Mohon tunggu...
Stefani Krista
Stefani Krista Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta hujan, perantau, dan penyuka jalan-jalan.

Tulisan saya yang lain bisa dibaca di: http://komunitasubi.com/author/stefani-krista/ https://hujanmerahjambu.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Produk dalam Negeri: Tak Lagi Jadi Pilihan Kedua

17 Desember 2017   11:56 Diperbarui: 17 Desember 2017   12:04 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa kini produk Indonesia tak lagi menjadi pilihan kedua atau ke sekian, namun pilihan utama. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya anak muda---termasuk saya---yang suka dan tertarik menggunakan pakaian, kosmetik, alas kaki, dan banyak produk lainnya buatan dalam negeri. Gaya belanja baru ini tentu merupakan hal yang baik bagi kemajuan negeri kita, Indonesia, khususnya di bidang industri dan ekonomi.

Fenomena kecintaan suatu bangsa akan produk dalam negeri ini disampaikan pula oleh Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, pada acara Nangkring bareng Kompasiana "Budayakan Cinta Produk Dalam Negeri, Budayakan Pelaku Industri Dalam Negeri". Haris berujar bahwa bangsa-bangsa lain, seperti Korea dan Jepang, amat suka dan malah terkadang diwajibkan untuk menggunakan produk dalam negeri mereka "Ini saatnya bangsa kita bangkit!" seru Haris soal produk lokal.

Realitasnya, di Indonesia kita sudah mudah menemukan produk-produk lokal dalam berbagai kategori. Tak cuma berkembang secara kuantitas, kualitas beberapa produk lokal pun susah sangat baik, misalnya tas Eiger, kosmetik Wardah, sepeda Polygon, peralatan elektronik Polytron, dan banyak lagi. Ini pula yang membuat produk lokal kini tak lagi menjadi pilihan kedua, yaitu dari segi kualitas.

Akhyari Hananto, Founder & Editor in Chief Goodnews from Indonesia, juga mengungkapkan bahwa produk Indonesia tak hanya menjadi pilihan utama di Indonesia, namun juga di dunia. Sebut saja Indomie, Kopiko, Hotwheels, Silverqueen, Procold, dan banyak lagi. Ini patut membuat kita bangga dan semakin mencintai, serta menggunakan produk dalam negeri---yang berkualitas baik tentunya.

Kecintaan kita untuk menggunakan produk-produk lokal ini sungguh mendatangkan kebaikan bagi Indonesia. Salah satunya adalah industri produk lokal yang semakin meningkat seiring dengan besarnya kebutuhan, akan menyerap tenaga kerja lebih banyak. Keuntungan lainnya, bahan baku Indonesia akan terjaga, kualitas semakin ditingkatkan karena permintaan yang besar. Dan tentu industri-industri lokal itu juga berkontribusi dalam bidang Ekonomi Indonesia---menyumbang pajak. Hal-hal ini dijelaskan pula lebih lanjut oleh Akhyari dalam acara Nangkring tersebut.

Namun adanya gaya belanja yang memilih produk lokal sebagai pilihan utama itu tak pula tanpa masalah. Iwet Ramadhan dari Jakarta Creative Hub menyampaikan bahwa produk-produk lokal masih sulit bersaing dengan produk luar karena hal desain, kontrol kualitas, dan branding. Inilah yang membuat ia berkontribusi mendirikan Jakarta Creative Hub sebagai wadah untuk membina para pelaku industri lokal. Kementerian Perindustrian pun turut mendukung industri lokal dalam hal permodalan.

Ya, kini produk dalam negeri tak lagi menjadi pilihan kedua atau dianggap murahan. Saya pribadi pun amat tertarik dengan produk lokal, khususnya pakaian dan kosmetik. Kualitas baik, mudah didapat, dan harga yang sepadan adalah pertimbangan saya untuk memilihnya menjadi pilihan utama. 

Pada tahun 2025 diprediksikan bahwa ekonomi dunia akan bergeser ke Asia dan Indonesia menjadi salah satu bagiannya. Mari jadikan produk dalam negeri yang berkualitas tinggi menjadi pilihan utama, bukan pilihan kedua!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun