Mengenal Dadih, Yogurt Tradisional Asal Minang

Dadih atau dadiah, adalah makanan tradisional asal Minang dan ditemukan di beberapa daerah di Sumatera Barat. Yuk, bersama-sama belajar mengenai makanan nusantara: apa itu dadih dan bagaimana cara pembuatannya?

Saya pertama kali mengetahui ada istilah dadih saat menonton salah satu video di Youtube mengenai bahan memasak ayam biryani dan mengulasnya melalui artikel yang berjudul "Resep Nasi Ayam Briyani Asli Kuliner India".

Salah satu bahan yang digunakan adalah dadih. Jujur, ini kali pertama saya mengetahui bahan makanan bernama dadih atau dadiah, yang ternyata adalah makanan tradisional yang berasal dari Minang, Sumatera Barat.

 

Apa itu dadih?

Dadih atau biasa disebut dengan dadiah, adalah yogurt tradisional yang menggunakan bahan dasar susu yang difermentasikan. Cara pembuatan dadih tidak berbeda dengan yogurt pada umumnya yang dibuat dengan cara fermentasi.

Namun, yang menjadi pembedanya adalah dadih atau dadiah adalah yogurt tradisional yang menggunakan bahan dasar susu kerbau.

Manfaat konsumsi dadih

Manfaat konsumsi dadih terletak dari kandungan bakteri baik yaitu asam laktat (Lactobacillus casei) yang berguna sebagau probiotik.

Selain itu, manfaat konsumsi dadih di antaranya adalah:

-       Asam laktat dalam dadih bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit, seperti: mencegah enterik pada bakteri patogen.

-       Menurunkan kadar kolesterol dalam darah

-       Adanya anti mutagen, anti karsinogenik

-       Meningkatkan daya tahan tubuh

 

Cara membuat dadih

Cara membuat dadih jika melihat bagaimana dikemas dan dipasarkan di Sumatera Barat, berikut bahan dan peralatan yang digunakan:

-          Susu kerbau

-          Batang bambu

-          Plastik untuk menutup bambu

Cara pembuatan dadih dilansir Resipository IPB adalah sebagai berikut:

-          Susu kerbau dituang ke dalam batang bamboo

-          Inkubasi pada suhu ruang selama dua hingga tiga hari

Setelah itu, dadih bisa dinikmati secara langsung, jika kurang manis, dadih juga bisa disantap dengan tambahan gula aren. Biasanya, masyarakat Minang menikmati dadih dengan emping dan juga bisa dijadikan sebagai lauk pendamping nasi.