Mohon tunggu...
Stefanus Poto Elu
Stefanus Poto Elu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bung Karno

Saya suka petualangan di alam bebas, belajar banyak hal di jalanan dan menuliskannya di media apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Fenomena Hilangnya Kepercayaan Kita pada Huruf F dan V

8 Oktober 2022   11:58 Diperbarui: 9 Oktober 2022   14:19 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa musababnya, fenomena mencampuradukan huruf F atau V dan huruf P kian lumrah di tengah masyarakat Indonesia saat ini. Orang tidak tahu lagi kapan menggunakan huruf P dan kapan menggunakan huruf F atau V. Rata-rata kata Bahasa Indonesia yang berawal huruf F atau V selalu dibaca dengan lafal P.

Fenomena ketidaksanggupan mengucapkan huruf F atau V ini lumrah kita temukan baik dalam lafal maupun tulisan. Tulisan-tulisan resmi, yang sekiranya melek pada penggunaan kata Bahasa Indonesia yang baku dan benar pun absen di hadapan huruf-huruf ini.

Hemat saya, ketidakmampuan sebagian masyarakat Indonesia untuk mengucapkan huruf F atau V bukan karena gangguan lahiriah, namun karena kita tidak ingin belajar menggunakan kata-kata Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Korban Bahasa Lisan

Sekitar lima hingga tujuh tahun yang lalu, kesalahan lafal dengan mem-P-kan semua kata yang diawali dengan hutuf F atau V kerap terjadi dan beredar dalam kelompok masyarakat suku tertentu.

Dalam bahasa komunkasi harian atau dalam bahasa lisan, sebagian saudara kita terkadang salah melafalkan huruf P atau V. 

Kata yang diawali dengan huruf F selalu diucapkan sebagai huruf P. Demikian juga yang berakhiran huruf F diucapkan dengan bunyi huruf P. Lantas, kita akan sama-sama tertawa.

Kala itu, kesalahan dalam bahasa lisan ini, sejauh saya amati, belum merambah ke dalam bahasa tulis. Artinya, kalau diminta menulis, hampir semua dari kita masih bisa membedakan dengan jelas penggunaan huruf P dan F atau V.

Apa yang terjadi sekarang?

Belakangan, kesalahan dalam menggunakan huruf P dan F atau V meluas. Rata-rata orang sudah tidak bisa membedakan dengan jelas kapan harus mengucapkan huruf P dan huruf F atau V. Semua kata yang dimulai dengan huruf F dan V -- yang dalam pelafalannya hampir sama -- selalu diucapkan sebagai huruf P.

Yang lebih memprihatinkan bagi saya, kesalahan itu bukan hanya dalam bahasa ucap. Ia sudah dipakai dalam bahasa tulis. Dalam menulis, sebagian masyarakat Indonesia tampak gagap dalam menggunakan tiga huruf itu. Penggunaannya sering terbolak-balik. Kata-kata yang harus diawali atau diakhiri dengan huruf F atau V, selalu diganti dengan huruf P.

Fenomena ini bahkan terjadi atau dipakai dalam forum-forum resmi. Pejabat-pejabat publik ketika berbicara atau menulis pun ikut-ikutan tidak paham kapan harus menggunakan huruf P dan F atau V. Penulisan di media sosial semacam grup WA, status Facebook, unggahan Instagram, hingga quote TikTok, jangan tanya: amburadul.

Lagi, sebagian wartawan yang mestinya menjadi ujung tombak menyampaikan hal-hal benar dengan kata-kata Bahasa Indonesia yang benar pun ramai-ramai menjiplak. Lihat saja sejumlah media online. Wartawannya benar-benar tidak bisa membedakan kata yang menggunakan huruf P dan huruf F atau V. Ini kita belum bicara penggunaan awal dan akhiran, logika kalimat dan cita rasa bahasa.

Cukup menyedihkan buat saya, ketika kita ramai-ramai membuat kesalahan, dan ramai-ramai menerimanya sebagai hal yang lumrah. 

Saya khawatir, kesalahan ini pelan-pelan menjangkiti semua lini bahasa kita, mulai dari lafal hingga tulis, sehingga pada akhirnya kita menerimanya sebagai sesuatu yang biasa saja. Sama-sama mengamini kesalahan itu.

Saya bayangkan, di sebuah masa yang akan datang, abjad dalam Bahasa Indonesia yang kita cintai ini hanya berjumlah 24, lantaran huruf F dan V sudah hilang dari ingatan. Kita sama-sama amnesia kepada dua hurut ini. Lalu tidak lagi percaya pada kata-kata yang sudah kita himpun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kembalikan Peran Huruf P dan V

Karena itu, sebagaimana kesalahan penggunakan huruf F atau V yang masif di tengah masyarakat kita sekarang, kita pun mesti berusaha keras membuat arus balik. Kita harus maju bersama untuk mengembalikan peran dan fungsi huruf "F" atau "V" pada tempat yang layak dan sepantasnya.

Rekan-rekan jurnalis dapat menjadi pelopor untuk jeli dan konsisten menggunakan dua huruf ini secara tepat. Baik dalam lafal maupun dalam laporan berita atua reportasi, jangan sampai menghilangkan peran penting dua huruf ini.

Saya sendiri sudah mengawalinya dari kampus tempat saya mengajar, Universitas Bung Karno. Kepada para mahasiswa saya tegaskan untuk benar-benar memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dalam penggunaan ketiga huruf ini: P, F dan V.

Saya tidak segan untuk mengatakan kepada mereka, "Saya akan mencoret tugas, makalah, atau hasil ujianmu seandainya saya menemukan kesalahan dalam menempatkan ketiga huruf ini".

Tentu tujuan utama bukan untuk menakut-nakuti. Saya hanya ingin menegaskan bahwa situasi kita sedang genting. Kita tidak tak bisa menganggap fenomena salah kaprah ini sebagai hal yang lumrah. Ia harus dikikis, bahkan dalam bahasa lisan sekalipun.

Kalian bisa melakukan hal serupa. Misalnya, dimulai dari lingkungan terkecil, seperti keluarga, sahabat, rekan kerja, atau bahkan di grup-grup media sosial. Jangan ragu untuk mengoreksi atau memperbaiki ketika kamu menemukan kesalahan dalam penggunaan ketiga huruf ini.

Ingat, siapa lagi yang bisa menjaga dan merawat Bahasa Indonesia yang amat kaya ini, kalau bukan kita? Tidak khawatirkah kamu bahwa karena kesalahan-kesalahan ini kita akan mewariskan Bahasa Indoenesia yang compang-camping kepada generasi kita selanjutnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun