Sore itu hujan mengguyur desa Poncokusumo, tempat saya akan melewati 3 hari 2 malam bersama warga setempat. Yaa, saat itu saya sedang mengikuti kegiatan live in yang diadakan oleh kampus. Kami disambut dengan hangat oleh para perangkat desa, kemudian menuju rumah masing-masing sesuai dengan pembagian. Hari pertama saya lalui dengan berbincang-bincang dengan ibu pemilik rumah dan beristirahat.Â
Petualangan saya dimulai pada hari kedua. Pagi hari, kami diajak membantu sebuah UMKM Keripik. Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah mengambil singkong di kebun. Jalan menuju kebun tersebut melewati sebuah tempat wisata "Ledok Ombo". Wisata "Ledok Ombo" adalah sebuah tempat outbond di Desa Poncokusumo. Selain tempat outbond, "Ledok Ombo juga bisa digunakan untuk downhill.Â
Biaya yang dikenakan untuk melakukan outbond di sini adalah Rp. 55.000,- per orang, dengan minimal membawa rombongan 50 orang. Namun jika rombongan yang dibawa tidak sampai 50 orang, total biaya yang harus dibayarkan adalah Rp. 2.750.000,- dibagi sesuai dengan jumlah orang yang ikut.
Setelah melewati "Ledok Ombo", perjalanan kami menuju kebun masih panjang, melalui jalan yang berliku dan juga berbatu. Selain itu, kami juga harus melewati sungai sehingga sepeda motor yang kami bawa harus diparkir di dekat sungai. Setelah sampai di kebun, kami mulai memanen singkong. Singkong yang baik untuk dipanen adalah singkong yang berusia sekitar 8 bulan.Â
Cara memanen singkong di desa ini sudah menggunakan prinsip pengungkit, dengan menggunakan bambu dan tali. Pertama-tama, tali diikat pada batang singkong yang akan dipanen dengan menggunakan salah satu simpul pramuka, kemudian bambu dimasukkan ke dalam salah satu lubang tali tersebut. Lalu bambu tersebut diangkat dan voila, singkong keluar dari tanah dengan mudahnya.
Sesampainya di tempat UMKM, kami membantu mengupas singkong, kemudian memotong singkong menjadi lembaran keripik. Alat yang digunakan masih berupa alat manual yang membutuhkan tenaga manusia.Â
Selanjutnya kami diajak mengunjungi UMKM Sari Apel Poncokusumo. Kebetulan UMKM tersebut sedang melakukan produksi, dan kami diajak untuk mengintip proses produksinya. Pertama-tama apel dibelah, kemudian direbus hingga matang. Hasil rebusan apel kemudian disaring dan dikemas ke dalam gelas kecil-kecil. Proses pengemasan dilakukan ketika sari apel masih panas. Hal ini bertujuan agar bakteri tidak masuk dan berkembang biak dalam sari apel. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan mesin sealer.