Lydia Setiawan, atau lebih dikenal sebagai Lydia ONIC, mendadak menjadi sorotan setelah beredarnya isu video tak senonoh berdurasi 12 menit yang diduga mirip dirinya. Lydia adalah selebgram dan Brand Ambassador (BA) tim eSports ONIC, sebuah tim profesional yang dikenal di dunia Mobile Legends. Hingga saat ini, Lydia belum memberikan pernyataan resmi terkait isu tersebut, meski rumor ini sudah memengaruhi reputasinya sebagai figur publik.
Profil Lydia Onic
Lydia Setiawan lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 24 Juli 2004. Ia dikenal luas sejak bergabung dengan ONIC Esports sebagai BA pada 28 November 2021. Sebelumnya, Lydia sudah aktif sebagai konten kreator di berbagai platform seperti TikTok dan Instagram, di mana ia sering mengunggah konten berbau gim dan vlog keseharian. Keunikan serta karismanya membuat Lydia memiliki lebih dari satu juta pengikut di Instagram dan tiga juta pengikut di TikTok.
Sebagai BA, Lydia kerap menemani tim ONIC dalam berbagai kompetisi, terutama di ajang Mobile Legends. Kariernya tidak hanya berfokus pada eSports, tetapi juga pada promosi produk melalui media sosial.
Detail Isu dan Reaksi Publik
1. Isu Video yang Viral
Sebuah video berdurasi 12 menit yang diduga menampilkan sosok mirip Lydia menjadi viral di media sosial. Meskipun belum ada bukti kuat yang mengonfirmasi keasliannya, beberapa pihak mengklaim video tersebut sebagai hasil teknologi deepfake. Spekulasi ini mencuat karena teknologi manipulasi video semakin canggih, memungkinkan pembuatan konten palsu yang sulit dibedakan dengan aslinya.
2. Tanggapan dari Lydia
Alih-alih memberikan klarifikasi, Lydia memilih tetap aktif di media sosial, membagikan konten baru tanpa menyinggung isu tersebut. Sikap ini memicu berbagai reaksi, mulai dari kritik hingga dukungan. Banyak netizen mendesaknya untuk mengambil langkah hukum untuk membersihkan namanya.
3. Reaksi Warganet
Warganet terbagi menjadi dua kubu. Sebagian percaya bahwa Lydia adalah pemeran dalam video tersebut, sementara yang lain menduga video itu adalah rekayasa. Banyak juga komentar yang menyoroti pentingnya edukasi teknologi dan keamanan digital untuk mencegah penyebaran konten palsu.