabupaten Banyuwangi telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa.
           Banyuwangi adalah sebuah kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur dengan luas lebih dari 5000 km2. Maka tidak heran, kabupaten itu merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur bahkan terluas di pulau Jawa. Selain terluas, lokasi kabupaten Banyuwangi berada paling ujung timur pulau Jawa. Pada zaman dahulu, Banyuwangi sering dicap sebagai daerah dengan tingkat kemistisan yang berbahaya. Sejumlah dukun/orang-orang pintar banyak tersebar di daerah Banyuwangi. Daerah ini juga saat itu masih kalah dari Malang, Surabaya, Jember, Sidoarjo, dan Gresik. Namun pada tahun 2010, terjadi pembalikan keadaan oleh seorang bupati muda yang bernama Azwar Anas. Bupati Anas berpandangan bahwa sebelum tahun 2010, Banyuwangi hanya sebuah daerah perlintasan saja. Masyarakat lebih memilih destinasi seperti Surabaya dan tentu saja Bali. Atas dasar itu, kemudian dia berpikir keras sehingga akhirnya menemukan cara yaitu dengan mengembangkan kawasan pariwisata.
Kabupaten Banyuwangi ternyata memiliki objek-objek wisata yang sangat berlimpah baik alam maupun budaya sebut saja Kawah Ijen, Pantai Plengkung, Hutan Wisata Alas Purwo, Pantai Merah, Tarian Gandrung, dan sebagainya. Langkah pertama yang diambil oleh Pak Anas adalah dengan menerapkan sistem public-private-partnership. Menurut United Kingdom Foreign and Commonwealth Office bahwa sistem itu merupakan perjanjian kontrak antara sebuah badan politik dan sebuah entitas swasta , yang mana akan dibagi asset dan kemampuan dari tiap pihak yang mengoperasikan sebuah fasilitas/jasa dalam periode waktu yang cukup panjang yaitu 20-30 tahun / lebih. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem PPP ini mencoba untuk membangun hubungan antara pemerintah dengan swasta. Pak Anas membuka sebesar-besarnya investasi dengan menawarkan keunggulan pariwisata. Selain itu, pihak pemerintah kabupaten telah merancang 3 prioritas pembangunan yaitu :
a)Â Â Â Â Â Utama
-Â Â Â Â Â Â Â Â Â pendidikan sebagai fokus utama dengan membangun berbagai macam sekolah dari SD hingga perguruan tinggi termasuk salah satunya adalah Universitas Airlangga yang sudah mempunyai nama di Indonesia, serta membangun jaringan wifi dengan jumlah 1.500 buah.
b)Â Â Â Â Â Unggulan
-Â Â Â Â Â Â Â Â Â pariwisata dengan membuka event internasional seperti Tour de Ijen, promosi-promosi wisata lewat media-media sosial dan elektronik, serta menggelar berbagai parade kebudayaan
c)Â Â Â Â Â Pendukung
-Â Â Â Â Â Â Â Â Â membuka hotel-hotel yang berkelas internasional bukan berkelas melati, menutup diskotik-diskotik , serta gencar memerangi korupsi. Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan mental orang Banyuwangi yang baik dan sopan.
Berbagai usaha dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akhirnya membuahkan berbagai macam prestasi antara lain :
1)Â Â Â Â Â Dalam rentang waktu 5 tahun Banyuwangi telah menyabet lebih dari 100 penghargaan nasional maupun internasional seperti juara dunia UNWTO/ Badan Pariwisata Dunia untuk kategori inovasi publik mengalahkan Medellin,Columbia serta Puertorico tahun 2016 ini.
2)Â Â Â Â Â Daerah dengan tingkat inflasi terendah kelima di Indonesia.
3)Â Â Â Â Â Daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi diatas 6% melebihi rata-rata nasional.
4)Â Â Â Â Â Mengurangi tingkat kemiskinan dari 20% menjadi hanya 6%.
5)Â Â Â Â Â Kabupaten digital society terbaik dan terbesar di Indonesia.
6)Â Â Â Â Â Kabupaten dengan perencanaan aksi pencegahan korupsi terbaik se-Indonesia
7)Â Â Â Â Â Pelabuhan Muncar sebagai pelabuhan terbesar kedua setelah Bagan Siapi-api
Â
Kesuksesan Banyuwangi menjadi cerminan bahwa birokrasi di Indonesia perlu transparan, akuntabel, serta berintegritas. Indonesia masih perlu pemimpin seperti Azwar Anas yang mau berjuang demi rakyat. Selama ini, permasalahan yang ada di Indonesia adalah pemerataan ekonomi antara pusat dengan daerah. Walaupun, pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki prospek yang bagus, akan tetapi hasil yang didapat hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yaitu hanya kaum menengah dan mayoritas. MEA/Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah berlangsung, dan bangsa Indonesia harus siap bertarung dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand. Pemerintah Indonesia perlu memfokuskan pada pemerataan ekonomi bukan pertumbuhan ekonomi dengan membangun sistem pendidikan dan ekonomi yang memadai. Daerah-daerah yang perlu mendapat perhatian harus dikembangkan secara berkualitas sehingga bisa menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing di pasar ASEAN. Jika hal tersebut dapat terselenggara, maka Indonesia akan menjadi negara kuat di ASEAN bahkan bisa menyaingi Tiongkok, Jepang, Korea serta negara-negara di Eropa lain. Jayalah Indonesiaku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H