Tentu tujuan utama bukan untuk menakut-nakuti. Saya hanya ingin menegaskan bahwa situasi kita sedang genting. Kita tidak tak bisa menganggap fenomena salah kaprah ini sebagai hal yang lumrah. Ia harus dikikis, bahkan dalam bahasa lisan sekalipun.
Kalian bisa melakukan hal serupa. Misalnya, dimulai dari lingkungan terkecil, seperti keluarga, sahabat, rekan kerja, atau bahkan di grup-grup media sosial. Jangan ragu untuk mengoreksi atau memperbaiki ketika kamu menemukan kesalahan dalam penggunaan ketiga huruf ini.
Ingat, siapa lagi yang bisa menjaga dan merawat Bahasa Indonesia yang amat kaya ini, kalau bukan kita? Tidak khawatirkah kamu bahwa karena kesalahan-kesalahan ini kita akan mewariskan Bahasa Indoenesia yang compang-camping kepada generasi kita selanjutnya?