Boys Over Flowers, siapa yang gak kenal dengan serial drama Korea satu ini? Serial ini adalah drama pertama yang aku kenal dan membuatku menyukai dunia drama Korea (drakor). Drama ini bercerita tentang kisah cinta antara gadis miskin dengan empat pria tampan dari keluarga kaya. Ceritanya ringan namun penuh lika-liku, visualisasi karakter dan latar belakang yang indah menjadikan drama ini sangat menarik untuk ditonton dan membuat banyak orang menyukai drakor.
Setelah jatuh cinta dengan Boys Over Flowers, aku mulai menikmati menonton berbagai serial drakor lainnya seperti Princess Hours, Full House, The Penthouse, dan masih banyak lagi. Ceritanya bervariasi, mulai dari cerita kehidupan sehari-hari, kisah cinta yang penuh rintangan, hingga cerita-cerita berat yang berhubungan dengan dunia kedokteran, detektif, atau bahkan perebutan harta kekayaan.
Bukan hanya cerita dan visual yang menarik, namun drakor juga secara tidak langsung memperkenalkan bahasa dan budaya Korea pada penontonnya. Saat menonton drakor, pasti kalian tidak asing dengan beberapa kata percakapan sehari-hari dalam bahasa Korea, seperti jinjja, eotteoke, gwenchana, dan lain sebagainya. Saking seringnya diulang dalam percakapan di drakor, secara tidak sadar kita jadi ingat dan familiar dengan kata-kata tersebut, bahkan kadang menggunakan kata-kata ini juga dalam kehidupan sehari-hari.
Drakor sebagai Media Belajar Bahasa dan Budaya Korea
Saat ini banyak orang merasa bahwa nonton drakor itu adalah aktivitas yang buang-buang waktu. Belum tentu lho! Bagi beberapa orang, nonton drakor bisa jadi cara yang asyik dan efektif untuk belajar bahasa Korea. Kita bisa mempelajari kosakata dan kalimat baru sambil tetap menikmati alur ceritanya. Dengan cara ini, kita sebagai penonton tanpa sadar belajar bahasa Korea dengan santai.
Selain itu, jika kita memang ingin serius mempelajari bahasa Korea, nonton drakor juga bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk memahami penggunaan kata dan tata bahasa Korea. Misalnya, sebelumnya kita mungkin belum terlalu mengerti penggunaan suatu kata, tapi setelah menonton drakor yang sering pakai kata itu, kita jadi lebih paham dan bisa ngerasain 'language feel'-nya. Lalu kita juga bisa meniru intonasi dan ekspresi karakter dalam drama, serta mengetahui perbedaan aksen dan dialek beberapa daerah di Korea. Dengan begini, belajar bahasa Korea jadi tidak membosankan, kan? Berasa latihan langsung dengan orang Korea!
Membuka Peluang Karier dengan Bahasa Korea
Saat ini, skill berbahasa Korea juga bisa membuat kamu memiliki peluang karier yang menarik lho! Misalnya dengan menjadi penerjemah bahasa Korea, baik itu sebagai translator dokumen atau sebagai interpreter dalam percakapan lisan. Di era modern seperti sekarang, permintaan terhadap penerjemah bahasa Korea juga semakin meningkat, terutama dengan banyaknya perusahaan Korea yang beroperasi di berbagai macam negara, salah satunya yaitu Indonesia.
Selain menjadi penerjemah, ada peluang lain yang bisa didapatkan kalau kita menguasai bahasa Korea. Misalnya, kita bisa bekerja di perusahaan Korea sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, seperti marketing, management, finance, dan sebagainya. Selain melatih skill profesional, kita juga dapat sekaligus berlatih bahasa Korea dengan ekspatriat di perusahaan. Atau mungkin bisa juga mempertimbangkan menjadi transcriber, contohnya orang yang menulis subtitle dari tayangan berbahasa Korea, termasuk drakor. Sambil nonton drakor, bisa sambil dapat cuan, kan!
Komunitas Belajar Bahasa dan Budaya Korea