Peristiwa Madiun 1948 memiliki dampak besar terhadap politik Indonesia. PKI terpecah menjadi dua fraksi: pro-Soviet dan pro-Tiongkok. Partai ini dinyatakan sebagai organisasi pemberontak dan dilarang oleh pemerintah. Banyak anggotanya ditangkap, diasingkan, atau dihukum mati, menyebabkan runtuhnya infrastruktur politik PKI.
Peristiwa ini juga mengarahkan politik Indonesia ke arah yang lebih anti-komunis. Dampak lainnya termasuk gangguan terhadap pembangunan, ketidakamanan masyarakat, tingginya korban jiwa, dan gangguan terhadap aktivitas harian. Namun, ada juga dampak positif, yaitu solidaritas dan kesatuan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Belanda. Pemberontakan ini juga mendorong Belanda mengadakan perundingan Meja Bundar pada tahun 1949.
Dengan berhasilnya pemerintah Indonesia menumpas pemberontakan, Republik Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa mereka mampu mengendalikan ancaman internal dan mempertahankan kedaulatan negara.
Sumber:
Harry A. Poeze. Madiun 1948: PKI Bergerak. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011)
Harun Arrasyid. “Pemberontakan Madiun 1948”, dalam artikel https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/55488004/Madiun-libre.pdf. diakses 25 Mei 2024.
Imma Ghoida Risanti. “Madiun 1948: Menggali Akar Pemberontakan PKI dan Dampaknya Terhadap Sejarah Indonesia”, https://www.researchgate.net/publication/375952084_MADIUN_1948_MENGGALI_AKAR_PEMBERONTAKAN_PKI_DAN_DAMPAKNYA_TERHADAP_SEJARAH_INDONESIA, diakses pada 29 Mei 2024.
Rachmat Susatyo. Pemberontakan PKI-Musso di Madiun 18 – 30 September 1948. (Bekasi: Koperasi Ilmu Pengetahuan Sosial, 2008).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H