Dilihat dari berbagai kekurangan setidaknya ada 3 peluang masalah besar yang dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap BP Tapera. Pertama, masalah potongan 3% ditengah ketidakseimbangan kenaikan upah dengan kenaikan inflasi rupiah yang berkaitan terhadap daya beli masyarakat turun.Â
Kedua, masalah dari sisi pengusaha yang mengkhawatirkan terjadi perubahan perilaku kerja akibat menurunnya take home pay sehingga pekerja menurunkan kualitas dan mencari tambahan biaya lain. Ketiga, masalah model pengelolaan yang disinyalir tidak efektif ketika menabung rupiah saat ini dibandingkan dengan nilai yang didapatkan nanti saat pensiun.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis menilai bahwa pemerintah sebagai pengelola dana Tapera harus memikirkan terlebih dahulu solusi masalah besar tersebut.Â
Dengan berpedoman bahwa mencegah keburukan lebih baik, daripada mendatangkan kebaikan, maka sebaiknya selesaikan dulu masalah yang ada. Tidak perlu menambah program ketika masalah lain belum ditemukan solusinya. Dengan demikian, penulis condong bahwa program Tapera sebaiknya ditunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H